Part 1 (Prolog)

13.7K 573 10
                                    

Tring! Tring! Tring!

"Astagfirullolah! Kesiangan!"

Icha septiana, seorang pelajar SMA kelas XI-IPA.
Hari pertama masuk sekolah, Icha terbangun pukul 06.15 WIB.

"Mama. Kenapa gak bangunin aku? Telat nih," Icha sedikit memanyunkan bibirnya dan langsung melahap habis roti selai di meja makan yang dibuatkan oleh mama nya.

"Kamu nya aja yang kebo. Mama udah bangunin dari subuh. Eh malah ngigau gak jelas. Tau kan mama lagi sibuk," Mama Icha terlihat sibuk memasak makanan. Terpaksa Icha memakan roti dulu, karena gak mungkin nunggu mama nya yang belum selesai masak.

Yaudah deh, aku ngalah aja. Gak mau debat sama mama karena kesiangan.
Batin Icha.

"Ma. Papa kemana?" Tanya Icha yang masih mengunyah roti nya.

"Papa belum pulang, mungkin lembur."

Haduh! Berarti naik angkot nih. Batin Icha seraya menepuk jidatnya sendiri.

"Yaudah ma. Assalamualaikum,"
Icha langsung berlari. Sesekali ia membenarkan Jilbab putih Saudia nya yang berhembus karena tertiup angin.

Icha melambaikan tangannya ke arah Angkot yang sedari tadi ditunggu nya.

"Bang. SMANSA !" Ucap Icha ke sopir angkot tersebut.

Didalam Angkot tersebut. Icha harus terima desak desakkan dengan penumpang lain.
Belum juga sampai ke sekelolahan, tapi Icha sudah bercucuran Air keringat nya. Ia mengusap jidatnya yang penuh keringat.

"Kiri bang!" Seru Icha.

Icha turun dari angkot dengan buru buru dan tak sengaja menabrak seseorang yang sedang melintas.

Brukk

Icha terjatuh.

"Aw!" Rintih Icha.
Benar benar hari yang menyesalkan baginya. Sudah bagun kesiangan, ditambah lagi dia tidak hati hati sampai dirinya jatuh karena menabrak seseorang.

"Mbak. Tidak apa apa?" Tanya seseorang yang mengulurkan tangannya.

Icha mendongakkan kepalanya. Seorang lelaki dengan postur tubuh tegap dan gagah, dibaluti seragam doreng hijau ala tentara.

Gantengnya. Batin Icha.

"Eh! Iya Om. Aku gakpapa ," Icha membalas uluran tangan lelaki itu.

"Baiklah. saya harus pergi." Tentara itu langsung meninggalkan Icha.

Dasar Om Tentara sombong. Kenalan, minta maaf, atau apa kek. Eh ini malah langsung pergi.
batin Icha kesal.

"Pak berhenti!" Teriak Icha melambaikan tangan ke arah satpam sekolahannya.

"Telat neng?" Pak Satpam bernama pak Yudi itu membuka kembali gerbang yang hampir tertutup.

"Maaf pak. Koneksi jelek!" Jawab Icha menyeringai.
Pak Yudi hanya terkekeh melihat guyonan Icha.

Icha menyusuri koordinot kelas kelas. Sampai pandangannya terhenti pada 2 orang yang tengah memakai kaos olah raga. Mereka berdua berpegangan tangan.

"Dafid, melda." ucap Icha sangat pelan. Ia hanya bisa diam melihat pemandangan itu.
Kekasihnya Dafid, menghianatinya dengan memacari sahabat Icha sendiri yang bernama Melda.

Padahal Icha dan Melda adalah sohib, persahabatan yang mereka bangun selama 7 tahun, dari mulai SD sampai SMA sekarang harus hancur.

Icha pun langsung berlalu dan menahan dada nya yang terasa sesak.

****

"Assalamualaikum. Aku pulang," Icha masuk kedalam rumah dengan wajah letih dan murung.

"Waalaikumsalam. Kenapa cha? Kok dilipet gitu muka nya?" Tanya mama Icha yang memperhatikan wajah anak semata wayangnya itu.

"Aku gakpapa ma," Icha langsung masuk ke kamarnya dan menangis sejadi jadinya.

Kalian. Kalian benar benar penghianat! Munafik!. Seru Icha pelan dalam tangisannya yang terisak membenamkan wajah nya diatas tumpukan boneka Tedy bear miliknya.

****

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang