Part 10

5.7K 407 31
                                    


Aku tak tahu apa yang aku rasakan saat ini.
Diantara kedua adam ciptaan Tuhan itu,
aku mendapatkan perhatian yang menurutku spesial.
Tuhan....
Kenapa perasaanku campur aduk seperti es buah dan rujak nya yang dijual pak bagong ya?

"Uch! Pusing," Icha langsung menjatuhkan kepalanya diatas buku diary miliknya.

"Icha ! Sini nak," Panggil budhe Sulis.

"Iya budhe. Sebentar,"
Icha langsung menutup buku diary berwarna Pink yang baru saja ditinggalkan bekas tinta dari tulisan tangan Icha.

"Icha, ayo siap-siap. Kamu hari ini check-Up kan?"

"Oiya, kok aku bisa lupa ya" Icha menepuk jidatnya pelan.
"Yaudah,aku siap siap dulu ya Budhe,"

Sesampai nya di RST.

"Permisi Dokter Bagas," Icha dan Budhe Sulis masuk kedalam ruangan Bagas.

"Silahkan masuk,"jawab Bagas.

Icha yang melihat Bagas dibuat tak berkedip.
Dengan pakaian loreng yang dibaluti jas Putih, semakin membuat karisma dan kegagahan seorang Dokter muda berpangkat Letnan Dua itu bertambah banyak.

Udah ganteng, gagah, ramah, baik lagi. Gak kaya' Om Dimas. Ganteng juga sih, tapi nyebelin.

Bagaspun mulai memeriksa Icha.

"Icha, keadaanmu sudah mulai membaik, tapi banyakin istirahatnya ya," Saran Bagas yang tak dihiraukan Icha.
Icha malah bengong sendiri.

"Icha,?"

"Eh! Iya om,.. maksudku Om Dokter," Icha dibuat salah tingkah.

"Tadi aku ngomong apa?" Tanya Bagas,

"Istirahat kan Om?" Tanya Icha balik untuk memastikkan.

Bagaspun tersenyum.

"Oya Cha. Nanti malam, aku ajak kamu ke taman kota mau atau tidak? "

"Boleh Om,"

"Nanti Aku jemput kamu ya,"

"Oke deh,"

"Baiklah Dokter Bagas, terimakasih untuk hari ini. Saya dan Icha mau permisi, assalamualaikum," Budhe Sulispun pamit kepada Bagas.

"Waalaikumsalam," balas Bagas.

                 ***

" Suasananya indah ya Om," puji Icha pada indahnya taman kota di malam hari.
Kini, Icha dan Bagas duduk bersebelahan di kursi yang sudah disediakan dengan pemandangan kendaraan yang berlalu lalang dengan riyuhnya.

"Belum pernah kesini ya?"

"Belum,"

"Icha. Boleh aku bicara sesuatu?" Tanya Bagas yang terlihat serius kepada Icha.

"Boleh. Mau bicara apa?"
Tanya Icha, pandangannya tak teralihkan dari ramainya kendaraan yang melintas.

"Icha. Aku, sayang sama kamu," jawab Bagas tanpa basa basi.

LINE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang