Pacaran 16

1.7K 301 52
                                    

Sebelumnya Dara mau ngucapin selamat menjalankan IBADAH PUASA bagi yang menjalankan. Dan semoga puasan kita di bulan ini bisa menjadi barokah. Aminnn...

Selamat membaca 😊😊😊



El menatap ayah Dhani dengan perasaan sedikit takut. Di tariknya nafasnya dalam-dalam sebelum dia berucap.

"Ayah... andai ayah tau kalo kita. Aku, kak Al dan juga Dul sayang banget sama ayah. Bahkan kak Al selalu ngelakuin apa yang ayah minta. Dia tetap tinggal di sini walau usianya udah ngebebasin dia buat nentuin pilihat untuk tinggal sama Ayah atau Bunda. Dia juga gak pernah ngecewain ayah dan gak pernah bantah perintah ayah. Jadi untuk kali ini ijinin kak Al ngelakuin apa yang hatinya pengen lakuin yah... lagi pula kita masih terlalu muda untuk menentukan nasip kita ke depannya. Dan ayah bahkan belum kenal Yuki. Dia gadis yang baik yah..."

"Kamu itu sok tau...!! Ayah ngelakuin ini juga karna ayah sayang sama kalian tau!!" bantah ayah Dani.

"Kalo ayah beneran sayang ijinin kak Al tetep sama Yuki. Biar waktu yang nentuin sampai mana mereka bertahan. Yah... kak Al tu bener-bener masih muda dan masih suka seneng-seneng, dia itu gak mungkin mikirin soal pernikahan untuk saat ini. Kalo kak Al bosen, kak Al juga pasti bakal ninggalin Yuki kok..." 'walau aku berharap itu gak akan terjadi' lanjut El dalam hati.

"Kalo bosen... kalo enggak?"

"Berarti kak Al beneran tulus sama Yuki. Apa ayah gak seneng kalo anak ayah bisa nemuin cinta sejatinya?"

"Gak ada yang namanya cinta sejati"

"kalo ayah gak percaya cinta sejati, kenapa ayah gak yakin kalo kak Al bakal bosen sama Yuki?"

Ayah Dani kemakan omongannya sendiri, dia jadi bingung mau bales apa ucapan sang anak.

"Sekali lagi yah aku minta biarin mereka bareng lagi. Sampai mereka mutusin untuk mengakhiri kisah mereka sendiri tanpa ayah ikut campur. Selama ini kita udah sabar nerima ayah apa adanya. Bahkan saat ayah sama bunda pisah dan nikah sama tante Mulan. Kami bahkan mau nerima safia dan baby Er kayak adik kami sendiri. Apa itu masih kurang buat ayah?"

Ayah Dhani terdiam cukup lama dengan ucapan El. Hingga tampa mengucapkan sepatah katapun dia berbalik dan meninggalkan kamar Al menuju tempat kerjanya. Dimana hanya di sanalah masih terpajang foto-foto Al, El dan Dul saat masih kecil. Ayah Dani tau jika anak-anaknya pasti sangat kehilangan bunda mereka saat dia dan Maya pisah. Tapi dia benar-benar gak pernah tau sebenarnya, sedalam apa rasa sakit ke tiga anaknya itu. Bahkan dia sangat bersyukur saat ke egoisannya itu tak menjadikan ke tiga putranya menjadi anak yang bermasalah. Seperti anak pada keluarga broken home kebanyakan, bukankah harusnya itu lebih dari cukup?

Ahmad Dani kembali menghela nafasnya. Bayangan masa lalunya kembali hadir di dalam otaknya.

"Apa ini karma...? kenapa Al harus punya nasib sama kayak orang tuanya?" gumam Ahmad Dhani. "Enggak... aku yang bikin Al punya nasip kayak gini... apa aku harus ngelakuain yang di bilang El barusan? Ngebiarin mereka bersatu sampai mereka bosen dan mutusin buat pisah sendiri?" Ahmad Dhani masih bimbang dengan pikirannya sendiri.





Al melajukan kendaraannya semakin cepat. Rasanya jarak Jakarta-bandung yang biasa di tempuh selama 4 jam itu terasa bagaikan seabad untuk Al. Bahkan untuk mempersingkat waktu Al tidak istirahat sama sekali. Dia hanya akan berhenti saat mengisi bensin di pom. Selebihnya dia akan terus melaju tanpa mengurangi ke cepatan.



Matahari udah hampir di atas kepala saat Yuki, Bagas dan Reina tiba di kawasan danau Situ Patenggang. Beruntung karna daerah itu yang sedikit terpencil dan juga kebetulan bukan hari minggu jadi kawasan danau saat ini cukup sepi. Reina langsung asik dengan kameranya setelah turun dari mobil. Sedangka Yuki langsung berjalan ke arah danau. Matanya tak lepas menatap air danau yang cukup tenang. Tiba-tiba bayangan saat dia dan Al bermain di pantai Bali kembali melintas di otaknya. Yuki menghela nafas pelan dan menggeleng.

GGW 2~ RIBETNYA PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang