Hai! Doctor Marriage kembali. Ada yang masih setia menunggu?
Revisi typo ya! Kadang kelewat huhuhu
***
Alysa duduk di dekat jendela. Dari jendela bus matanya silih bergantu melihat rumah-rumah, pepohonan, pegunungan, sungai yang airnya masih segar, dan hamparan sawah. Senyumnya terbit begitu wanita paruh baya memanggilnya.
"Nak."
"Iya Bu."
"Turun dimana?"
"Jogja."
"Sendiri?"
Alysa menggeleng lemah. "Sama Allah Bu," jawaban itu membuat ibu tersebut tersenyum. Jarang loh anak muda mengingat Allah. Kebanyakan akan melupakan Allah ketika berada di pintu kebahagiaan. Oleh karena itu, ketika Allah merindukan makhlunya-yang melupakan Allah ketika bahagia- Allah memberikan ia rasa sedih. Saat sedih itulah makluk itu akan kembali pada pelukan Allah. Dan Allah selalu Maha Pemurah. Dia akan memeluk makhluknya dalam kasih sayang walaupun makhluknya sudah melupakannya. Andai saja manusia mengingat Allah kapanpun dan dimanapun, sekalipun dalam pintu kebahagiaan, Allah tidak akan menegurnya dalam pintu kesengsaraan.
"Ketika saya sendiri. Saya tidak pernah merasa sendiri, karena Innallaha ma'ana. Sesungguhnya Allah bersama dengan saya," lanjut Alysa.
Alysa sekarang bukanlah Alysa yang dulu lagi. Dia sudah berhijrah. Walaupun berubah itu tidak mudah, bukankah Allah akan selalu memberi jalan bagi mereka yang ingin menuju-Nya? Dan bukankan semua orang bisa berubah? tak peduli seburuk apa orang itu, jika Allah menghendaki maka seperti ayat 82 Surat Yasin Innamaa amruhuu idza araada syai-an anyayaquula lahuu kun fa yakun
'Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia'. Ditangan Allah mah gak ada yang gak mungkin."Super sekali jawabanmu, Nak. Pacar kamu pasti bangga."
Gadis berjilbab hijau tosca itu tersenyum dan menggeleng sekedarnya.
"Kamu masih single Nak?" tanyanya lagi lebih antusias.
"Saya sudah menikah Bu." Bahkan saya nyaris menjadi ibu, lanjut Alysa dalam hati.
Mulut ibu itu membentuk huruf O. "Beruntung sekali lelaki yang mendapatkanmu."
"Bukan dia yang beruntung Bu,tapi saya yang beruntung ditakdirkan Allah menjadi wanita pilihan suami saya."
"Wah pasti suamimu tampan dan baik hati," puji ibu itu yang dibalas senyum ramah oleh Alysa.
Setelah cukup lama berbincang, ibu yang duduk di samping Alysa terlelap tidur, sedangkan Alysa masih mengawang-awang.
Kadang Alysa masih suka mengelus perut. Perut yang tak lagi ada nyawa di sana. Saat Alysa mulai larut dalam kesedihan, ia menghela napas, mengucapkan dzikir agar tak sedih.
Pesan Haris sudah masuk beberapa jam lalu, tapi ia baru sempat membukanya.
My Haris
Sayang semoga perjalananmu lancar. Hati-hati di jalanDitatapnya cicin pernikahan bermata mutiara yang melingkar Indah pada jari manisnya. Pasti Haris mengkhawatirkannya, tapi ini susah keputusan Alysa untuk pergi ke Jogja sendiri.
Tunggu aku Ya Sayang. Pesan Alysa dalam hati. Besar harapannya laki-laki itu mampu mendengar atau sekedar merasakan desiran lembut di dalam hati.
Di waktu yang sama, Haris sedang menatap jam dinding ruang operasi.
"Silahkan jahit dengan rapi. Saya harus segera meninggalkan ruang operasi," ujar Haris pada salah satu asisten operasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Marriage [LENGKAP]
SpiritualHaris, seorang dokter yang menikahi gadis labil dan childish bernama Alysa. Kalau Haris banyak diam, Alysa banyak bicara. Kalau Haris itu dewasa, Alysa sangat kekanak-kanakan. Bagaimana pernikahan keduanya akan bertahan? Dan apakah Haris bisa bersab...