07

5 4 0
                                    

Rhein bingung harus bagaimana. Jika membangunkannya dia merasa tidak tega, tapi jika tidak dibangunkan mau sampai kapan dia akan disini.

Akhirnya dengan terpaksa dia pun membangunkan Kanaya
" Nayy.....hei...bangun... " . sambil mengguncangkan badannya
" Hmmmm " . jawab Kanaya sambil tidur
" Bangun woyy....gue mau pulang nihh " .
" Gua masih ngantuk " .
" Hadehhh......Iya gue tau. Tapi gua ga mungkin kan nunggu lo sampe bangun. Apalagi dengan posisi lo kayak gini, berat tau! " .

" ( Posisi kayak gini ? ) ". tanya Kanaya dalam hati.
" ( Memangnya posisi seperti apa ? ) " .
Akhirnya ia pun mulai bangun, dan sangat terkejut ketika dia tau kalau dirinya sedang tertidur di punggung Rhein.
" Ehmm...I..ini...anu...aishhhh " . sambil menggigit bibir bawahnya
" Akhirnya lo bangun juga..Udah cepat turun ! " .
" I...iya... Tapi ngomong ngomong thanks udah mau anterin gue pulang " . jawabnya sambil beranjak turun dari motor Rhein
" Iya....santai aja kali " .
" O iya soal tadii....gue benar benar minta maaf banget. Karena gue ga tau kalau gue tadi sampai ketiduran " .
" Iyaa...Udah sana masuk " . perintah Rhein

Kanaya pun segera masuk dan Rhein langsung menancapkan gas motornya dan segera pergi.
                                ***
Sekitar 20 menit, akhirnya Rhein sampai dirumahnya. Ia langsung turun dari motornya dan mulai memasuki rumahnya.

Ketika memasuki rumahnya, ia langsung menuju kamarnya. Setelah tiba di kamarnya dilihatnya seorang wanita tengah berada di yang tak lain adalah ibunya.

Melihatnya sosok itu, lantas membuat Rhein menjadi emosi
" Apa yang kau lakukan disini ! Sudah ku bilang jangan pernah masuk ke kamar ku, apalagi menyentuh barang barang ku ! " .
" Rhein, ibu tadi cuma membersihkan kamarmu. Karena jujur...tadi sangat berangtakan "  .
" Kenapa tidak kau biarkan saja ! Sudah lebih sekarang cepat keluar ! " .
" Rhein...bisa tidak kau bicara yang sopan dengan ibu mu " . kata sang ayah yang tiba tiba muncul

Mendengar kata kata ibu, justru semakin membuatnya marah dan langsung berbicara menghadap ayahnya
" Apa tadi kata ayah ?? Ibu ? Ibu yang mana yang ayah maksud ? " .
" Ibu yang sekarang ada di hadapan mu " .
" Apa orang ini pantas aku panggil dengan sebutan ibu ? Setelah dia berhasil membuat ibuku terusir dari rumahnya sendiri ! " .
" Rhein! Jaga ucapan mu ! " .
" Tidak! Semuanya sudah cukup! Apa ayah tau...kalau selama ini aku tidak pernah menganggapnya sebagai ibuku ? Melainkan hanya orang asing ! Dan satu hal lagi, dia adalah orang yang telah membuat ibu kandung pergi dan setelah itu menikah dengan ayah ! Apa kau belum puas setelah menghancurkan hidup ku hah ! " . jelasnya

" Ditambah lagi kalau aku sangat tidak menyukai kehadirannya, dan kau jangan pernah bermimpi untuk bisa menjadi ibu ku " . sambil tengah menghadap wanita yang ada di depannya

Mendengar penjelasan Rhein, lantas membuat sang ayah melayangkan satu tamparan di pipinya

PLAK !

Rhein tidak percaya kalau ayahnya akan berbuat seperti itu
" Ayah menamparku....cuma demi wanita ini. Baik.....kalau begitu sekarang juga aku akan pergi dari rumah ini dan jangan pernah untuk mencari atau melakukan apapun ! " .

Setelah mengatakan semua yang selama ini ia pendam, dirinya langsung mengambil tas dan memasukan barang barang yang dibutuhkan dan melangkah pergi keluar dari rumah itu .

                                 ***
Rhein tidak tau harus pergi kemana hingga akhirnya terlintas satu tempat yang akan dikunjunginya.

Setelah sampai di depan tempat yang menjadi tujuannya, ia langsung mengetuk pintu dan sang pemilik rumah pun membukanya diikuti dengan tatapan terkejut
" Rhein...lo....lo ngapain ke rumah gue malam malam begini ? " . tanya Kanaya terkejut

Ya.. tempat yang menjadi tujuan Rhein adalah rumah Kanaya. Entah mengapa hanya itu yang terlintas di pikirannya. Padahal, Rhein bisa dibilang dari kalangan kelas atas yang bisa menyewa satu kamar apartemen untuk menjadi tempat tinggalnya.

" Boleh gua masuk ? " . tanyanya cuek
" Ehmm..itu..a...aku " .
Belum sempat Kanaya menjawab, Rhein sudah menerobos masuk dan langsung menghempaskan tubuh ke sofa yang berada di ruang tamu itu.

Kanaya yang melihatnya langsung kesal
" Heh! Lo punya sopan santu ga si ! Main masuk aja ke rumah orang ! " .
" Bisa ga si lo diem ! " .
" Ehh! Lo kok bentak gue si, udah salah juga. Bukannya minta maaf malah marah marah " .

Rhein hanya diam tak menanggapi perkataan Kanaya
" Woyy jawab. Malah diem " .
" Berisik ! " .
" Apa tadi lo bilang ? Berisik ? Adanya lo yang berisik, datang datang malah main masuk terus marah marah lagi " .
" Udahh ahh gua capek " . jawabnya sambil beranjak dari sofa dan pergi ke kamar Kanaya

Vote and Comment yaa....thanks

You Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang