Al masuk ke sebuah rumah besar dengan arsitektur kelasik yang di dominasi dengan warna merah dan hitam. Bangunan yang di tempatinya selama 19 tahun dan mempunyai banyak kenangan di dalamnya. Rumah yang dulu bagaikan surga itu kini menurutnya hanya sebuah bangunan kosong tampa jiwa.
Tampa memperdulikan sapaan para pelayang yang kebetulan berpapasan dengannya, Al terus berjalan menuju ke kamarnya. Tapi langkahnya terhenti saat sebuah suara yang sangat familiar memanggil namanya.
"Al..."
Al berbalik dan mendapati sang ayah disana.
"Ikut ayah sebentar..." ucap Ahmad Dani melangkah ke ruang kerjanya. Maka mau tak mau Al pun mengikuti sang ayah ke ruangannya.
Ahmad Dani duduk di meja kerjanya. Setelah Al duduk di depannya Ahmad Dani meletakan majalah di depan Al. Di sampul majah itu jelas foto dirinya dan Yuki.
"Maksudnya ini apa?"
"Seperti yang ayah lihat... itu aku dan Yuki" jawab Al santai.
"Ayah udah bilang berapa kali sama kamu... kamu boleh deketin semua gadis yang kamu suka, manfaatin mereka atau ngapain aja sama mereka. Tapi jangan pacarin mereka. Mereka semuanya itu gak ada apa-apanya, mereka itu gak bisa ngasih ke untungan sama kamu. Ayah udah siapin calon yang pas buat kamu. Jadi cepet putusin gadis itu!"
"Ayah gak berhak ngatur-ngatur aku mau jalan sama siapa. Ayah pikir aku kayak ayah yang suka mainin wanita terus buang mereka kayak sampah..."
PLAAKK... sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Al.
"Ayah peringatin sama kamu juga El... selama kalian masih ada di bawah ayah jangan berani menentang ayah, atau kamu ingin di coret dari hak waris seperti adik kamu Dul. Dan satu lagi yang harus kamu inget... kamu bisa seperti sekarang ini karna ayah..." geram Ahmad Dani sembari meninggalkan Al yang masih memegangi pipinya yang terasa panas.
Setelah Ahmad Dani meninggalkan ruangan itu, Al pun segera menuju kamarnya dan mengompres pipinya. Dia tak ingin ada memar di sana. Setelah di rasa cukup dia segera merebahkan tubuhnya. Bayangannya kembali ke masa lalu saat Al masih kecil, dimana ada ayah, bunda dan adik-adiknya. Itu adalah saat-saat yang membahagiakan. Hingga band ayah semakin terkenal dan ayah jarang di rumah. Bunda mulai bosan dan ingin mencari kesibukan yang akhirnya membuat bandnya sendiri. Dan sejak saat itu bukan hanya ayah, bunda pun jadi jarang di rumah. Hanya ada Al dan dua adiknya yang sedikit tak di perhatikan. Dan entah sejak kapan pertengkaran-pertengkaran itu yang sering Al dengar jika ayah dan bundanya ada di rumah. Puncaknya tahun 2008, Sembilan tahun lalu akhirnya kedua orang tuanya bercerai dan pengadilan menjatuhkan hak asuh Al dan kedua adiknya jatuh ke sang ayah. Walau pun sejak saat itu jujur sang ayah selalu memanjakan mereka bertiga dengan materi, tapi ayah juga jadi lebih suka mengatur apa yang harus di lakukan dan tidak boleh di lakukan. Selama ini Al selalu menurut pada perintah sang ayah, tapi untuk memutuskan Yuki rasanya itu tidak mungkin. Al sudah pernah berpacaran dengan beberapa gadis tapi Yuki adalah cinta pertamanya,gadis yang benar-benar bisa membuat hatinya bergetar. Dan Al gak akan mau melepaskan gadis itu apapun yang terjadi meski dia harus melawan sang ayah. Walaupun itu berarti dia akan kehilangan hak warisnya seperti sang adik yang lebih memilih tinggal dengan bundanya dari pada ayah mereka sendiri.
Memikirkan gadis jepang indo itu membuat Al merindukannya. Tanpa berfikir dua kali di ambilnya hp yang tergeletak di sebelahnya dan segera menekan nomer sang terkasih.
"Halloo..." sapa manja dari sebrang sana membuat Al tersenyum simpul.
"Lagi ngapain?" tanya Al.
"Lagi break syuting"
"Ooo..."
"Aku denger dari El kamu pulang ke rumah ya...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GGW 2~ RIBETNYA PACARAN
FanfictionSebelumnya makasih banget yang udah baca GARA-GARA WATTPAD season 1. Di GGW 1 ada yang selalu tanya, mana sih interaksi Yuki sama Al? sebenarnya di GGW 1 aku emang ngisahin ALKI dengan kehidupan mereka masing-masing. Sedangkan di GGW 2 "RIBETNYA PAC...