chapter 8

4.4K 424 50
                                    

Langkah tak terlihat, bayangan mengikuti. Mereka tak akan sadar akan keberadaanmu yang tak disisi mereka lagi.

*
*
*

"Hyung..." jungkook membuka matanya dalam sebuah kegelapan. Jungkook merasa tidak nyaman akan keadaan yang ada disisinya. Sunyi bahkan jika setetes air terjatuh maka kau akan mendengar suaranya bergema. Tempat yang jungkook tidak pernah tau, tempat yang diisi dengan kehampaan.

"Hyung..."

lagi lagi hanya kata itu yang keluar dari bibirnya, jungkook merasakan perasaan aneh di hatinya perasaan yang selalu menghinggapinya taatkala ia memiliki masalah dengan sang kakak.

Ia mencoba berjalan dalam kegelapan yang menyelimutinya,berjalan tanpa tau kemana arah yang ia tuju saat ini. Perasaan aneh itu membimbing langkah kaki nya. Ia terus berjalan hingga menemukan sebuah pintu. Pintu berwarna putih terang, ia melangkahkan memasuki sebuah ruangan di balik pintu tersebut, itu hanya sebuah ruangan dengan tempat tidur di tengahnya, tempat tidur yang sering ia lihat di rumah sakit.

Ia mendekati tempat tidur itu lalu mendudukkan dirinya disana. Rasa sesak menghinggapi dadanya seketika, entah bagaimana air matanya tak dapat ia bendung, rasa sesak itu terus memenuhi hatinya. Rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, rasa yang jauh lebih menyakitkan dari saat ia kehilangan orang tuanya dan juga sang malaikat.

"Hyung... hyung.... dimana... hyung... dimana... hyung!" Ia menjerit namun jeritannya bagai tak terdengar dalam ruangan hampa tersebut. Ia tak dapat merasakan perasaan lain, rasa sakit itu terus menjalar di dalam hatinya. Memenuhi seluruh rongga dalam tubuhnya.

Ia tak pernah merasa serapuh ini sebelumnya namun rasa sakit ini merubahnya. Jungkook adalah orang yang kuat namun ia tak dapat menyembunyikan kelemahannya saat ini.

"Hyung!....hyung! Mengapa? Sekeras apapun aku memanggilmu,mengapa kau tak mendengarnya"

"Yoongi hyung!....hyung!..hiks hyung...hiks aku menangis saat ini tolong hapus air mataku"

Ia terus menyebut nama yoongi dalam isakannya, air matanya tak pernah dapat berhenti, ia meringkuk di atas tempat tidurnya menahan sakit yang tak kunjung reda. Bayangan bayangan wajah yoongi terus bermunculan di kepalanya, menangis semakin histeris tanpa tau apa masalahnya.

Suara gemericik air hujan terdengar, sebuah tembok kaca terlihat disisi tempat tidurnya, ia menatap kearah hujan itu tanpa tau dari mana datangnya air itu, rasa sakit itu makin menjadi di hatinya. Rsanya benar benar sakit hingga ia seperti di tikam ribuan jarum yang tak ada hentinya.

"Hyung..." ia terus meneteskan air matanya.

Sebuah lukisan terpampang nyata di hadapannya.

Pada awalnya itu hanyalah lukisan wajah jin namun berikutnya bertambah dengan wajah jimin,namjoon,yoongi,dan seseorang yang tak pernah ia ketahui. Wajah wajah itu bersatu menjadi satu dengan warna yang berbeda beda luntur bagaikan sedang menangis.

Jungkook tau itu adalah orang orang berharga dalam hidupnya namun ia tak pernah tau akan semenyakitkan ini rasanya ketika ia melihat lukisan itu. Ia merasakan rasa apa yang ada di hati masing masing dari orang tersebut. Rasa sakit yang hampa dan itu sangat menyakitkan.

Jungkook menghapus air matanya dan mencoba keluar dari ruangan hampa itu ia berjalan kearah pintu dimana ia masuk tadi. Namun pemandangan berbeda yang ia lihat. Sebuah lobby rumah sakit yang tak pernah ia ketahui sebelumnya,ia tak pernah datang kemari sebelumnya.

*
*
*
3 hari setelah malam kelam tersebut.

"Apa kau akan mencari adikmu itu,hyung" pertanyaan itu meluncur mulus dari kedua bibir hoseok, ia memperhatikan yoongi yang diam terduduk diatas ranjang. Yoongi sangat ingin mencari sang adik saat ini namun ia tak tau harus mulai dari mana.

Hyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang