Part 2

9.1K 519 5
                                    

Icha selalu berusaha melupakan kenangan nya dengan Dafid, namun sia-sia. Dia hanya bisa menangis saat Icha melihat mantan pacarnya sedang bersama mantan sahabatnya, Melda.

Icha mengambil Handphone nya. Dia langsung membuat status di BBM nya.

I'm not want to closer with they again !
Tulis Icha.

"Ping!!" Teman Icha yang bernama kontak Syamila pilla mem BM Icha atas status yang baru dibuatnya.

"YA!" -R.  Balas Icha

"Aku tau tuh status buat sapa. Para penghianat cap pasaran kan?"

"Hmmm!" -R

"Ayo Icha! Kamu Move dong! Banci kayak Dafid gak pantes dikenang. Kamu itu cantik icha."

"Thanks for suggest. Aku akan berusaha lupain dia. Sakit banget tau! " -R

"Yes! And you have to Move, GANBATHE! Lupain cowok macam Dafid. Oke!"

Icha mengirim stiker panda yang mengacungkan tangan.

Icha masih merasa beruntung, karena masih ada teman-teman Icha yang baik pada nya. Tidak seperti Melda, yang tega melakukan itu dengan sahabatnya sendiri.

"Icha. Keluar sayang!" Mama Icha memanggil Icha yang masih berada di kamarnya.

"Iya ma," Icha duduk disamping mama dan papa nya.

"Gini. Besok, Mama ada meeting diluar kota dengan manager mama selama 2 minggu lebih. Sementara papa, papa mu ada tugas juga diluar kota selama 1 minggu lebih. Icha gak keberatan kalau sementara ini nginep dirumah Pakdhe Hendra sama Budhe Sulis? Mama gak tega kalau kamu dirumah sendirian,"

Icha memang memaklumi pekerjaan kedua orangtua nya, yang jarang ada waktu dengan Icha karena pekerjaan mereka yang padat dan sibuk.

"Di Batalyon itu ya ma?"
Tanya Icha.

"Iya. Mau kan?" Bujuk mama Icha.

Icha pun menyanggupinya. Daripada dia dirumah sedirian.
lebih baik ikut Pakdhe dan Budhe nya di Batalyon, toh jarak Sekolahannya dengan Batalyon cukup dekat  juga.

                 ****

Hari ini. Icha diantarkan oleh kedua orangtua nya untuk menginap dan menetap sementara bersama dengan Pakdhe dan Budhe nya di Batalyon. Icha tersenyum samar saat melihat jejeran para Tentara disana.

Banyak banget. Jadi takut lihat muka mereka. Gerutut Icha sambil menelan ludah nya.

"Assalamualaikum mbak!" Mama Icha mengucap salam. Tak berapa lama seorang wanita yang bernama Sulis, alias Budhe nya Icha sendiri keluar dari rumah.

"Waalaikumsalam. Eh Fitri(mama icha)" mama Icha dan Budhe Sulis saling berpelukan.

"Ini mbak. Mau nitip Icha, soalnya aku sama papa Icha lagi ada pekerjaan diluar kota selama beberapa minggu. Aku takut kalau Icha sendirian dirumah,"
Papa Icha mendekat dengan membawa koper besar yang berisi pakaian Icha.

"Wallah! Aku jadi seneng lah kalau ada Icha disini. Soalnya bakal ada yang nemenin, si Reno sama Riki lagi tugas diluar kota. Jadinya budhe sendiri deh,"
Budhe Sulis terlihat sedih.

Anak nya, Reno dan Riki adalah seorang Tentara juga. Tapi mereka ditugas kan diluar kota. ada waktu berkumpul bersama dengan anak anaknya pun hanya beberapa hari saja selama sebulan.

"Budhe gak bakal sendiri kok! Kan Icha nemenin budhe disini," Icha tersenyum sumringah untuk menghibur Budhe Sulis.

Budhe Sulis pun langsung memeluk Icha dan mengelus ubun ubun kepala Icha.

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang