17

7 3 0
                                    

Selama perjalanan pulang, di dalam mobil Kanaya dan Jason sama sama terdiam. Keadaan hening menyelimuti mereka. Tidak ada yang berani untuk membuka percakapan.

Kanaya sangat tidak menyukai keadaan ini, dia bingung kemana perginya sikap teman masa kecilnya yang periang dan suka mengganggu lalu tiba tiba berubah menjadi pendiam

" Jason " . panggilnya
" Apa ? " .
" Lo kok tumben diem aja....biasanya kalau ketemu gue. Lo langsung semangat. Ada apa ? " .
" Entahlah....gue daritadi cuma kepikiran sama cowok itu " .
" Maksud lo.....Rhein ? " .
" Iya " .
" Memangnya ada apa antara lo sama dia ? " .
" Ga ada apa apa si....tapi gue merasa kalau dia itu suka sama lo " .

'Suka'.....apakah Jason masih waras? Mana mungkin Rhein menyukainya? Padahal setiap hari, setiap bertemu mereka selalu berantem dan beradu argumen.

" Lo ga salah bicara kan ? "
" Enggak " .
" Tapi kenapa lo bisa berpikiran seperti itu ? " . tanya Kanaya penasaran
" Gua bisa liat dari cara dia natap lo "
" Natap gue??? Tapi kayaknya biasa aja dehh. Ada ada aja lo ".
" Gue serius Nay " .
" Yaudah gue percaya....tapi udah dong nanya nanya nya.....udah kayak reporter aja " .

Jason hanya tersenyum kecil dan hal inilah yang membuatnya menyukai teman masa kecilnya itu. Di saat perasaannya sedang bad mood , gadis itu bisa langsung membuatnya menjadi membaik.

" Nahh gitu donggg senyummm.....daripada tadi muka udah kayak orang stres.Wkwk " .
" Stres?? " .
" Iya...coba kalau lo liat pasti pendapat lo akan sama kayak gue " .
" Yakin banget kalau sama ? " .
" Tapi itu kan memang benar, kalau pendapat gue dan lo itu selalu sama " .
" Kalau itu namanya sehati " .
" Sehati??? Kalau enggak gimana ? " .
" Udah lahhh gue capek berdebat terus " .

Yap.....mereka berdua memang selalu berdebat bahkan semenjak kecil. Tapi itu hanya menyangkut hal hal kecil.

Karena terlalu asyik bicara, mereka akhirnya sampai di depan rumah Kanaya
" Thanks yaa udah mau anterin sampai depan rumah "  .
" Sama sama.....oh ya ehmmm ada yang ingin gue kasih ke lo " . kata Jason sambil mengeluarkan sebuah kotak " ini " . lanjutnya

Tanpa ragu gadis itu langsung menerimanya dan membukanya
" Gelang ? " .
" Iya...anggap aja itu sebagai permintaan maaf gue dan juga hadiah lo " .
" Hadiah?? Tapi kan gue ga ulang tahun " .
" Memangnya kalau kasih kado hanya disaat ulang tahun aja " .
" Yaudahh....thanks yaa..ehmm kalau gitu gue masuk dulu " .
" Jangan lupa dipakai gelangnya besok " .
" Siapp boss " . sambil tersenyum

Kanaya pun langsung masuk ke dalam rumah sementara Jason masih berdiri di depan pagar sambil melihat ke arah kamar Kanaya yang kebetulan jendelanya tidak tertutup. Jadi, ia bisa melihat gadis itu meskipun hanya sebentar.
                                ***
Di lain sisi, Rhein yang kini berada di apartement nya. Entah kenapa dipikirannya hanya wajah Kanaya yang selalu melintas di kepalanya.

Apalagi setelah kejadian tadi, dirinya semakin bingung tentang perasaannya sendiri. Apa mungkin ia mulai menyukai gadis itu ?

Tapi itu ga mungkin dan itu tidak boleh terjadi. Namun meskipun ia berkata berpikiran seperti itu, hatinya berkata lain.

Rhein benar benar bingung.....tapi jika memang ia mulai suka dengan gadis itu. Tidak ada salahnya juga siapa tau dengan itu dirinya perlahan bisa mulai berubah.

" Kanaya.....cewek keras kepala tapi terkadang juga baik. Gue bingung sama lo.....kenapa lo bisa betah dengan semua sikap gue yang selama ini cuma bisa menyakiti hati lo doang. Gue ingin minta maaf buat semuanya dan ingin memulai lagi dari awal " . Katanya pada dirinya sendiri

Setelah mengatakan itu semua, meskipun terkesan seperti orang gila karena berbicara pada diri sendiri. Tapi kini dirinya merasa sudah sedikit lega.

You Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang