(Namakamu) sekarang tengah berbaring di samping Kiara yang sedang meringkuk didalam pelukannya.
"Tante kenal sama Om Alwan?"
"Gak."
(Namakamu) terdiam sejenak seraya menatap wajah Kiara, sebenarnya Alwan adalah Ayah kandung dari Kiara, namun ia tidak pantas disebut sebagai seorang Ayah karena Alwan bukanlah sosok yang bertanggung jawab, Alwan sudah mengambil semua kebahagiaan (Namakamu) lalu meninggalkan (Namakamu) begitu saja dalam kesendirian dan kesedihan.
(Namakamu) menatap sendu wajah Kiara, wajah anaknya itu tidak mirip sama sekali dengan Alwan wajah Kiara lebih cenderung mirip dirinya.
Beruntunglah Kiara tidak mirip dengan ayahnya, (Namakamu) berharap sifat Kiara juga tidak mirip dengan ayahnya, (Namakamu) mau Kiara memiliki sifat yang bertanggung jawab, lemah lembut, baik, dan mempunyai akhlak yang mulia, (Namakamu) juga ingin Kiara dapat menjaga satu-satunya kehormatan yang dimiliki oleh seorang wanita jangan sampai kehormatan itu diserahkan kepada orang yang salah.
(Namakamu) tidak mau Kiara merasakan apa yang ia rasakan, cukup ia saja yang merasakan hal sepahit itu, dipaksa oleh seorang pria bejat untuk menuruti nafsunya, jangan sampai anaknya merasakan hal itu, ia ingin anaknya mendapatkan pria yang baik suatu saat nanti.
Kiara menatap wajah (Namakamu) dengan tatapan bingung, lalu tangan mungilnya bergerak mengelus pipi tirus (Namakamu).
Sentuhan lembut tangan mungil Kiara membuyarkan lamunan (Namakamu), (Namakamu) tersenyum kemudian menyentuh tangan Kiara yang menempel di pipinya.
"Tante kenapa?"
"Tante gak apa-apa kok sayang."
(Namakamu) tersenyum miris, mengingat Alwan sudah bertemu dengan Kiara (Namakamu) takut kalau Alwan akan merebut Kiara dari dirinya dan Iqbaal.
(Namakamu) tidak sudi kalau harus Alwan yang merawat anaknya, (Namakamu) lebih senang kalau Iqbaal yang merawat Kiara.
Iqbaal lebih cocok disebut sebagai seorang ayah karena Iqbaal adalah sosok yang tegas, bertanggung jawab, penyayang, dan dewasa, tidak seperti Alwan yang berandalan, tidak bertanggung jawab, tidak tegas, juga sifatnya yang masih seperti anak-anak.
(Namakamu) membayangkan kalau saja seandainya dulu dirinya bertemu dengan Iqbaal bukan dengan Alwan, pasti sekarang dirinya sudah menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Iqbaal dan anak-anak mereka.
(Namakamu) menepis semua pikiran itu, ia tidak pantas berpikiran seperti itu, dirinya memang sudah ditakdirkan bertemu dengan Alwan dan Tuhan memang sudah menitipkan Kiara pada dirinya.
Iqbaal hanyalah orang yang sengaja Tuhan kirimkan untuk merawat Kiara bukan orang yang Tuhan kirimkan untuk dirinya.
Dirinya hanyalah sampah yang tak berguna, mana mungkin Iqbaal mau mempunyai istri seperti dirinya yang sudah tidak suci lagi, lagipula (Namakamu) juga sudah menjadi milik Aldi sepenuhnya, tahun depan ia berencana akan menikah dengan Aldi.
Tanpa (Namakamu) sadari ternyata Kiara sudah asyik terbuai dialam mimpinya seraya memeluk boneka hello kitty kesayangannya.
(Namakamu) tersenyum menatap wajah Kiara yang terlihat sangat lucu bila sedang terlelap seperti itu, kemudian tangan (Namakamu) bergerak mengelus rambut Kiara.
(Namakamu) menyelimuti tubuh Kiara sampai sebatas dada lalu ia mengecup singkat kening Kiara.
Suara mobil Iqbaal terdengar memasuki garasi rumah mewah ini, (Namakamu) tersenyum, Iqbaal sudah pulang dari kantornya, kaki (Namakamu) segera bergerak menuju pintu depan untuk membukakan pintu bagi Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is My Daughter
RomanceBerawal dari sebuah incident yang membuat (Namakamu) hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan. (Namakamu) tidak sanggup merawat anak itu sendirian sehingga ia menitipkan anaknya pada seorang pria yang mau menerima bayinya dengan baik. Kini setela...