Pacaran 8

2K 305 29
                                    

"Walaupun hubungan dua artis remaja ini sudah terespos. Nyatanya mereka masih jarang memperlihatkan kedekatan mereka di depan public. Hingga kemarin tanpa sengaja seorang awak media melihat Al dan Yuki berada di bandara Soekarno Hatta. Setelah kita selidiki ternyata mereka berdua selesai melakukan perjalannan dari Pulau dewata Bali. Kira-kira apa yang mereka lakukan disana? Hingga saat ini keduanya masih enggan untuk mengkonfirmasi pada awak media. Tapi apapun itu kita...-" layar yang menampilkan acara gosip itupun berubah gelap.

"Apa apaan ini... bukankah ayah sudah menyuruhmu memutuskan hubunganmu dengan gadis itu!!" seru Ahmad Dani di depan Al. Al hanya diam sembari memalingkan wajahnya.

"Apa harus ayah yang bertindak?!!"

"Ayah lebih baik gak usah ikut campur urusan percintaanku... lagipula, kita tu masih muda yah... aku juga belum mikirin sejauh mana hubunganku dengan Yuki. Jadi biarin aku nikmatin hari-hariku saat ini" bela Al.

"Al... ayah tu tau siapa kamu. Kamutu persis banget sama ayah. Dan jika kamu masih terus jalan sama gadis itu ayah yakin kamu gak bakal bisa lepas dari gadis itu"

"Sama kayak ayah... kayak ayah yang mencintai bunda setengah mati" sindir Al.

"Pokoknya ayah gak perduli... apapun yang terjadi kamu harus putus dengan gadis itu. Atau ayah yang akan turun tangan sendiri" ancam Ayah Dani.

"Asal ayah tau... sebelum aku sendiri yang mau ngelepasin Yuki. Ayah gak akan bisa ngelepasin dia dari aku" Al gak mau kalah dan segera berbalik ninggalin ruang kerja Ayah Dani.

Ahmad Dani mengebrak meja di depannya dengan kesal. Pandangan mata Al pada Yuki mengingatkan pandangannya pada Maya 24 tahun yang lalu, saat pertama kali dia bertemu dengan Maya. Dan Ahmad Dani yakin jika Al sudah mencintai sesuatu dengan sepenuh hati maka dia akan mencintainya hingga mati. seperti dirinya, walau dia sudah berpisah dengan bundanya anak-anak toh sampai sekarang wanita itu gak bisa di gantikan oleh siapapun di hatinya. Ahmad Dani mengepalkan tangannya. Sebelum itu terjadi dia harus melakukan sesuatu. Sesuatu yang bisa memisahkan mereka. Dan Ahmad Dani sudah punya rencana untuk itu.

Al memukul dramnya dengan keras melampiaskan rasa kesalnya. Menimbulkan suara acak yang memekakkan telinga. Bayu dan 3 teman band yang lain hanya bisa menatap Al dengan heran sembari menutup telinga mereka.

"Hentikan itu Al... loe bisa bikin kita tuli seketika tau!!" seru Bayu gak sabar dan langsung menarik stik dram Al. Al langsung protes dan menatap Bayu tajam.

"Kalo loe kesel... loe bawa stik ini dan datangin orang yang bikin loe kesel terus loe pukul tu orang sama stik ini!!" ujar Bayu.

"Loe pikir gue bisa bawa stik ini terus mukul kepala bokap gue!!" Seru Al kesel.

Mendengar itu seketika ke empat anggota band Al langsung menutup mulutnya menahan tawa. Membayangkan Al memukul kepala botak Ahmad Dani dengan stik itu pasti sangat lucu.

"Ehem..." Bayu menetralkan suaranya. "Maksud gue... kalo loe ngelakuin ini. Kasiankan drumernya inikan baru beli. Jadi mendingan loe ngelampiasin ke sesuatu yang bermanfaat. Mungkin kita bisa ke timezone" usul Bayu.

"Itu ide bagus banget" sahut Adam.

Al mengalihkan pandangannya pada Adam. Adampun mengangguk canggung, di tatap tajam oleh Al membuat nyalinya ciut.

Al kembali menatap Bayu sembari menghela nafas. "Terus manfaatnya buat gue apa?"

"Loe bisa maen game sampai puas terus koinnya bisa loe tuker boneka atau apalah buat Yuki" dari semua teman band Al, Bayu emang yang paling pinter ngomong dan bujuk orang.

Sesaat Al nampak berfikir. "Ah... gue jadi kangen cewek gue" gumam Al.

"Ya elah Al, loe kan baru pulang dari Bali tiga hari lalu. Masak dah kangen aja" sahut Eric drumer asli bandnya Al.

"Masalah buat loe?!"

"Eng... enggek..."

"Udah... udah... jadi gimana nih. Jadi ke timezone gak?" Bayu menengahi.

"Oke...!" jawab Al akhirnya yang di sambut senyum ke empatnya.

Kali ini ke limanya sudah ada di timezone. Al nampak asik dengan permainanya time crisis atau permainan tembak-tembakan bersama Bayu. Sedang ke tiga lainya sudah nyebar dengan permainan faforite mereka masing-masing. Hingga tak terasa hampir tiga jam mereka telah berada di sana.

"Kalian belum selesai? Kita laper nih" ucap Adam sembari merangkul Bayu yang sesekali masih menembakan pistolnya ke layar. Bayu menghentikan permainannya.

"Al... yari makan dulu yuk..." ajak Bayu. Mau tak mau Al pun menghentikan permainannya. Di tatapnya teman temannya yang tampak kelaparan.

"Oke deh... tapi gue mau nuker ini dulu" ujar Al nunjukin kupon yang di dapatnya dengan Bayu tadi, yang langsung di sambut anggukan mereka. Sepertinya Al udah balik ke mood normalnya kembali. Ke empat temannya menghela nafas lega sembari menatap kepergian Al menuju meja kasir.

Al mengenggam sebuah bola sebesar bola golf berwarna bening. Di dalamnya seperti ada air dengan bintang-bintang kecil dan hati berwarna pink. Jika di kocok bintang-bintang itu akan menyebar indah di dalam bola itu.

Kelimanya sedang berjalan menuju restouran yang juga berada di mall itu. Tempat yang biasa mereka kunjungi saat mereka selesai bermain timezone. Setelah duduk di tempat yang nyaman dan memesan makannya mereka mulai asik ngengobrol. Al yang masih menggenggam bola itupun tanpa sengaja menjatuhkan bolanya. Bola itu mengelinding hingga mengenai sepatu seorang gadis. Gadis itu mengambil bola di bawah kakinya dan mengalihkan pandangannya pada Al yang menatap bola itu dari tempatnya.Gadis itu tersenyum manis dan menghampiri AL cs.

"Apa ini bola kamu Al?" tanya gadis itu.

Al mengangguk.

"Bola yang bagus" ucapnya.

"Alyssa...? sejak kapan loe ada di Jakarta?!!" seru Bayu yang duduk di depan Al. Hingga ke empat temannya yang menatap Alyssa beralih menatap Bayu.

"Sebelumnya boleh gue duduk di sini" ucap Alyssa yang di sambut anggukan ke empat orang pria di sana kecuali Al.

Tampa sungkan Alyssa pun duduk di samping Al.

"Baru kemarin gue sampai Jakarta... kebetulan lagi ada urusan keluarga" jawab Alyssa mengenai pertanyaan Bayu tadi.

"Seneng ketemu kamu lagi Al" sambung Alyssa sembari tersenyum lebar kearah Al. Al mengerutkan kening.

"Mang kita pernah ketemu?" tanya Al

"Kamu lupa sama aku...? Padahal kita baru ketemu tiga hari lalu di Bali" ucap Alyssa merajuk.

"Oya... terlalu banya yang gue temuin di bali. Jadi gak mungkin inget satu-satu" balas Al cuek. "Jadi bisa kembaliin bola gue" Al meminta bola bening yang masih di pegang Alyssa.

Sesaat Alyssa menatap bola itu dan kembali menatap Al.

"Jarang banget orang yang udah ketemu gue langsung lupa gitu aja. Gue jadi ngerasa tertantang" ucap Alyssa mendekatkan mulutnya ke telinga Al.

"Gue gak perduli dan kembaliin bola gue" Al menengadahkan tangannya masih meminta bola itu kembali.

"Gimana kalo sebagai hukuman karna loe udah ngelupain gue, gue ambil bola ini" ujar Alyssa kalem.

"Gue bilang ba-li-kin" geram Al mulai kesal.

"Astaga Al itukan cuman bola... kasih aja lagi" seru Bayu.

"Iya... nantikan loe bisa beli lagi di toko aksesoris. Banyak kok... yang lebih besar juga ada" kali ini suara Adam.

Al yang udah mulai kesal benar-benar kesal kali ini. Dengan mata tajam di tatapnya Bayu dan Adam bergantian. Membuat empat pria di sana menciut. Dengan kesal Al berdiri dari kursinya hingga menimbulkan derit yang cukup keras. Membuat beberapa pengunjung menoleh kearah mereka. Tanpa berkata apapun Al meninggalkan mereka dan melangkahkan kakinya ke luar. Ke empat temannya masih terbengong dengan yang barusan terjadi, sedang Alyssa sendiri tersenyum menyeringai melihat kepergian Al. Di genggamnya bola bening di tangannya itu dengan erat.

"Sangat menarik" gumamnya Pelan. 

GGW 2~ RIBETNYA PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang