#moment - Ospek Day-2 (2)

1.9K 172 4
                                    

Sial. Sial. Sial.

Kenapa coba si Fathan ngechat pas hapenya mau dikumpulin?!

Ah jadi ga konsen nih dengerin penjelasan tentang pengisian KRS dan keanggotaan perpustakaan univeristas.

Ngomong-ngomong, wujud si Fathan sekarang gimana ya?

Kalo dulu sih siku sama lututnya penuh luka soalnya si Fathan naik sepeda aja kaga becus. Ingusan lagi. Kalo aku ngebonceng dia dan tiba-tiba ngerem mendadak pasti baju di punggungku lengket-lengket gitu ewuh:( //maafkan aku Fathan//

Tapi pas SMP aku baru tau kalo Fathan mengidap penyakit sinusitis makanya ingusan terus. Hebatnya, dia tetep juara 1 di kelas aksel (btw aku satu SMP sama Fathan dan beda SMA, dan aku menyadari kalau aku terjebak di sekolah yang terkenal dengan anak pintar di SMP) padahal dia operasi hidungnya seminggu sebelum ujian. Tsadest. #FathanJago2k16

Oke. Fathan emang pinter, aku akui itu. Sebenernya ga pinter jenius banget gitu, dia tekun dan manajemen waktunya bagus banget. Sejak SD dia dan ibunya selalu ngelilingin kota cuma untuk mungut informasi lomba-lomba, dan itu berjalan sampai dia SMAㅡmungkin.

Alhasil, kalau kalian ke rumahnya, pasti nemuin segala macem piala yang dipajang. Mulai dari olimpiade matematika, fisika, biologi, kimia, sampe piala lomba balap karung ada disitu (katanya rewards yang kecil maupun gede tetep aja kita harus bangga punya rewardnya #okemasbruh).

Tapi, semenjak pisah sekolah aku dan Fathan jadi jarang bertemu. Fathan jarang keluar rumah dan jarang bergaul dengan remaja komplek. Paling-paling kalau taraweh dia baru keliatan, tapi biasanya dia juga ikut taraweh di Masjid Raya ikut dengan sekolah sih (katanya mayan dapet sertifikat, lho kok gue tau?). Lagian rumah kami lumayan jauh sih, Ibu aja tuh bilangnya tetangga padahal bedanya 4 blok-_-

Dan jadilah aku membayangkan bagaimana wujud Fathan yang sebenarnya sekarang.

"Woi catet, ntet!" Cimol asik nyikut-nyikut lenganku.

"Lagi ga mood, syial."

"Ah bete gue."

"Misi," aku nyolek-nyolek dikit bahu temenku yang di depan. Kalo ga salah (ya berarti bener) namanya Mira dan dia Teknik Sipil juga, "Mira kan?"

Ia mengangguk, "kenapa?"

"Kamu nyatet kan? Nanti boleh aku pinjem?"

"Oh boleh kok. Atau nanti aku fotoin aja terus line atau whatsapp ke kamu?"

"Oh boleh banget."

"Tulisin aja id atau nomor hp kamu disini," ia menyodorkan buku catatannya.

Aku segera menyatat ID line-ku, " line aja ya, Mir? Gapapa kan? Makasih yaaa."

"Eh gue sekalian boleh ga?"

Kami berdua spontan mengarahkan pandangan ke Imam.

"Modus lo emang kampret ye."

"Dih ga modus kok," jawabnya sambil menaikkan bibirnya.

"Semua cewe aja noh lo mintain ID-nya!"

"Ya emangnya kenapa ntet? Lo cemburu?"

"Cemburu? Kaga lah najis."

"Eh eh kok malah ribut? Yaudah tulis aja deh disini," Mira mencoba mendiamkan kami.

"Eeh ga usah, Mir. Ntar biar aku aja yang kirimin ke dia. Dia tukang spam, takutnya akun kamu dihack," bisikku.

"Ah ribet lo ntet. Dianya aja mau masa lo ngelarang? Nih gue tulis ya teteh geulis," Cimol langsung menulis ID-nya.

"Dasar lo cimol."

"Ah, atau jangan-jangan itu modus lo biar bisa chat sama gue ntet?"

Si Mira malah ketawa.

"Kaga lah. Gila lu ya pede banget. Ya Allah hapuskanlah dosa si Cimol."

"Ngaku lo, bantet! Gue tau, pesona gue emang ga bisa ditandingi."

"Ssst!" Senior dibelakang kami menyuruh kami diam, "ga ada yang nyuruh kalian ribut!"

ㅡㅡㅡ
Jangan lupa vote+comment. Belajarlah mengapresiasi karya orang lain:)

CERITA MAHASISWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang