"Aurora! Where the heck are you?!" teriak Tristan geram,
Sudah tiga hari kekasihnya itu hilang tanpa kabar. Entah apa yang dipikirkan gadis itu hingga tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi,
Ratusan kali Tristan mencoba menghubungi nomor ponsel gadis itu. Tapi hasilnya tetap sama, panggilan itu langsung teralihkan ke mail box,
Ratusan kali juga Tristan mengirimi pesan singkat. Tapi hasilnya nihil. Jangan harap membalas, dibacapun tidak,
Tristan juga mencoba menghubungi orang tua serta kembaran Aurora. Tapi hasilnya sama.
Disekolah pun Tristan tidak melihat batang hidung Aurora ataupun kembarannya. Sebenarnya kemana keluarga Galitzine ini?
Setelah memakai sepatu vans andalannya, Tristan segera bangkit untuk menuju kerumah Keluarga Galitzine. Dia akan langsung kesana untuk memastikan ada apa dengan gadisnya.
*knock knock knock*
"Come in!" ucap Tristan cepat seraya memasukan ponselnya kesaku celana,
Setelah yang mengetuk masuk Tristan buru-buru menautkan alisnya menatap orang itu,
"What do you want?" tembak Tristan cepat. James, yang bernotabene kakak laki-laki Tristan memutar bola matanya sebal,
"Easy brother, I've got you a letter," ucap James sambil menyodorkan sebuah amplop berwarna orange pastel,
"Who sent it?" tanya Tristan dengan kerutan dikeningnya sambil menyambut surat tersebut. Tristan mencoba membolak-balik amplop tersebut. Berusaha mencari nama sang pengirim,
"Nicholas brought it here yesterday. But since you wasn't here, I decided to kept it." jelas James. Berjuta pertanyaan muncul dikepala Tristan,
"Thank you, now please get out from my room!" pinta Tristan yang mulai membuka perekat amplop tersebut,
"I'm leaving already, just shut your mouth up!" cibir James yang segera beranjak pergi meninggalkan kamar Tristan.
Dengan malas Tristan menutup pintu kamarnya lalu duduk dibibir ranjang untuk membaca surat tersebut
"Hi Mr.Evans,
How you doing? I hope you doing alright, Tris.
It's been two days or more since I disappear from your world? From our world,
I knew I'm such a coward to sent you this stupid cheesy letter. But believe me, Aku tidak bisa menyampaikan semua ini secara langsung. Menatap kedua bola mata indahmu membuat aku takut dengan apa yang sebenarnya terjadi.
I'm sorry for the way I behaved Tris. Selalu bersikap seperti anak kecil yang mencari perhatian dan tidak pernah berpikir apa akibatnya jika aku memutuskan sesuatu sendiri.
Did I let you down? If I did please forgive me. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu dengan cara seperti ini. But I'm too afraid too face the reality,
I'm sorry if I push you away. I just can't imagine what gonna happen if I keep see you around. Because the fact it hurts so much,
And I'm sorry I couldn't give you everything. I've tried my best to keep holding on to your hand, Tris. But it seems like wasn't enough,
I worried Tristan. I worry you didn't like me anymore. Setiap kali aku berusaha untuk menjadi satu tingkat lebih baik dari sebelumnya, kau malah menaikan satu tingkat lagi standar kesempurnaan mu.
![](https://img.wattpad.com/cover/101572232-288-k562331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockabye [T.E]
FanfictionLife must go on right? With or without him I mean I'm okay with that, but how about our baby? My baby? Is she/he will be okay if they know their dad didn't wanted them? Shall I abortion this innocent creature? Hell no! This is my fault! and I have...