05

13 5 0
                                    

Setelah perjanjian itu Kanaya langsung merasa khawatir, dia takut jika dia yang kalah dan dia juga bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa dengan mudah mengatakan setuju ?

" Heh? Ini mau sampai kapan ? " . tanya Rhein tiba tiba sambil mengarahkan wajahnya ke jari kelingkingnya yang masih melingkat di jari kelingking Kanaya

Sontak Kanaya langsung melepaskannya dan langsung berjalan menuju kantin.

Sementara Rhein, dia langsung tersenyum sambil menatap punggung Kanaya yang semakin menjauh.

                                ***
Di Kantin....
" Nay, lo kenapa si ? Dari tadi lo cuma aduk aduk tu bubur " . tanya Yasmine heran
" Gue juga ga tau nih...sejak gue terima tantangan itu gue jadi merasa khawatir. Gue takut kalau misalnya gue kalah dan gue harus nurutin semua perintah dia " .
" Lagian lo nya juga sihh yang langsung setuju aja " .
" Iya si...tapi kalau misalnya gue tolak. Nanti dia kira gue takut lagi " .
" Tapi yang kena imbasnya sekarang lo, buktinya sampai kepikiran begitu ".
Kanaya terdiam selama beberapa menit hingga akhirnya dia berbicara lagi
" Ahhhh udahh lahhh, ga usah bicarain anak ga penting itu, gue males bahasnya " .

                                 ***
Setelah dari kantin, Kanaya dan Yasmine langsung bergegas menuju kelas karena sebentar lagi pelajaran berikutnya akan dimulai.

Akan tetapi ketika mereka sampai di depan kelas, dilihatnya Rhein sedang berada di pintu kelas dan menghalangi setiap anak yang masuk.

" Ihhh tu anak ngapain si disitu, menghalangi jalan tau ga " .

Karena kesal Kanaya pun langsung menghampirinya
" Heh...Awas minggir ! " .
" Iya iya.....galak banget si " .
" Apa lo bilang? galak ? Heh harusnya lo tu sadar kalau gue tu jadi naik darah mulu itu gara gara lo " .
" Kenapa gara gara gue ? emang gue ngelakuin apa ? " .
" Udahh ahhh gue males bahasnya, dan lebih baik sekarang lo MINGGIR ! " .

Rhein pun langsung menggeser posisi badannya agar Kanaya bisa masuk, dan tidak lama berselang bel pun berbunyi.

Seluruh siswa yang ada di kelas itu, langsung cepat cepat duduk di kursi masing masing.

Tidak lama berselang Pak Andi masuk ke kelas
" Selamat pagi anak anak " . sahutnya
" Pagiii paaaakk " .
" Ok, mari kita lanjutkan pelajaran matematikanya " .

Ya...matematika, pelajaran yang paling gue ga suka, karena itu cuma bisa bikin kepala gue sakit cenat cenut yang tidak karuan.

Sementara Rhein, sedari tadi dia hanya memperhatikan Kanaya dan tidak memperdulikan guru yang sedang mengajar.

Merasa seperti diperhatikan, Kanaya pun menoleh dan mendapati Rhein sedang tersenyum kepadanya.

" ( Ini orang udah gila ya ? ) " . tanyanya dalam hati dan langsung memalingkan mukanya
" Ngomong ngomong kalau diperhatiin.....lo ga jelek jelek banget kok " .
" Bodo amat, gue ga perduli " .
" Ishhh lo tu aneh banget yaa...dipuji kayak gitu bukannya bilang terimakasih atau apa gitu. Tapi malah dijawab ketus kayak gitu " .
" Apa tadi kata lo ? bilang terimakasih ? Heh... lo harusnya sadar diri dong. Lo aja untuk minta maaf aja ga mau. Jadi kalau seandainya gue melakukan hal yang sama ke lo, gapapa kan ? " .

" Gue bingung yaa...kok ada tipe cewek yang kayak lo " .
" Maksudnya ? " .
" Yaa....lo tu cewek yang keras kepala, ketus, cuek dan satu lagi kasar " .
" Udahh dehhh, lo jangan cari masalah lagi. Lebih baik sekarang lo perhatiin guru di depan daripada lo ngeliatin gue terus " .
" Tapi kalau gue ga mau ? " .
" Bisa ga untuk sehariii.....aja. Lo ga usah cari masalah. Lo tau kan ini lagi pelajaran apa ? " .
" Tau, matematika " .
" Itu tau...jadi lebih baik lo ga usah cari masalah dan perhatikan pak guru " .
" Tapi gue males perhatiin, lagipula materi yang diterangin juga gampang kok " .
" Apa ? Kata lo gampang ? " .
" Iya " .
" Ok, kalau gitu...gimana kalau misalnya lo bantuin gue kerjain pr ?. Karena pak guru akan selalu kasih pr ke murid muridnya setiap habis selesai mengajar " .
" Ok...gue akan bantuin. Dalam waktu 10 menit juga akan selesai. Rhein gitu loh " .

Mendengar perkataannya,... itu langsung membuat Kanaya sedikit tersenyum. Dia tidak pernah membayangkan kalau ternyata orang seperti Rhein yang terkenal dingin dan cuek bisa membuatnya tersenyum.




You Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang