KEWAJIBAN MENCARI NAFKAH DAN PAHALANYA

1.7K 1 0
                                    

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah.

Pada kesempatan shalat jum’at yang berbahagia ini, kami sebagai khatib berkewajiban mengajak kepada jama’ah terutama kepada diri kami sendiri untuk meningkatkan taqwa dan keimanan kita kepada Allah Swt, karena ketaqwaan adalah bekal kita untuk di akherat kelak. Mudah-mudahan kita dimudahkan dalam peningkatan iman dan taqwa ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, marilah kita bersama-sama bermuhasabah, intropeksi kepada diri kita sendiri tentang kehidupan kita di dunia yang fana dan serba terbatas ini.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah

Selama ini kita mengakui bahwa Tuhan kita adalah Allah SWT. Dialah Tuhan yang mengendalikan semua kekuasaan di dunia ini dan tidak membutuhkan pertolongan dari siapapun. Dialah Allah Tuhan yang mampu memberikan manfaat dan mudarat kepada kita, sehingga kita tidak perlu takut Kepada selain-Nya, dan tidak boleh memohon apapun kepada selain-Nya. Karena segala hal yang terjadi di alam semesta ini adalah pasti atas izin-Nya.
Dalam surat al-Anbiya’ : 66 Allah berfirman,

قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ.

Ibrahim berkata: "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa'at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"
Dalam surat (33),Al-Ahzab AYAT 17 , Allah berfirman,

قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا.

Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.
Dalam tafsirnya At-Thabari mengatakan Bahwa Allah menyapa Nabi seraya mengatakan wahai Nabi katakanlah kepada orang yang mengatakan oh rumahku telah roboh akibat peperangan, Katakanlah Siapa diantara kamu yang berani mencegah kehendak Allah, jika Ia berkehendak menjadikan kamu celaka baik karena perang ataupun lainnya, atau menjadikan kamu sehat-sehat saja dan selamat? Dan apakah akan ada padamu suatu kejelekan atau rahmat sebelum Allah menentukannya?
Maka pastilah kamu tidak akan mendapatkan seorang selain-Nya yang mampu menjadi waliyyan atau nasiron, yakni penolong sejati selain Allah semata.

Dalam sebuah riwayat diceritakan, suatu saat Nabi Muhammad Saw. Berusaha menyembuhkan orang sakit, setelah diobati, ternyata ia belum juga sembuh. Kemudian orang tersebut berobat kepada Abu Jahal dan ternyata ia sembuh. Melihat hal ini Nabi penasaran, mengapa hal ini bisa terjadi, akhirnya didatangkanlah penyakit itu kepada Nabi dan penyakit itu berbicara kepada Beliau:” Wahai Rasulullah, saat engkau mengobati orang sakit itu, aku belum dizinkan oleh Allah keluar darinya, namun saat aku disembuhkan oleh Abu Jahal, Allah mengizinkan aku keluar darinya” .

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus yakin akan kekuasaan Allah yang mutlak tersebut, kekuasan manusia bahkan seorang Nabi-pun adalah bersifat nisbi. Kita akan menjadi kaya, miskin, naik pangkat, menjadi anak saleh Semua tergantung kepada Allah “Allohu as-Somad” Dialah tempat bergantung segala sesuatu. Sehingga kita harus sadar bahwa apapun yang sedang terjadi saai ini adalah merupakan karuni Allah, dan karunia itu dapat berubah kapan saja jika Allah menghendaki.

Hadirin rahimakumullah,

Setelah kita mengetahui sifat Qudrat atau kekuasaan Allah yang mutlak tersebut, tentunya kita juga harus tahu bahwa Allah juga punya sifat Iradah yakni berkehendak atau berkeinginan. Dan sebagaimana firman Allah dalam surat adzariyat, 56:

MATERI KHUTBAH JUM'AT PILIHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang