Part 11

4.6K 347 23
                                    

"Icha?" Panggil budhe Sulis sembari mengetuk pintu nya berulang kali.

"Iya?"

"Kamu dicariin tuh,"

"Siapa budhe?"

"Bagas, kok wajahnya lebam ya Cha,"

kenapa dia kesini? Sebenernya aku lagi muak,tapi? Yaudahlah, temui aja dulu. Batin Icha sembari mengusap air matanya.

Icha tersenyum getir saat melihat Bagas duduk dengan posisi menunduk, Icha berjalan mendekati Bagas dan duduk didepannya, kemudian, Bagas mendongakkan kepalanya menatap Icha.

Sontak, Icha langsung menutup bibirnya dengan telapak tangannya saat melihat wajah Bagas babak belur, sudut bibir yang sobek dan pelipis yang lebam.

"Om!" Icha berlari kecil kearah Bagas, secara tak sadar Icha menyentuh pipi Bagas, mereka saling menatap lekat.

"Aku gakpapa," ujar Bagas yang melemparkan senyum kearah Icha.

"Gakpapa bagaimana, tadi om berantemnya tetep dilanjut ya? Kok sampai begini, tadi gak sampai gini kok!"
"Bentar aku ambilin air es dulu," dengan tergesa-gesa Icha langsung mengambil air es didalam kulkas dan selembar kain.

Sesampainya, Icha langsung menutulkan kain yang sudah dibasahi dengan Air tersebut kearah pelipis dan sudut bibir Bagas secara bergantian.

"Aww!" Jerit Bagas pelan.

"Maaf om, maaf kalau sakit," Icha memasang wajah khawatir.

"Hmmm.. gakpapa, kamu lanjutkan saja," Bagas tersenyum lagi.

Sepanjang Icha yang masih mengompres wajah Bagas dengan air es tersebut, Bagas tak hentinya menatap Icha yang sedang fokus pada lukanya dengan seksama. Icha kemudian sadar,bahwa dia sedari tadi ditamatkan dan ditatap Bagas tanpa berkedip. Icha tersenyum.

"Ada yang aneh ya? Sampai- sampai gak kedip gitu?" Tegur Icha pada Bagas yang kasih saja menatap Icha.

Tak lama, Bagas tersadar akan sikap yang ia lakukan. "Eh! Maaf! Gak kok Cha, aku hanya,.... ada bulu mata mu yang jatuh," sebenar bukan itu yang akan dikatakan Bagas, tapi saat melihat sehelai bulu mata Icha yang jatuh dibawah matanya, Bagas langsung menggunakan kesempatan itu untuk menghindari pernyataannya.

"Iya kah?"

"Bentar," Bagas langsung mengambil bulu mata itu dan memberikannya pada Icha.

"Tanggal berapa ini?" Tanya Bagas,

"Umm.. tanggal dua deh," jawab Icha yang sebelumnya berfikir.

"Kita mulai dari huruf Aljabar A, A berarti tanggal satu, kalau B berarti tanggal dua," tegas Bagas dengan senyum termanisnya.

"Lalu?"

"Selamat! Ada orang yang berinisial B,lagi kangen sama kamu,"

"B? "

"Iya,"

"B, siapa memangnya?"

"Ya gak tahulah. Bagas mungkin," ujar Bagas yang memalingkan pandangannya.

Icha diam.

Kemudian berfikir.

"Ohh jadi yang kamu maksud BAGAS itu sendiri, adalah om yaaa,"

"Iya kali,"

"Ihhh,"gemas Icha yang langsung menekan kain nya kearah sudut bibir Bagas, Bagas sontak langsung menjerit.

"Ih lebay, katanya tentara, gitu aja kok jerit,"

"Ini beneran sakit Cha,"

Icha mendengus kesal, tapi sebenarnya dia gemas dengan perilaku Bagas kali ini yang masuk dalam kategori Alay.

"Icha, mengusapnya penuh kasih sayang ya, hati-hati kalau aku kesakitan gimana?" Bagas menunjukkan sikap manjanya kearah Icha yang membuat Icha merasa geli.

"Ah! Aku ngusapnya penuh kejahatan,biar tahu rasa!" Icha langsung memukul lengan Bgas dengan lembut.

Bagas terkekeh dengan perkataan Icha, Ichapun memanyunkan bibirnya karena merasa kesal.

"Icha jangan kayak bebek gitu dong, tambah manis banget, aku cium baru tahu rasa kamu nanti," godsla Bagas.

Icha terkejut.
"Ihhh omm!!! Jahat banget sih, "

"Yaudah kalau aku gak boleh bilang kalau gitu, ICHA JELEK!" Ejek Bagas.

"Biarin!"

"Icha Jelek,"

"Biarin!"

"Icha cantik, manis, dan Bagas sukak!" Tegas Bagas diselingi dengan tawanya.

"Tau ah!" Icha membalikkan posisi tubuhnya membelakangi Bagas.

Icha dan Bagas sama-sma diam.

.
.
.
.

"Icha?"

"Hmmmm,"

"Ichaaaam??"

"Apa om?"

"Hadap sinilah, kan belum selesai mengopresnya,"

"Kompres aja sendiri,"
Icha langsung melemparkan kain tersebut dari belakang, dan langsung mengenai wajah Bagas.

"Tepat sasaran," seru Bagas.

Ichapun membalikkan tubuhnya, apa yang dimaksud tepat sasaran?

"Ya ampun!" Icha sontak mengambil kain tersebut yang tepat menepel penuh diwajah Bagas, Icha terkekeh tak berhenti.

"Maaf om, aku kan gak lihat,"

"Iya, gakpapa,"

Bagas kemudian menatap Icha yang hanya berjarak beberapa centi saja, Icha terdiam,

Kok aku deg-deg'an ya?.
Batin icha tak karuan.

Aku gak bisa begini terus, aku harus bilang semuanya pada Icha, ya sekarang! Mau kapan lagi? Sebelum diambil Dimas sebaiknya aku bertindak. Batin Bgas optimis.

"Icha,"

Icha yang semula menatap Bagas tak berkedip kemudian tersadar saat Bagas memanggil namanya.

"Eh iya?" Icha salting.

"Gantian kamu kan yang natap aku gak kedip,hehehe"

"Hihi.. " Icha menyembunyikan rona merah diwajahnya, ia tersipu malu.

"Aku mau jujur sama kamu Cha,"

"Emangnya om pernah bohong?"

"Bukan begitu, maksudku jujur dengan perasaanku kekamu,"

Icha terdiam,

Perasaan?. Batin Icha.

"Aku.. aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu,aku gakmau kehilangan tawa dan senyummu setiap kamu berada didekatku, termasuk kehilanganmu, aku minta maaf Cha, pertama kalinya kamu melihatku marah tadi, aku merasa bersalah, makanya aku menemuimu, aku gak mau kamu terluka karena nada ku yang kurang enak, nada ku yang terbilang kasar dan membuatmu kaget seperti tadi, bagaimana lagi cha? Aku gak bisa diam saat orang yang aku cintai dilukai orang lain, aku gak bisa dan gak terima kamu ditampar seperti itu, hatiku juga terasa sakit saat aku lihat kamu ditampar tadi, dan, dan, dan aku minta maaf karena tadi aku bertengkar sama Dimas sampai saling memukul dan itu didepan mata mu, tapi aku senang Cha, kamu tetap mau menemuiku, dan malah kamu ngobatin lukaku, aku sangat menyesal ngelakuin itu, dan aku benar-benar minta maaf sama kamu, " Bagas mengenggam tangan Icha dengan kuat,

"Kok minta maaf ke aku sih om? Minta maaf ke om Dimas aja, kan yang berantem om sama om Dimas, bukan aku,"

"Baik,nanti aku akan lakuin itu, minta maaf ke Dimas,dan untuk perasaanku, apa kamu mau menerimaku? Menerima rasa sayangku bukan karena sebatas kakak Adik? Tapi menerima rasa sayang dan cintaku melebihi itu? Bukan hanya sebatas teman ataupun kakak adik,"

Icha diam dan berfikir sejenak.

Hay hay! Ketemu lagi setelah kemarin aku tunda buat Update, sebenarnya ini belum srek banget, jadi maaf ya kalau Jelek😳😳.

Tetep nantikan LINE DESTINY yaa..

*muachhhhh😚😚

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang