Bab 26 - Takdir Berkata Lain

217K 13.8K 389
                                    

Info penting!

Ada pembaca Sabiya di sini?
Kalo ada alhamdulillah sebentar lagi novel Sabiya akan diserieskan. Hari udah syuting day 2 🥺

Aku bener-bener gak nyangka Sabiya bisa jadi series. Kalo mau tau info lengkapnya kalian bisa join grup WA atau follow IG aku ya @mellyana.i

Ok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ok. Kembali ke Haris Alysa. Selamat membaca. Koreksi typo ya guys.

***

"Yang kemarin aku saranin udah dipraktekin belum?" Melihat wajah Haris, Lida langsung mengajukan pertanyaan.

Haris hanya mengangguk. Alasan dia mampir di ruang Lida hanya untuk memberikan undangan senior mereka yang akan melangsungkan syukuran kelahiran anak pertama. "Lo pasti ajak Alysa ke acara ini."

"Jelas."

"Emang ya kekuatan cinta itu bisa merubah segalanya. Lihat deh orang yang dingin kaya es aja bisa mencair." Lida tertegun-tegun tak percaya.

Haris tak ingin meladeni celoteh Lida. Ia lebih memilih angkat kaki dari hadapan gadis yang gagal menikah itu. Ya, Lida gagal menikah hanya karena lelaki yang mengkhitbahnya merokok. Konyolkan? Bagi Lida hal kecil bisa menjadi hal besar. Masalah kecil bisa menjadi masalah besar.

'Cowok yang merokok itu tidak akan bisa mencintai saya. Bagaimana mau mencintai saya, mencintai dirinya sendiri saja tidak bisa. Jelas-jelas nikotin itu berbahaya kenapa masih menghirup? Itukan jelas-jelas membunuh diri sendiri. Saya tidak ingin mati konyol karena menjadi perokok pasif.' itu katanya di depan lelaki yang mengkhitbahnya. Seanti itu Lida dengan perokok.

"Iya ya. Cuma Alysa yang bisa bikin aku gila." Haris mengakui itu.

"Kamu udah daftar tempat senam yang kemarin aku rekomendasiin?"

"Belum."

"Buruan daftar! Keburu penuh nanti."

"Mungkin nanti pulang dari RS."

"Sudah tau cari tempat senam yang sebagus itu."

"Iya terima kasih rekomendasinya. Saya mau lanjut follow up pasien." Haris pun pergi.

"Ris. Sebelum pulang mampir ke rumahku dulu, aku beliin buku ibu hamil gitu buat Alysa," katanya setengah berteriak yang dibalas anggukan kepala oleh Haris.

Dia bersyukur, Lida sangat perhatian dengan Alysa.

Notifikasi line Haris berbunyi. Itu pesan dari Alysa.

Jaga mata. Jaga hati.

Salwa.

Senyum Haris merekah. Tanpa membalas ia memasukkan benda pintar itu ke dalam saku kemeja. Ia menebak pasti Alysa sudah uring-uringan gara-gara pesannya hanya di read.

Doctor Marriage [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang