20

6 3 0
                                    

Setelah dari toko perhiasan, mereka berdua hanya melihat lihat sekeliling tanpa berhenti di satu toko pun. Sampai akhirnya Rhein melihat ada 1 tempat yang menarik.

Ia pun langsung berlari sambil masih menggenggam tangan gadis itu.

Sekarang mereka berdua berada di depan sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah studio. Biasanya jika di studio hanya menyediakan tempat untuk rekaman tapi kali ini berbeda.

Studio itu juga mengadakan tempat untuk berlatih dance, dan juga sebuah kontes dance.

" Nay, gimana kalau kita ikut kontes dance itu ? " .
" D...dance ? Ehmm....kalau itu lebih baik lo aja deh " .
" Lohh kenapa ? Lagian kontes dance nya untuk 2 orang " .
" 2 orang ? Maksudnya couple gitu ? "

Rhein langsung menggangguk semangat

" Tapi memangnya kita couple ? " .
" Iya " .
" Sejak kapan memangnya " .
" Udah lahh itu ga penting, yang penting lo mau ikut. Yaa...please.... " .
" Tapi gue ga bisa dance, gimana dong ? " .
" Nanti gue yang akan mengajari lo " .
" Memangnya bisa ? Gue ga yakin, apalagi dari sikap lo yang kayak gitu " .
" Jadi lo ngeremehin gue gitu? Tapi terserah lo aja. Pokoknya lo harus tetep ikut. TITIK ! " .

Kanaya mendengus kesal, sudah jelas jelas dia tidak mau tapi tetap saja dipaksa. Sementara Rhein yang melihat perubahan pada raut wajah perempuan itu langsung merasa bersalah.

Tapi keinginan dirinya untuk mengikuti kompetisi dance juga tidak bisa ia lewatkan begitu saja.

" Nay lo marah ya ? " .
" Liat aja sendiri " . sambil berlalu pergi

Melihat gadis itu pergi membuat Rhein benar benar merasa bersalah, ia pun lantas mengejarnya dan meraih tangannya.

" Tunggu " .
" Lepasin...." .
" Gue akan lepasin asalkan lo mau maafin gue " .
" Maaf ? Jadi lo kenal sama yang namanya maaf , gue kira belum " .
" Nay gue serius " .
" Lo pikir gue ga serius dan satu hal lagi .....stop untuk jadi orang yang pemaksa, memangnya dengan memaksakan kehendak lo sendiri. Apa orang lain mau menerimanya dengan mudah? Jawab " . ketusnya

" Gue cuma mau nunjukin ke orang orang kalau gue tu punya bakat. Bukan cuma murid berandalan, kasar dan ga tau diri dan apa lo tau rasanya jadi gue ? Di cap kayak gitu sama semua orang ? termasuk disekolah...semuanya ngejauhin gue, tapi gue senang karena masih ada satu orang yang mau nemenin gue kemana pun. Meskipun terkadang dia ketus dan cuek tapi gue ga perduli " .

Penjelasan yang panjang lebar itu mampu membuat Kanaya diam dan menyadari satu hal. Kalau hidupnya dan Rhein sangat berbeda.

Dimana dirinya hidup dengan tenang sementara laki laki itu tidak. Sekarang ia tahu kalau ga seharusnya ia bersikap ketus dan cuek.

" Rhein gue minta maaf...gue ga tau kalau selama ini lo hidup dengan di cap kayak gitu dan gue tau kok gimana rasanya jadi lo " .
" Gue yang harusnya minta maaf, karena gue yang salah " .
" Tapi ngomong ngomong orang yang lo maksud tadi itu siapa ? " .
" Ehmmm......Lo " .
" Gue....kenapa ? " .
" Gue juga ga tau....padahal lo itu kan cuek, keras kepala dan ketus. Tapi gue yakin dibalik semua itu, lo itu sebenarnya orang yang perhatian, baik dan setiap orang yang deket sama lo pasti akan merasa nyaman " .
" Apa lo barusan memuji gue ? " .
" Iya " .
" Terus yang nyaman , apa lo merasa nyaman deket gue ? ".
" Iya, bahkan semenjak pertama kali gue liat lo. Ya...meskipun gue waktu itu kasar tapi entah kenapa gue bisa ngerasain hal itu " .

" Gue ga nyangka kalau lo bisa bicara kayak gitu " .
" Ya bisa lah....ehmm jadi gimana lo mau kan ikut dance itu ? " .
" Ehmm....mau ga yaaaa......ehmmm mau deh " .

Akhirnya ia berhasil membujuknya setelah berdebat cukup lama.

Setelah itu mereka berdua pun memasuki ruang studio, tapi ketika baru ingin memasukinya terdengar kegaduhan di dalam mall ditambah lagi dengan semua orang yang berlarian tidak tentu arah, seolah olah ingin menyelamatkan diri.

" Rhein, kenapa semua orang lari. Memangnya ada apa ? " .
" Entahlah " .

Mereka berdua terus memperhatikan orang orang yang berlarian tersebut, sampai akhirnya hal besar pun terjadi.

Dari salah satu toko terlihat seperti mengeluarkan api, itu berarti KEBAKARAN !

Rhein dan Kanaya terkejut bukan main, mereka berdua pun langsung lari. Tapi saat ingin sampai di depan pintu utama mall, tidak sengaja kepala Rhein tertimpa salah satu besi yang terjatuh dari lantai atas.

Mengingat api semakin membesar membuat bangunan itu hampir rubuh.

Mendapati Rhein yang terluka Kanaya langsung menghampirinya
" Lo gapapa ? " .
" Ga...gapapa kok. Lo du...duluan aja. Ahhhh " .
" Gapapa gimana....lo liat sendiri aja kondisi kayak gini masih bilang gapapa " .

Kanaya mencoba untuk membantunya dengan sekuat tenaga, tapi apa daya. Tiba tiba saja pertahanan tubuhnya jatuh begitu saja.

Kanaya semakin panik, ditambah lagi dengan darah yang tiba tiba terlihat di kepala Rhein.

" Rhein bangunn!! Aduhh bagaimana inii....Tolong.....Tolonggg " .

Usahanya minta tolong akhirnya membuahkan hasil, tiba tiba saja petugas pemadam kebakaran datang dan  menghampiri mereka.

Rhein pun langsung dibawa menuju mobil ambulan diikuti dengan Kanaya yang selalu berada disampingnya dan menggenggam tangannya erat.

Dan tanpa disadari sepasang mata tengah memperhatikan mereka berdua dengan tatapan sedih dan putus asa. Mungkinkahh itu Jason ????




You Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang