Fuko membuka matanya dan menatap Izumi yang masih duduk disampingnya, sambil menggenggan erat kedua tangannya.
Entah sejak kapan, air mata sudah membasahi pipinya. Dadanya terasa sesak, terlebih lagi saat melihat wajah Izumi di depannya.
"Izumi.., maaf.., bagaimana aku bisa egois dan tak tahu sama sekali tentang masa lalumu?" Ucap Fuko terisak pelan, sambil menutup wajahnya.
"Fuko-senpai, apa yang kau katakan? Ini keputusanku sendiri. Aku yang seharusnya bersalah karena membuatmu salah paham selama ini." Ucap Izumi sambil memeluk tubuhnya erat dan menepuk kepalanya dengan lembut.
"Dari awal memang aku yang lemah. Aku tak dapat menolong Naomi-senpai.., dan juga Nozomi. Aku gagal melindungi mereka. Aku.., tak menepati janjiku pada Naomi-senpai." Ucap Izumi lagi, sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak, Izumi. Jangan pernah berkata seperti itu." Ucap Fuko pelan, sambil menggelengkan kepalanya.
"Izumi berhasil menyelamatku. Jika saja Izumi tak bicara denganku dulu.., mungkin aku juga akan melakukan hal itu." Lanjutnya.
Izumi terdiam dan menundukkan kepalanya, "Fuko-senpai.., bagaimana kau bisa biasa saja saat kau tahu semuanya..? Secara tak langsung.., bukankah seharusnya kau berpikir jika aku bersamamu dulu hanya karena rasa kasihan?"
Mendengar itu langsung membuat Fuko bungkam. Namun, Fuko menyunggingkan senyuman kecil, sambil mengusap rambut Izumi pelan. "Aku tahu. Tapi tanpa rasa kasihan yang Izumi berikan padaku dulu, aku tak akan bisa berada disampingmu seperti ini."
"Izumi.., kau mencintai Naomi-senpai, kan?" Tanya Fuko kemudian, yang membuat Izumi terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
"Fuko-senpai.., kenapa tiba-tiba berkata seperti itu..? Aku.., tentu saja aku mencintaimu..,"
"Izumi." Ucap Fuko tegas. "Kau malah membuatku sedih jika berkata seperti itu." Lanjutnya.
Izumi terdiam dan mengepal kedua tangannya. Dia menundukkan kepalanya, tak kuasa menatap wajah Fuko.
"Ya. Aku mencintainya. Aku mencintai Naomi-senpai lebih dari apapun di dunia ini." Ucapnya.
Fuko tersenyum kecil, "Begitu juga Naomi. Naomi juga mencintaimu, Izumi."
"Karena itu, jangan menyesali apapun. Naomi pasti sedih jika kau seperti ini." Lanjutnya.
Izumi terdiam dan menatap Fuko lama, kemudian memeluk tubuh kecil itu. "Fuko-senpai.., aku senang bisa jatuh cinta padamu. Aku memang mencintai Naomi, tapi.., denganmu.., entahlah. Kurasa, kau adalah alasanku untuk tetap bertahan di masa-masa sulit seperti sekarang."
Fuko membalas pelukannya dan tersenyum kecil, "Aku senang karena menjadi yang spesial." Ucapnya.
Izumi melepaskan pelukannya dan terdiam, "Jujur, alasanku bertemu denganmu dulu adalah Naomi. Sebenarnya aku sudah lama mencari-csri dirimu. Karena kupikir, jika bertemu dengan orang yang dapat melihat hantu.., maka--"
"Kau akan bertemu Naomi?" Tanya Fuko memotong ucapan Izumi. Dan Izumi menganggukkan kepalanya.
"Maaf, Izumi. Tapi.., aku tak dapat melihat Naomi. Aku yakin, Naomi sudah bahagia disana." Ucap Fuko lagi.
Izumi terdiam, "Yah. Aku yakin begitu. Karena penyebab Naomi bunuh diri sudah terungkap."
Fuko menatap Izumi lama, "Memang.., apa yang membuatnya seperti itu?"
"Hayama-senpai.., menyebarkan video Naomi ke seluruh sekolah hingga Naomi harus mendapatkan hukuman dan terancam tak lulus dari sekolah. Karena itu.., Naomi memutuskan untuk bunuh diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuko and the Ghost (Shattered Memories)
ParanormalKasus tangisan dari toilet atas mempertemukan Fuko dengan Nozomi, wanita cantik yang menjadi korban bullying di kampusnya. Karena merasa tak dapat membiarkan Nozomi, Fuko dan Izumi berniat membantunya, walaupun Ryu tak sepenuhnya ingin membantu mere...