"Halo Ji?"
"Ya, Bu? Ji masih di kampus."
"Ibu Sabtu ini ke Bandung."
Oke. Boleh jumpalipatan di depan kelas ga?
"SERIUS BU?"
"Iyaaa."
"Ada acara apa Bu?"
"Ada seminar metode konstruksi baru."
"Sampe kapan Bu?"
"Selasa siang udah balik lagi ke Jakarta soalnya Rabu pagi Ibu mau nemuin klien."
Aku menimbang-nimbang jadwal hari Senin dan Selasa.
"Yah, Ji ada jadwal kosong cuma hari Sabtu aja Bu. Gimana nih?"
"Yaudah gapapa. Kan Ibu mau seminar juga. Ji belajar aja ga usah ribet mikirin Ibu."
"Hmm... Ya udah deh. Ji masuk dulu ya Bu. Tadi kebetulan lagi ada jadwal ganti."
"Oke."
Klik.
Dan aku lupa kalau besok itu Sabtu.
Jadilah Ibu yang menyambangiku ke kos karena aku lupa buat ngejemput Ibu di tempat travelnya. Ternyata eh ternyata satu mobil travel lebih ke visual taksi itu udah dibooking selama Ibu ada di Bandung. Dan aku baru tau kalau Ibu jadi pembicara kedua di seminar itu. Ya pantes aja sih dapet fasilitas oke gini.
"Bawa sekalian baju Ji untuk 2 hari."
Aku membulatkan mata.
"Ga mungkin kan Ibu tidur di hotel sendiri terus Ji ngedekem di kos?"
"ASYIK ASYIK!!"
Aku mulai membuka lemari dan menyomot baju yang akan dibawa. Duh seger nih kalo ada kolam renangnya.
"Ntar Senin Ji dianterin ke kampus sama mas Cip*gantinya. Malam Selasa Ibu tidur di kos Ji aja. Biar ada cashback." Ibu tertawa pelan tapi licik.
Aku cuma bisa geleng-geleng kepala. Mbak Wi juga sering bilang sih kalau Ibu dan Ayah suka gini kalau keluar kota. Contohnya aja uang saku makan, udah difasilitasin satu hari Rp200.000 malah minta mentahnya doang. Terus malah makan di kaki lima, sisanya masuk kantong. Berfaedah banget kan? Udah jalan-jalan, nambah duit lagi.
Tapi bener juga sih. Untung selera Ibu sama Ayah sukanya yang kaya angkringan. Tambah lagi kalau Ayah makan makanan mewah, beliau cepet masuk angin soalnya porsinya dikit banget, mahal pula.
Oh ya, FYI, Ayah dan Ibu itu kerja di bidang konstruksi. Ibu di bagian bahan bangunan konstruksi, kalau Ayah nyampur. Ayah aku dulu sarjananya arsitek, terus gelar masternya sipil. Jadi ya udah itu semua RAB sampai pondasinya beliau yang ngitungin sendiri.
Dan aku ngambil jurusan ini gara-gara disuruh.
Aku tuh ya, pengen banget ambil jurusan Sinematografi. Tapi Ayah malah jadi tim lawan begitu tau pilihanku.
"Ji, Fathan ngekos dimana?"
"Agak jauh dari kos Ji, Bu. Kan kedokteran sama teknik dari ujung ke ujung."
"Tapi hati kalian ga jauh kan?"
"Ih Ibu apaan sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA MAHASISWA
Teen FictionSELAMAT ANDA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI! Klik 'continue' untuk mengetahui detail pendaftaran ulang dan sekali lagi, SELAMAT ANDA SUDAH MENJADI MAHASISWA! [Start : August, '16]