2. Neraka? [Revisi]

165 14 7
                                    

"Pertemuan yang buruk tidak selalu berakhir buruk"

◈◈◈

Suara ribut-ribut dari ruang tamu terdengar jelas sampai ke kamar Ryno. Di dalam kamar, Ryno sudah merasa jengah dengan tingkah laku orang tuanya. Setiap malam selalu saja ribut, tidak ada malam tanpa keributan di rumahnya kecuali jika dua orang itu pergi keluar kota untuk urusan kerja.


Ryno mengacak rambut frustasi dan menghela nafas berat. Diraihnya kunci mobil dari atas nakas dan mengambil jaket dari balik pintu kamar kemudian berjalan keluar dengan santai tanpa menghiraukan kedua orang tuanya yang berada di ruang tamu.

"Ryno mau kemana kamu?" teriak Panji -papa ryno- saat melihat anaknya keluar begitu saja tanpa berpamitan, namun sayang ucapannya sama sekali tak digubris oleh Ryno. Lelaki itu malah melengos, membuang muka acuh.

Sebenarnya Ryno mendengar ucapan papanya tapi ia sedang malas berurusan dengan lelaki tempramental itu. Ia keluar menuju garasi lalu masuk ke dalam mobil hitamnya kemudian dengan cepat mobil itu melesat meninggalkan rumah dan membawa dirinya pergi.

Fikiran Ryno sangat kacau, entah sampai kapan ia harus tinggal di rumah itu. Bukan, bukan, rumah itu bahkan lebih pantas disebut neraka daripada rumah. Jika biasanya setiap orang akan senang berada di rumah sebagai tempat ternyaman untuk pulang, maka hal itu tidak berlaku untuk Ryno. Ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar rumah, pergi ke tempat hiburan malam dan ia baru akan pulang ketika dini hari. Keadaan paling tenang saat penghuni rumah sudah tidur.

Ryno melajukan kendaraannya dengan kecepatan di atas rata. Tangan kirinya berusaha mengambil ponsel yang tadi ia letakkan di dashbor. Setelah ponsel itu dalam genggamannya, Ryno mencari kontak Aji kemudian menekan tanda call lalu handphone itu ia dekatkan ke telinga, sesaat pandangan kembali ke jalan.

"Shit!" Umpatnya seraya menginjak pedal rem dan menekan klakson.

Terlambat, mobil yang dikendarainya lebih dulu menabrak seorang gadis yang tengah menyebrang, dengan cepat Ryno keluar dari dalam mobil, melempar asal ponsel yang tadi ia gunakan untuk menelfon Aji ke arah kursi penumpang.

Ryno menghampiri gadis itu, ada darah di bagian kepalanya. Ditepuk-tepuk pipi gadis itu, berusaha mengembalikan kesadaran korbannya tetapi tidak ada reaksi dari gadis yang sudah ditabraknya tadi.

Tanpa ba-bi-bu Ryno langsung mengangkat tubuh gadis itu dan menggendongnya ala bridal style kemudian merebahkan gadis itu di kursi penumpang. Ryno melajukan mobilnya menuju rumah sakit, membelah padatnya lalu lintas Kota Semarang.

◈◈◈

Rara membuka mata perlahan, menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Warna putih yang mendominasi ruangan ini serta aroma khas memberi pengertian kepada Rara bahwa sekarang ia sedang berada di rumah sakit.

Padangannya mengedar keseluruh ruangan dan terhenti ketika ia melihat seseorang berbaju abu-abu misty sedang duduk sambil memainkan ponsel di sofa hijau yang berada di pojok ruangan. Rara menyipitkan mata, berusaha menajamkan penglihatannya karena sepertinya ia mengenali orang itu. Rara berusaha bangkit dari tidurnya.

Ryno yang merasa ada pergerakan segera mengalihkan tatapannya ke arah brankar.

"Udah sadar lo?" tanya Ryno sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celana dan berjalan mendekat ke arah brankar.

"Loh, lo kok ada disini? Ngapain lo disini?" Rara menunjuk Ryno mempertegas ucapannya bahwa yang ia maksud adalah pria itu.

"Okey karna lo udah sadar jadi gue bisa pulang sekarang dan lo juga udah boleh pulang. Tenang soal biaya administrasi udah gue bayar, lo tinggal pulang aja dan kata dokter lo nggak kenapa-kenapa cuman luka ringan doang."

Masalah (Married Sama Orang Yang salah?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang