part 10

366 20 2
                                    

Author pov
"gimana li...??" tanya verrel pada ali kemudian menyeruput jus mangga di hadapannya

"apanya yang gimana??" tanya ali balik lalu menyuapkan nasi ke mulutnya

"lo gimana sih.... Katanya kemarin mau nembak sisi?? Lo di tolak ya... " tebak verrel

"sembarangan lo kalau ngomong..... Siapa sih.. Yang bisa nolak gue... " jawab ali sombong

"iya deh....terserah elo... Tapi kalau elo gak ditolak kenapa lo galau sekarang...? " tanya verrel

"gue itu belum jadi nembak sisi..."  jawab ali dengan muka galaunya

"kok bisa?? Bukannya kemarin lo udah semangat banget.... Kenapa tiba tiba gak jadi... ?" tanya verrel bingung

"ohh... Gue tau... Pasti elo grogi kan waktu berhadapan langsung sama sisi.... Udah lah man.... Gue ngerti... Gue dulu juga gitu waktu mau nembak si maya... Tapi tenang aja... Gue punya tips, gimana caranya biar elo gak ge..." sambung verrel panjang lebar

"Ssssttttt......" tiba tiba ali menyetop perkataan verrel dengan menaruh jari telunjuknya di bibir verrel.

"ih....apaan sih lo.... Najis tau gak.. " kata verrel sambil menjauhkan tangan ali dari bibirnya.

"ya lagian elo, ngomong mulu gak jelas...." kata ali

"ya kan gue cuma mau nolongin elo... " ucap verrel

"makanya dengerin penjelasan gue dulu.... Gue itu kemarin gak jadi nembak sisi karena dia itu kemarin nanyain tentang dimana gue nemuin dia... " jelas ali

"terus elo jawab apa??"

"ya kan elo tahu gue gak mungkin jujur sekarang... Ya jadinya gue terpaksa bohong ama dia..." kata ali

"terus dia percaya?"  tanya verrel
"ya gue lihat sih...dia percaya.... Tapi gak tau deh... Moga moga aja dia percaya... " ucap ali.

"terus.... Elo jadi nembak dia gak??" tanya verrel

"au ah.... Gue bingung.... " jawab ali

"lo gimana sih... Katanya kemarin elo cinta ama sisi.... Kenapa sekarang jadi ragu??" tanya verrel

"gue gak tau rel..... Udah ah.... Cepetan abisin makanan lo... Keburu dimarahin ama si bos.... Gue duluan ya.... " pamit ali dan beranjak dari cafe tempat mereka makan siang

"maksud lo.... Gue yang harus bayar semuanya li... ??" teriak verrel karena ali sudah menjauh

Ali terlihat hanya mengacungkan jempolnya

"emang kurang asem tuh bocah..." dumel verrel sendiri

Kemudian verrel segera membayar makanannya dan segera beranjak dari situ untuk kembali ke kantor.

#
Ali sudah berada di depan rumahnya. Ali tidak segera turun dari mobilnya, melainkan sibuk dengan fikirannya. Ali merasa bingung, antara jadi menembak sisi atau tidak. Di satu sisi, ali memang mencintai gadis itu, tapi di sisi lain dia juga manusia yang akan sakit hatinya jika di tinggal kekasihnya pergi dengan pria lain. Ali benar benar takut jika saatnya nanti sisi ingat semuanya dan pergi meninggalkannya.

Ali pov
"oke..... Gue akan lakuin ini.... " ucapku yang sangat yakin dengan keputusanku. Semoga saja keputusanku ini yang terbaik dan aku akan menerima segala resikonya.

Aku langsung turun dari mobil dan masuk kerumah. Ku lihat rumah terlihat sepi. Dimana sisi.. "si.... Sisi.... " panggilku berusaha mencari keberadaanya

Tak ada jawaban, aku memutuskan pergi kedapur. Mungkin dia sedang memasak. Ternyata benar, ia sedang memasak. Sepertinya dia tidak mengetahui keberadaanku karena posisinya membelakangiku.

"aduuhhh..... "suara rintihan sisi

Apa yang terjadi padanya. Aku segera berlari ke arahnya

"ali.... Kamu kok udah pulang??" tanya sisi saat melihat keberadaanku

Aku menghiraukan pertanyaannya. Mataku tertuju pada luka di tangannya

"tangan kamu kenapa bisa kayak gini... " tanyaku khawatir

"aku gak papa li... Tadi cuma gak sengaja tergores waktu motong bawang...." jawabnya

Tanpa pikir panjang...aku segera menghisap darah yang keluar dari jarinya. Ku lihat sisi terkejut melihat aksiku.

"masih sakit...??" tanyaku lembut padanya

Dia hanya menggelengkan kepalanya.

"ngomong ngomong jam segini kamu kok udah pulang?? Maaf ya... Makanannya belum siap.." kata sisi padaku

"gak papa kok.... Aku sengaja pulang cepet karena ada yang pengen aku omongin serius sama kamu" kataku serius

"kamu mau ngomong apa??" tanya sisi

Aku menghembuskan nafas kasar. Berusaha tidak gugup di hadapannya.

"mungkin ini terlalu cepat buat kamu... Tapi bagiku ini sudah terlalu lama... Aku gak sanggup menahan rasa ini lebih lama lagi.... Awalnya aku kira ini hanya rasa perhatian biasa....tapi lama kelamaan perhatian itu berubah karena ada rasa sayang didalamnya.... Semakin lama, aku mulai yakin bahwa rasa ini lebih dari rasa sayang.... Sejak kejadian di pesta itu... Aku semakin yakin... Bahwa aku memang mencintaimu... Bahkan mungkin rasa ini tumbuh sebelum kamu bertemu denganku.....aku tidak ingin menunggu terlalu lama lagi.... Kamu mau kan mengubah status kita menjadi sepasang  kekasih...??" tanyaku lalu menggenggam tangannya

Ku lihat wajahnya terlihat tegang mendengar penuturanku

"apa kamu yakin li.... Kamu ingat kan kalau aku sedang amnesia... Nama aja aku gak inget.... Gimana kalau ternyata aku berasal dari keluarga yang gak baik baik....??" ujarnya 

"jangan pernah katakan hal itu si.... Aku nerima kamu apa adanya... Bahkan aku gak peduli meskipun kamu sekarang sedang amnesia... Kalaupun nanti kamu sembuh dan ingat semuanya... Lalu kamu ninggalin aku dan ikut dengan keluarga kamu, aku ikhlas si.... Paling enggak, aku pernah menjadi bagian dari hidup kamu....kamu mau kan menjadi kekasihku...??" tanyaku lagi pada sisi

"sebenarnya, aku juga merasakan hal yang sama sejak kita masih di rumah sakit.. Tapi aku baru yakin dan percaya bahwa aku mencintaimu setelah pesta itu.... Aku tidak akan berani mengungkapkan semua itu sama kamu li.... Karena aku  tau posisi ku disini hanya menumpang.... Tapi... Karena kamu telah mengungkapkan semuanya tadi dan ku lihat kamu juga serius...jadi.... " kata sisi menggantung

"aku mau li..... "sambungnya sambil tersenyum manis

"jadi.... Kita jadian??" tanyaku tak percaya

Sisi hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Karena refleks, aku langsung mengangkat tubuh sisi dan berputar putar.

"cukup li..... Cukup.... " kata sisi berusaha menghentikan aksiku.

Aku menurunkan tubuh mungil sisi ke bawah.

"udah ah.... Kamu bau... Sana mandi dulu... Aku mau lanjutin masak" suruhnya

"iya deh.... Aku mandi dulu ya sayang.... "kata ku lalu mengecup singkat keningnya

Ku lihat pipi nya memerah karena ulahku. Aku segera berlari meninggalkannya yang masih mematung sebelum ia sadar atas apa yang barusan aku lakukan padanya.

"Aaaaliiiiiiiiii....... " teriak sisi saat dia baru sadar bahwa aku baru saja mengecup keningnya tanpa ijin.







Hai readers..... Maaf ya baru update... Author lagi sibuk banget karena banyak tugas... Maklumlah masih anak sekolah... Makasih ya...yang udah mau mampir ke cerita gak jelas ku ini.... Makasih juga sama yang udah mau kasih like dan commentnya ya.... See you next part........










Takdir (ali X Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang