Part 16

508 24 0
                                    

Kaki jenjang (Namakamu) terus melangkah menyusuri jalanan perkotaan yang nampak sepi ini dengan mata yang menatap kosong kearah depan.

Ia sedang memikirkan sesuatu hal yang mungkin bagi orang lain sederhana namun baginya ini adalah hal yang besar.

(Namakamu) baru saja kembali dari rumah Aldi, Ia berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Aldi yang selama beberapa hari ini terkesan sedikit renggang, namun tadi asisten rumah tangga Aldi mengatakan bahwa Aldi sedang berada di Bali untuk keperluan pekerjaan.

(Namakamu) kecewa dengan Aldi, yang (Namakamu) kecewakan bukanlah kepergian Aldi ke Bali, namun karena Aldi pergi tanpa memberitahunya dulu.

Tidak seperti biasanya, akhir-akhir ini juga (Namakamu) merasakan ada yang aneh pada Aldi, sikap Aldipun berubah 180°.

(Namakamu) tidak mengetahui apa penyebab dari perubahan sikap Aldi itu, namun pasti ada satu hal yang membuat Aldi tidaklah sama dengan Aldi yang dulu.

Namun (Namakamu) tetap harus percaya kepada Aldi, karena suatu hubungan harus ada kepercayaan yang kuat dengan pasangannya, apalagi mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah jadi mereka harus tetap saling mempercayai pasangannya.

Sekarang tujuan (Namakamu) adalah kontrakan sederhana yang sudah lama ia tinggalkan, mungkin (Namakamu) akan membereskan rumahnya, mengingat Kiara sudah ada yang menjaga jadi ini kesempatan (Namakamu) untuk pulang sebentar saja.
_____________________________

Suara tawa riang begitu menggema di dapur yang mewah ini, wajah imut serta tangannya yang sedari tadi bersih kini sudah kotor akibat lumuran tepung terigu.

Kiara nampak sangat bersemangat dan bahagia, baru kali ini ia bisa memasak dengan seorang Ibu.

Ingin rasanya Ibu Gurunya itu ia panggil dengan sebutan 'Mama' karena Ibu Gurunya jauh lebih baik daripada Mama kandungnya yang sudah lebih dahulu meninggalkannya.

Seakan lupa dengan Tante cantiknya Kiara kini merasa sangat bahagia bisa membuat kue bersama dengan Ibu Gurunya, andai saja Ayahnya mengambil Inarah untuk menjadi Mamanya mungkin saja hidup Kiara sangatlah bahagia, namun Kiara tau pasti Ayahnya tidak mau dan akan marah jika Kiara mengutarakan perasaannya itu.

Sementara di balik senyum
yang mengembang di bibir Inarah ternyata ada senyum kepuasan sedikit, Inarah merasa kalau dirinya sudah berhasil mengambil hati Kiara, dan itu artinya sebentar lagi ia akan segera mendapatkan apa yang ia mau.

Sejumlah uang bernominal besar, rumah mewah, mobil mewah, serta mendapatkan Iqbaal kembali.

Itu semua akan segera Inarah dapatkan dalam beberapa waktu dekat ini.

Yeahh!

Jika saja ia tidak menjaga sikapnya di depan Kiara, pasti dirinya sekarang akan tertawa puas.

Cih!

(Namakamu) memang Ibu kandung Kiara, tetapi buktinya Inarah lah yang berhasil mengambil hati Kiara, bukan (Namakamu) yang bahkan Ibu kandung Kiara sendiri.

Inarah merasa kalau dirinya adalah seorang wanita yang beruntung, bukan karena berhasil mendapatkan hati seorang anak kecil, tapi karena ia akan segera menjadi nyonya besar sebentar lagi.

"Bu Inarah?"

Suara mungil Kiara membuyarkan semua lamunan Inarah.

"Ya sayang?"

"Kita foto yuk, biar nanti aku bisa tunjukin ke Ayah fotonya bentar ya aku ambil hp Ayah dulu."

Belum sempat Inarah menjawab, namun Kiara segera beranjak dari meja tempat pembuatan kue, lalu menuju ke wastafel untuk membersihkan tangan dan wajahnya yang belepotan, kemudian kaki mungil Kiara berlari menuju kamar ayahnya.

She Is My DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang