Terungkap

959 80 4
                                    

Ini bagian 2 dari  part sebelumnya. Sengaja di part sebelumnya Ku gantung, soalnya kepanjangan. Yaudah cussss ah~

Typo itu manusiawi. Harap maklum.

Enjoy !

Author POV

*previous

"Setau gue lo deket sama Shania. Kalau lo menang, lo boleh rebut Shania dari gue. Tapi kalau lo kalah, lo harus jauhin Shania."

"Ga. Gue ga mau." Tolak Beby.

"Kenapa ? Lo takut ?" Tanya Brandon tersenyum remeh.

"Gue ga takut. Gue cuma ga mau menjadikan Shania sebagai bahan taruhan." ucap Beby.

"Bil, balik." lanjut Beby yg mulai menyalakan motornya.

"Well, gue ga nyangka. Katanya lo sang juara balap di lintasan ini, masa lawan gue aja ga berani sih. Nyali lu cupu." ucap Brandon memberikan jempol kearah bawah 👎

"Ok gue ikutin apa mau lo. Kita balap sekarang." ucap Beby.









Balapan malam ini membuat fikiran Beby buyar kemana-mana. Jelas, siapa lagi kalau bukan sang pujaan hatinya yg mengisi seluruh fikiran Beby. Feelingnya mengatakan ia tidak akan menang dalam balapan malam ini.

Jauh di luar dugaan teman² Beby, dan benar saja feeling Beby terbukti. Ia kalah dari Brandon.

Brandon membuka helm full face nya dan turun dari motornya mendekati Beby sambil tersenyum remeh pada Beby.

"Lo kalah. Gue mau lo tepatin perjanjian kita diawal tadi." ucap Brandon.

Sebenarnya Beby sudah emosi pada Brandon, tapi ia mencoba untuk meredam amarahnya yg seharusnya telah meledak.







Shania Pov

Lagi, Beby menjauhiku kembali. Sudah 3 hari ia tak berbicara ataupun sekedar menyapaku. Aku pun tak tau apa alasannya. Padahal baru juga 1 hari baikan, besokannya ud dijauhin lagi. Huftbeb. Ah iya, aku belum bertanya sama ka Kinal mengapa waktu itu ia bisa bilang bahwa Beby seorang penculik.

Kini aku & ka Kinal sedang berada di balkon kamarku. Menikmati angin malam yg berhembus ini. Sedari tadi ka Kinal hanya memetik senar gitarnya yg sedang ia pangku. Katanya sengaja ia membawa gitar, agar tidak terlalu sepi² banget.

"Ka Kinal." panggilku.

"Hmm." jawabnya yg masih fokus dengan gitarnya.

"Shania mau tanya."

Ka Kinal menaruh gitarnya. "Caniya mau tanya apa ke ka kinay ?" ucapnya alay sambil mencubit kedua pipi ku.

"Tapi janji ya ka Kinal jangan marah."

"Iya ka Kinal ga akan marah. Emangnya mau tanya apa sih, kayaknya serius banget."

"Emmm... Tentang ka Kinal bilang kalau Beby itu penculik, maksudnya apa ? Kenapa kk bisa bilang kalau Beby itu penculik ?"

"Huft... Ud jelas dia nyulik kamu, Shan."

Dahiku mengernyit bingung.

"Maksud ka Kinal apa ? Aku diculik sama Beby ?" tanyaku tak mengerti akan ucapannya.

"Om sama tante bilang kalau kamu itu hilang. Ya otomatis pasti dia lah yg nyulik kamu."

"Hah ? Om sama tante bilang kalau aku hilang ?"

Ka Kinal mengangguk.

"Ka, Shania ga hilang. Justru mereka yg membuang Shania. Shania ditinggal di sebuah panti asuhan sama mereka, dan Beby adalah orang yg bisa buat Shania tersenyum kembali, pengganti ka Kinal selama ka Kinal belum pulang ke Indonesia."

Anugerah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang