10

5 3 1
                                    

Setelah itu tidak beberapa lama bel berbunyi dan sontak seluruh murid yang berada di dalam kelas langsung menuju bangku mereka masing masing.

Tidak beberapa lama kemudian Mrs. Anggi masuk ke dalam kelas dan dibelakangnya terdapat seseorang yang sepertinya adalah siswa baru.

" Selamat pagi anak anak " .
" Pagiiiii buuuu " .
" Hari ini kita kedatangan murid baru, ayo silahkan perkenalkan dirimu " .
" Hai, perkenalkan nama ku Aaron aku pindah ke sekolah ini karena pekerjaan kedua orangtua yang mengharuskan mereka menetap disini, dan aku harap bisa berteman baik dengan kalian " .

Semua murid langsung berbisik bisik kecil dan ada juga yang tidak perduli.

" Apa ada yang mau bertanya ? " . tanya Mrs Anggi

Semua murid terdiam
" Baiklah jika tidak ada, silahkan duduk di kursi yang masih kosong " .

Aaron pun langsung berjalan ke kursi yang berada tepat di depan kursi Kanaya.

" Hai namaku Kanaya. Kamu masih ingatkan " .
" Aku Aaron, kamu bukannya cewek yang tadi ? " .
" Iya . Salam kenal ya dan aku harap kita bisa jadi teman baik " .
" Ya aku harap juga begitu " .
" O iya kenalin juga ini namanya Rhein " .
" Aku Aaron " .

Tapi Rhein hanya cuek dan sama sekali tidak perduli
" Ehmm...maaf ya sikapnya memang begitu. Tapi sebenarnya dia baik kok " .
" Apa kata lo ? Baik ? Jangan harap " .

Mendengar jawaban Rhein, Kanaya dan Aaron langsung saling memandang satu sama lain karena tidak nengerti maksud ucapannya sama sekali .

" Baiklah anak anak mari kita lanjutkan pelajaran Matematikanya " .
Dan pelajaran pun dimulai

***
Kriiingg....Kriiinggg...Kringgggg

Bel istirahat telah berbunyi, dan semua murid langsung berhamburan keluar kelas
" Aaron ke kantin bareng yuk " . ajak Kanaya
" Tapi teman kamu gimana ? " .
" Udah ga usah dipedulian dia ma " .
Kemudian Aaron dan Kanaya pun langsung berjalan menuju kantin tanpa memperdulikan Rhein.

Sesampainya di kantin, mereka berdua langsung mencari tempat duduk, akan tetapi ketika sedang melakukannya Kanaya begitu terkejut dengan Rhein yang tiba tiba berada di meja yang ia duduki
" Lo ngapain ada disini ! " . bentak Rhein
" Buat duduklah , sana pergi ! " .
" Lo ngusir gue ! " .
" Iya memangnya kenapa ? " .

Amarah Rhein sudah memuncak, entah mengapa setiap kali dirinya berhadapan dengan Kanaya. Gadis itu selalu bisa membuatnya marah.

Tanpa basa basi lagi, ia mengambil minuman yang sejak tadi berada di depannya dan menyiramkannya ke baju Kanaya.

" Rhein!!!! Keterlaluan banget si ! Punya otak ga si ! Emang gua kucing apa pakai disiram segala ! "
" Tapi kalau dipikir pikir lo cocok kok kalau kayak gitu " .
" Lo bener bener udah kelewat batas tau ga dengan siram gue ! Udah gitu bukannya minta maaf malah nantangin ! "
" Santai dongg, makanya jangan berani berani buat gua marah. Ngerti " .
" GUE KESEL SAMA LO ! LO KENAPA SI SELALU AJA BUAT MASALAH HAH! APA ORANG TUA LO GA PERNAH NGAJARIN SOPAN SANTUN APA ! " . ucap Kanaya dengan nada tinggi
" JANGAN PERNAH SEBUT KATA ORANG TUA DI DEPAN GUE, ATAU LO AKAN TAU AKIBATNYA " . bentak Rhein
" APA MEMANGNYA ? LO MAU NGELAKUIN APA ? AYO ! GUE GA TAKUT ! " .

Tanpa basa basi lagi, Rhein langsung menarik kerah baju Kanaya dan tangannya yang satu sudah siap untuk memberikan pukulan yang mulus di pipinya.

Kanaya hanya terdiam sambil sesekali memejamkan matanya, dia benar benar tidak menyangka kalau laki laki ini akan melakukan hal seperti itu.

Sementara Rhein, ia langsung melayangkan tangannya ke muka Kanaya. Namun dengan sigap tangan Aaron menahan tangannya.


You Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang