FL-9

6.7K 341 3
                                    

"Ga mau tau pokoknya Mr.Juan hanya milik gue" teriak Seorang gadis membuat kegaduhan didalam kantor.

"Enak aja, dia itu hanya milik gue" balas rekan sebayanya tak mau kalah

Juan hanya diam dan duduk tenang diruangannya tanpa memperdulikan perselisihan antara 2 wanita yg saling merebutkan Juan.

Juan masih membayangkan Alicia yg selalu ada dalam benaknya.

"Apakah perasaan ia juga sama denganku?" Pikir Juan dalam hati.

Juan yg mulai bosan dengan keributan dikantor dengan cepat menghubungi bagian keamanan untuk menyelesaikan masalah dikantor.

Jam menunjukkan pukul 12.30 ia bergegas mengendarai mobil kesayangannya menuju rumah.

Juan merasa lelah, mungkin efek dari tugas dikantor yg numpuk berhari-hari.

"Hoam" Juan menguap kelelahan sambil menutup matanya.

"Aaaaaaaaaa"

Bruk.

Juan terkejut antara takut dan penasaran berpadu saat itu juga.

"Mampus gue" ucap Juan membelalakan matanya.

Juan segera keluar dari mobilnya dan melihat sosok gadis tergeletak dengan kepalanya yg berlumuran darah.

"Alicia" teriak Juan histeris.

Seketika Juan langsung menggendong Alicia kedalam mobil dan menyetir mobilnya dengan kecepatan penuh.

Juan tak henti-hentinya menitikkan air mata walaupun ia sedang menyetir.

"Maafin gue Cia" batin Juan dalam hati.

***

Siang yg hening, tak ada suara sama sekali terlihat Alicia sedang terbaring lemah ditempat tidur dengan alat bantu pernapasan terpasang di hidungnya sedangkan kepalanya dibalut dengan perban.

"Bodoh, bodoh" Batin Juan tangannya tak henti menggenggam tangan Alicia dan dielus pelan agar alicia tersadar dari tidurnya.

Tidak, Alicia tidak tidur melainkan koma untuk jangka waktu yg lama.

"Ini salah gue" Juan terus menyesali dirinya.

Beribu-ribu maaf terukir dibenaknya dan ingin ia ucapkan sekarang juga, namun apa daya orang yg ia cintai dan telah mengisi hatinya kini tak sadarkan diri.

Hanya penyesalan yg selalu terucap di bibir nya. Tangan Juan tak henti mengelus tangan Alicia menatap Alicia yg masih terlelap.

"Kak"

Juan menolehkan pandangannya ke sumber suara yg ia kenal.

"Lo yg sabar ya?" Hibur Andi pada kakaknya.

Juan mengangguk pelan dan pandangannya kembali menatap Alicia.

"Gue mohon buka mata Lo" Lagi-lagi isak Juan terdengar dari mulutnya.

Andi hanya menatap Juan dengan perasaan iba. Ia tak tau harus melakukan apa untuk menghibur kakaknya.

30 Menit yang Lalu...

"Kak cepetan jemput gue, ini hari pertama gue kuliah masa telat" bentak Andi melalui telepon.

"Sorry dek gue lagi ada urusan lo berangkat sendiri aja" jawab Juan dan langsung mematikan teleponnya membuat Andi geram.

"Dasar kakak ga bertanggung jawab adeknya mau kuliah bukannya dianterin malah dibiarin" Andi sangat emosi atas pembicaraan dengan kakaknya tadi.

"Emang sepenting itukah urusan dia?" Pikir Andi.

Tangannya langsung merogoh saku mengambil ponsel miliknya, ia baru ingat bahwa ia telah memasang GPS di mobil Juan supaya saat ia hendak berpergian ia tidak tersesat. Namun ia terkejut saat ponselnya menunjukkan dimana kakaknya berada sekarang.

"Hospital" ucap Andi membelalakkan matanya tak percaya.

"Jangan-jangan..." Andi sudah berfikiran negatif tentang keadaan kakaknya.

Tanpa berpikir panjang ia bergegas mengendarai mobilnya menuju rumah sakit


***


"Sus, pasien bernama Juan valerian ada dimana ya?" Tanya Andi dengan raut wajah ketakutan.

"Maaf tuan, disini tidak ada pasien bernama Juan valerian. Tapi disini tertulis nama Mr.Juan valerian sebagai pengurus Administrasi milik pasien bernama Alicia veronica dan pasien berada diruang mawar no.04" jelas suster panjang lebar.

Andi menghembuskan nafas lega, namun nama Alicia tercatat diotaknya.

"Alicia?" Pikir Andi.

"Makasih suster" ucap Andi dan bergegas mencari ruangan yg ia tuju.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat ia sampai diruangan Alicia dan mengintip dibalik pintu yg terbuka sedikit.

"Kakak"

Baru kali ini ia melihat kakaknya menangis karna sosok perempuan.




"Gue turut prihatin kak" ucap Andi mengusap bahu Juan untuk menenangkannya.

Tiba-tiba Andi ikut menangis menemani kakaknya.

"Gue jadi ingat sama Lovely" batin Andi menghapus air matanya.




Tbc...

Makasih ya buat readers yg udah Voment nanti masih ada lagi sambungan ceritanya.

See you :-D

Fire love (END) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang