IX. The Truth

138 14 12
                                    

"They're Tristan's." ucap gadis itu pelan. Mata James terbelalak tidak percaya. Gadis itu mengangguk meyakinkan kalimat yang barusan tadi dia ucapkan,

"Did you read my letter that I wrote for him? Did he show you?" tanya gadis itu, James menyeritkan dahinya, berusaha mengingat-ngingat kejadian satu tahun lalu,

"I don't think so Au, did you really wrote the letter?" tanya James penasaran. Aurora mengangguk yakin,

"I've heard about your letter but still, I don't know what's that about." jelas James. Aurora menghela nafas lalu tersenyum masam,

"My goodbyes," jawab Aurora pelan lalu meneguk orange juice digelas yang dia genggam sedari tadi,

"Alright let's get back to the topic, are you sure they're Tristan's?" tanya James dengan nada ragu. Bukan meragukan kebenaran tetapi mengapa dia pergi jika memang itu anak nya Tristan bukan?

"You don't believe me, do you? You're not sure they're really Tristan's," tanya Aurora sedikit kesal. James segera menggeleng cepat, menyanggah pernyataan Aurora sebelumnya,

"It's not like that Au. I do believe you Aurora. But why you left him like that if they're Tristan's? Aren't you supposed to tell him about it and you both will raise them happily?" tanya James penasaran. Luka lama dihati Aurora kembali menganga,

Satu kata laknat yang diucapkan Tristan kala itu terputar kembali. Genggaman tangan Aurora disekitar gelas orange juice miliknya mengerat. Menggenggam gelas tersebut dengan sekuat tenaga, menyalurkan rasa sakitnya disana,

"Abortion." gumam Aurora pelan disusul bunyi nyaring pecahnya gelas digenggaman Aurora,

James membelalakan matanya serta merasakan ngilu yang teramat dalam setelah mendengar satu kata dari bibir mungil Aurora,

"Kirstie! Are you alright?" teriak seseorang dari dalam yang langsung menuju balkon apartment milik Aurora bersama Nathanael didekapannya,

"Bloody hell Kirstie! Your hand! It's bleeding!" teriak Mark panik yang segera melepas Nathanael dari dekapannya lalu segera menghampiri Aurora yang sudah berlumuran darah,

James dan Aurora tersadar lalu segera membelalakan matanya panik. Rasa sakit dihati Aurora seolah menutupi rasa sakit ditangannya, dia tidak tersadar bahwa dia baru saja memecahkan gelas miliknya dengan tangan kosong,

James yang masih terpaku akibat satu kata yang diucapkan Aurora tadi juga tidak menghiraukan pecahnya gelas ditangan Aurora. Satu kata itu membuat dirinya tertarik entah kemana,

"Could you please help me to get Nathanael to his room James? I have to fix this mess." pinta Aurora pelan dengan mata berkaca-kaca. James mengangguk lalu segera memboyong Nathanael untuk kedalam,

James membawa Nathanael ke salah satu kamar yang bertemakan warna orange pastel serta beberapa perlengkapan bayi yang menghiasi kamar tersebut,

Disalah satu box tempat tidur bayi yang berwarna tosca kehijauan telah tertidur pulas anak perempuan yang sebelumnya berlarian dihadapannya kala dia sampai,

James menghela nafas lalu menaruh bayi laki-laki yang bernama Nathanael ke salah satu box bayi kosong berwarna tosca kebiruan,

"There you go buddy!" ucap James seraya mengacak rambut tipis milik Nathanael. Nathanael segera tersenyum memamerkan dua gigi depannya. Nathanael memutuskan untuk merebahkan badannya untuk mengikuti jejak kakak perempuannya,

James terpaku menatap kedua anak kembar dihadapannya. Rambut blonde keemasan milik Nathanael dan Nebula memang sangat mirip dengan rambut blonde keemasan milik Tristan,

Rockabye [T.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang