Part 3

7.7K 508 6
                                    

Intan-teman Icha- sudah memasuki gerbang Batalyon. Intan sudah melintasi Lapangan yang dimaksud oleh Icha.
Intan juga sudah melihat ke kiri, tapi tidak ada rumah yang ditanami mangga dan jambu. adanya mangga saja, jambu saja, jeruk dan lainnya. Intan mulai kebingunan.

Tak sengaja Intan melihat 2 Tentara yang sedang berjalan disekitar lapangan.
Intan langsung mendekati kedua Tentara itu. Ternyata salah seorang tentara itu adalah Dimas.

"Om. Permisi om. Mau tanya, rumah nya Da- Danton Hendra dimana ya?" Tanya Intan kebingungan.

Dimas menepuk jidatnya.

Pasti ini temennya Telmi. Kenapa sih semua pada manggil Om.
Batin Dimas kesal.

"Oh. Mari mbak kami antarkan," ajak teman Dimas kepada Intan.

Intan merasa canggung dan pastinya dia sangat bahagia. Apa lagi dia diantara dua Tentara yang ganteng dan gagah.

"Disini mbak," Teman Dimas menunjuk rumah Danton Hendra.

"Terimakasih Om,"

Dua tentara itu berlalu meninggalkan Intan.

"Assalamualaikum. Icha!"

"Waalaikumsalam. Eh Intan, yuk masuk!" Ajak Icha.

"Cha. Tadi aku dianterin kesini sama dua Tentara ganteng lho," Intan terlihat sangat senang.

"Vitamin mata nya cukup?"

"Lebih dari cukup! Tadi aku juga sempet lihat name tag nya. Nama nya Dimas,Yang satu nya Tian. Kenalin dong cha!"

Icha langsung menatap tajam Intan.
Om Dimas?  Pikir Icha tidak karuan.

"Om Dimas?" Tanya Icha datar.

"Om? Eh cha. Dia tuh masih muda, ganteng lagi. Aku tadi juga manggil nya Om sih. Ya habis mau gimana lagi, aku grogi kalau berlama lama dengan mereka. Tadi sempet aku lihat ekspresi wajahnya agak aneh gitu, waktu aku panggil mereka Om."

"Biarin aja," tungkas Icha.

Icha dan Intan pun membahas soal Fisika yang intan tidak ketahui. Icha mengajarkan secara pelan pelan kepada Intan.
Icha memang anak yang pintar, dia selalu mendapat peringkat dikelas nya, peringkat paralel pun tak ketinggalan. Tapi tidaklah membuat Icha sombong untuk berbagi ilmu nya kepada teman teman nya. Dengan senang hati, Icha membantu mereka yang belum paham dengan apa yang diajar kan Guru.

"Assalamualaikum," seseorang membuyarkan pembelajaran Icha dan Intan.
Icha berdiri dan membuka pintu rumah.

"Waalaikum salam," balas Icha.

"Eh. Maaf, Bu sulis nya ada?" Tanya seorang yang berhadapan dengan Icha.
Ternyata dia adalah seorang tentara yang masih muda, mungkin seumuran dengan Om Dimas. Tapi diseragam bagian lengan nya ada tanda + merah.

Tenaga medis kah? Atau, dokter milliter? Atau, masa iya perawat?
Batin Icha.

Icha diam diam melihat name tag nya
Nama Tentara itu adalah 'Bagas'.

"Eh eum. Cari Budhe sulis ya, Om? Tapi Budhe lagi ada penyuluhan kesehatan di kecamatan, om."Icha gugup.

"Oh. Maka nya saya baru lihat. Gitu ya? Yasudah, kalau gitu saya permisi dulu. Assalamualaikum,"
Tentara bernama Bagas itu pun pergi.

"Cha. Siapa?" Tanya Intan yang masih menyalin rumus yang diberikan Icha.

"Apa aku lagi di markas para Tentara ganteng ya?" Icha menyatukan tangannya dan meletakkannya didepan dada.

                  ****

"Cha. Makasih ya atas ilmunya" Intan merapikan Buku bukunya dan bergegas pulang.

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang