9. Kejutan

34 8 1
                                    

"Selamat pagi cantik" sapa Bagus berjalan menghampiri Rara di meja makan kemudian mencium keningnya.

"Salamat pagi juga papa, sini sarapan dulu papa aku masak tumis kangkung kesukaan papa" ucap Rara.

Panji duduk, kemudian Rara mengambilkan nasi serta sayur dan lauk ke piring papanya.

"Makasih sayang"

"Iya sama-sama pa. Papa kok minggu gini rapi banget pake jas, enggak libur? Emang papa nggak capek kan semalem juga baru pulang."

"Perusahaan lagi nggak baik, jadi kerjaan papa masi banyak sekarang."

"Maksud papa nggak baik itu gimana?" Tanya Rara bingung.

"Udah nggak apa-apa, papa bisa handle." Ucap Bagus menenangkan.

"Kamu ada rencana apa hari ini?" Tanya Bagus mengalihkan topik pembahasan.

"Di rumah aja pa, mau muas-muasin nonton film. Minggu depan udah mulai ada tambahan pelajaran kan sebulan lagi aku mau ujian jadi padet jadwalnya."

"Ternyata anak papa udah mau lulus ya." Ucap Bagus bangga.

"Iya dong pa, anak papa udah gadis sekarang."

"Apa nggak sebaiknya kamu tinggal di rumah mama kamu aja? Biar kamu nggak perlu repot-repot ngurusin rumah dan lebih fokus belajar." Usul Bagus.

Bagus memang sudah tau kalo Sarah menghubungi Rara, itupun Rara yang bercerita. Bagus juga tidak pernah melarang Rara untuk bertemu Sarah. Malah Bagus membebaskan jika Rara ingin tinggal dengan mamanya. Tetapi gadis itu lebih memilih hidup bersama papanya.

"Enggak ah pa, sekolah aku kejauhan kalo dari rumah mama." Tolak Rara.

Padahal Rara belum pernah ke rumah mamanya karna selama setahun belakangan ini mereka selalu bertemu di restoran atau mall. Mamanya juga tidak pernah mengajaknya pergi kerumahnya.

"Memang rumah mama kamu di mana?"

"Emm anu pa, aku lupa nama daerahnya di mana" jawab Rara berbohong.

Bagus hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia teringat sesuatu.

"Hubungan kamu dengan Raka gimana Ra? Tumben amat kamu hari minggu gini mau dirumah aja, biasanya pergi sama Raka."

Bagus memang sudah tau tentang hubungan Rara dengan Raka karna memang Raka sering sekali main ke rumah. Bagus tidak pernah mempermasalahkan itu selagi keduanya tau batasan masing-masing.

Berbeda dengan mama Rara yang menentang sekali hubungan gadis itu dengan Raka. Sujujurnya Rara juga bingung kenapa mamanya sangat menentang hubungannya. Jika hanya karna agama itu terlalu sepele menurut Rara untuk dijadikan alasan. Toh keduanya hanya berpacaran bukan menikah.

"Ekhm, Rara udah nggak sama Raka lagi pa." Jawab gadis itu.

Mendengar jawaban anaknya, Bagus tersenyum namun buru-buru ia merubah ekspresi sebelum Rara menyadarinya.

"Mungkin ini memang jalan keluarnya" batin Bagus.

"Iyaudah kamu jangan sedih, anak papa cantik pasti banyak yang ngantri iya kan?" Ucap Bagus menghibur.

"Ah papa bisa aja"

Keduanya pun tertawa bersama.

"Oh iya, karna kamu nanti nggak ada acara. Papa minta tolong kamu belikan kue lalu kirim ke rumah om Bagus ya." Pinta Bagus.

"Buat apa pa?"

"Itu hari ini kan anniversary pernikahan om Panji dan tante Lydia. Selain tetangga mereka kan kan juga rekan bisnis papa, jadi tolong belikan kue sebagai ucapan ya sayang."

"Rumah om Bagus ya pa?" tanya Rara memastikan.

"Iya rumah om bagus, papanya Ryno. Temen main kamu dulu. Lucu ya, dulu kalian ini deket banget sering main bareng. Papa masih inget lo waktu kalian main bareng terus kamu buat Ryno nangis karna ngasih dia cicak wkwk. Eh sekarang kalian malah kayak orang nggak kenal gitu."

Memdengar ucapan papanya Rara langsung tersenyum jahil.

"Tunggu kejutan dari gue Ryno Pratama" batin Rara.

"Oke pa nanti aku anterin kuenya." Ucap Rara girang.

"Makasih sweetheart. Papa udah selesai makannya, masakan kamu enak. Papa berangkat dulu ya." Pamit Bagus kemudian Rara mencium tangan papanya dan mengantarkannya sampai pintu.

***

Matahari mulai berganti posisi dengan bulan. Senja berwarna jingga memperelok langit biru yang rupawan.

Rara baru saja selesai mandi. Lima belas menit kemudian ia sudah siap dengan setelan jeans serta sweater putih bergambar kelinci.

Gadis itu akan pergi kerumah Ryno mengantarkan kue sesuai pesanan ayahnya tadi pagi. Seharusnya ia sudah mengantarkan kue ini dari tadi siang tapi ada satu yang belum ia dapatkan jadi ia baru akan mengantar kuenya sakarang.

"Nah baru sekarang semuanya udah siap." Ucap Rara sambil meraih dua box dengan ukuran berbeda di atas meja makan.

Rara keluar, mengunci pintu lalu berjalan kerumah Ryno. Sesampainya disana ia memencet bel rumah dan menunggu sang empunya rumah membukakan pintu.

"Masih sama aja ini rumah dari dulu." Ucap Rara lirih.

Berbeda dengan rumah gadis itu yang sudah dirombak sejak ibunya pergi agar mendapat suasana baru.

Rara kembali memencet bel karna bel juga ada yang membukakan pintu untuknya hingga tak lama pintu itu terbuka.

"Wahh ada nak Rara, sini-sini masuk." Ajak Lydia.

"Iya tante." Ujar Rara sambil mengekor di belakang  Lydia.

"Udah lama ya kamu nggak main kesini, udah dari kamu SMP ya kayaknya." Kata Lydia bernostalgia dan hanya di jawab senyuman oleh Rara.

"Ini tante saya mau ngasih ini." Ucap Rara sambil menyerahkan kotak berisi kue.

"Happy anniversary ya tante."

"Wahh aturan nggak perlu repot-repot sayaangg."

"Nggak repot kok tante, papa juga titip salam buat tante sama om."

"Iya salam kan balik buat papamu ya. Duhh kamu makin cantik sekali ya sekarang. Sayang Rynonya lagi nggak ada dirumah."

Mendengar Tante Lydia menyebut nama Ryno Rara langsung teringat sesuatu.

"Oh iya tante ini juga ada hadiah buat Ryno." Ucap Rara sambil menyerahkan box abu-abu ukiran 15x15 cm.

"Aduduh kamu ini baik sekali"

"Hehe tante bisa aja" kekehnya.

"Iyaudah nanti tante kasih ini ke Ryno."

"Iya tante makasih, kalau gitu saya pamit pulang dulu ya tan." Pamit Rara.

"Loh kok cepet banget, nggak mau makan malam disini aja?" Tawar Lydia.

"Makasih tante, tapi ini udah mau malem. Sebentar lagi papa pulang, nanti malah bingung nyariin."

"Yaudah nggak papa kalo gitu, lain kali main lagi ya. Sering-sering main ke sini."

"Hehe iya tante lain kali lagi. Saya pulang dulu ya tan." Ucap Rara kemudian berdiri dan pulang.

"Selamat menikmati kejutan dari gue Ryno pratama, ini akibat dari tindakan lo waktu itu. Gua tunggu reaksi lo gimana wkwk" batin Rara.

-TBC-

21 Februari 2019

Masalah (Married Sama Orang Yang salah?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang