Part 10

650 31 0
                                    

Roda mobil Iqbaal sudah berhenti total di depan sebuah rumah bergaya minimalis satu lantai.

Pagar hitam yang tidak sampai dua meter tingginya setengah terbuka, menandakan penghuni rumah berada didalamnya.

Iqbaal memandangi rumah itu sekali lagi, bangunan dengan dominan cat putih dan hijau, serta kebun sederhana di bagian depan, memancarkan kesegaran tersendiri.

Ada sebuah garasi mobil yang terparkir sebuah mobil silver.
Ini adalah rumah guru baru Kiara yang Kiara ceritakan dan bernama Inarah.

Hari ini hari minggu jadi Iqbaal bisa menemani Kiara pergi kerumah ibu guru barunya untuk mencicipi lemper buatannya.

Iqbaal masih terdiam, mungkinkah Inarah Guru baru Kiara itu adalah Inarahnya dulu?

Iqbaal menghela nafas, apakah ia akan masuk? Tapi kenapa rasanya resah.

"Ayah, ayo."

Dan ketidaksabaran Kiara lah yang terpaksa membawa langkah kaki Iqbaal turun dari mobil, kemudian memasuki rumah minimalis itu.

Sampai didepan teraspun Iqbaal tidak serta merta menekan bel pintu penanda ada tamu datang, ia sedikit menimbang-nimbang, tetapi Kiara sudah merengek dengan menghentak-hentakkan tangan kanan Iqbaal.

Iqbaal mengalah kemudian melangkah mendekati pintu, namun saat Iqbaal hendak memencet belnya pintu bercat putih susu itu sudah terbuka.

Nampaklah Inarah dan seorang pria berperawakan jangkung, putih, dan agak sedikit berantakan dari balik pintu.

"Eh, Kia."

"Pagi, Bu."

Kiara menyapa Inarah dengan ramah seraya memamerkan jajaran gigi putihnya.

"Pagi sayang, Kia kok gak bilang kalau mau datang?"

Inarah nampak sangat terkejut dengan kehadiran Kiara dan Iqbaal.
Ia sebenarnya tidak siap kalau harus meladeni Kiara hari ini, namun setelah Inarah melihat kehadiran Iqbaal disini juga mau tidak mau Inarah harus bersikap baik seharian ini untuk mendapat perhatian dari Iqbaal.

Iqbaal yang sedari tadi mematung kini membulatkan matanya saat melihat bahwa Inarah Guru baru Kiara adalah Inarah mantannya dahulu.

Inarah sudah pulang dari Amerika, sudah pasti ada niat jahat yang terselebung di balik semua sikap baik Inarah.

Iqbaal berusaha menepis semua pikiran negativnya, tidak ada yang boleh menyakiti Kiara atau menganggu kehidupan keluarga kecilnya, dan Iqbaal yakin Inarah adalah wanita baik-baik jadi tidak mungkin Inarah tega melakukan hal jahat kepada dirinya atau Kiara.

"Ada tamu Rah? Siapa?"

Pria berperawakan jangkung tadi muncul dari balik pintu dan langsung bertanya.

"Oh, ini murid aku Wan, namanya Kiara"

Inarah berpura-pura mengenalkan Kiara kepada Alwan, padahal sebenarnya Alwan sendiri sudah mengenal Kiara karena Kiara adalah anak kandungnya.

Iqbaal memperhatikan wajah pria yang berdiri tepat disamping Inarah itu dengan seksama, ia seperti mengenali pria itu.

"Loh, O Alwan? Om ngapain di rumah Bu Inarah?"

"Om cuma main aja."

Ah! Itu dia..

Iqbaal dapat mengingat jelas siapa pria itu, pria itu adalah Alwan, sahabat Iqbaal sewaktu SMP dulu.

"Alwan? Lo Alwan Rasyid Naufal kan?"

"Iya, lo Iqbaal Dhiafakhri kan?"

"Weii broo apa kabar?"

She Is My DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang