Part 6

5.6K 415 8
                                    

"Sejak. Sejak aku ketemu sama Tentara lah. Kamu tuh cowok tapi kok cerewet amat sih! Udah liat aku kan? Yaudah, sana pulang!"
Ujar Icha dengan nada kesal.

"Oke Cha. Aku akan buktiin ke kamu,"
Dafid pun pergi dari hadapan Icha.

Icha termenung atas kepergian Dafid.
Dafid lah yang membuat Icha melayang di atas awan, tapi Dafid juga lah yang menjatuhkannya di atas Tanah yang bertumpukkan duri duri. Sakit rasa nya.

"Icha?" Bagas membuyarkan lamunan Icha.

"Eh ya Om?"

"Tadi itu, mantan kekasih mu ya?"

"Mungkin dia orang gila nyasar di RST om. Udah biarin aja,"
Bagas bingung dengan jawaban Icha yang seolah menghindari pertanyaannya.

"Icha. Bukan itu pertanyaan ku," kata Bagas lembut.

"Ya. Dia itu Dafid, mantan pacarku. Aku gak mau bahas dia lagi, anterin kekamar lagi Om," Pinta Icha, mata nya sudah memerah dan berusaha membendung tangisnya agar tidak tumpah.

Bagas yang melihat Icha merasa kasihan.
"Untuk apa kamu tangisi Cowok macam dia?" Tanya Bagas yang mendorong kursi roda Icha.

"Karena luka Om,"

"Jadi,?"

Icha mengangguk pelan.

Bagas menghentikan dorongan nya dan berlutut dihadapan Icha.

"Coba kamu lupakan luka itu sedikit demi sedikit. Kalau kamu gak bisa, aku akan berusaha membantu mu."
Bagas tersenyum ke araha Icha. Icha juga ikut tersenyum.

"Terimakasih Om. Om baik," Bagas menyeka air mata Icha yang ternyata sudah jatuh di pipi nya.

"Baiklah. Kamu mau apa? Nanti aku cariin,"

"Gimana kalau Es krim?"

"No No. Kamu gak boleh makan yang dingin dingin dulu,"

"Hmmm kalau gitu, gimana kalau Hamburger? Lagi pengen banget nih Om"

"Junk Food is not good for our healthy,"

"Kalau gitu. terserah om aja deh, apalah cemilan atau buah atau sayur yang baik buat masa pemulihan ku,"

" jeruk mandarin? "

"Wah! I'm like it! "

"Tapi nanti. Oke?"

"Siap Komandan!"

                 ****

Kenapa aku tadi membiarkan Icha sama si Bagas sih!
Batin Dimas frustasi.

"Oi Dimas. Ngapain kamu?" Tanya teman Dimas, yang satu barak dengan nya.

Dimas diam.

"Oh. Atau jangan-jangan ponakannya Danton Hendra itu ya?"

"Sotoy banget si bro!"
Dimas meninju pumdak temannya.

"Halah Dim! Bilang aja kamu suka sama yang namanya Icha itu kan."

"Cantik lho Dim. Kalau kamu gak suka, buat aku aja ya. Eman-eman bro!"
Goda teman Dimas.

"Gak bakal gua biarin Icha sama lo, playboy cap krupuk!" Dimas terkekeh.

"Enak aja! gantengnya kayak gini dibilang cap krupuk!" Teman Dimas pun ikut tertawa.

Apa benar? Kalau saat ini aku mulai menyukai Icha? Kalut Dimas.

                ****

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang