CHAPTER 5

1.2K 238 13
                                    

In Prince's Eyes...

"Aku tak punya teman, tak punya keluarga, semua orang hanya menurutiku karena aku pangeran. Untuk alasan itu, aku benci manusia. Karena mereka bisa bersikap seperti keluarga dan teman bagi semua orang disekitarnya."

"Pangeran ..."

"Ya Chunhee?"

"Ayo kita lakukan ritual itu."

Aku tersentak mendengar ucapan Chunhee.

"Apa?"

"Jika memang itu bisa membantu, ayo kita lakukan." ucapnya yakin.

Aku tersenyum samar. Dan mengulurkan tanganku, menunjuk ke arah pisau kecil yang ada disampingnya.

"Berikan pisaumu."

"Untuk apa?"

"Ppaliwa."

Ia tak bicara apapun dan akhirnya memberikan pisau itu padaku. Dengan cepat aku menggoreskan pisau itu ditelapak tanganku. Darah berwarna merah samar bercampur dengan kilatan silver keluar dari tanganku. Chunhee tampak terkejut.

"Darah? Vampire bisa berdarah?" ucapnya.

Aku mengulurkan pisau itu.

"Kau berani melukai tanganmu?" tanyaku membuatnya mendengus pelan.

"Kau bercanda?" ucapnya sambil dengan yakin menggores telapak tangannya.

Darah segar segera keluar dari luka yang ada di lengannya, membuatku menahan diri agar taringku tidak keluar. Aku menarik tangannya, dan dengan tak mengerti ia hanya pasrah saat aku melakukannya.

Aku kemudian mempertemukan telapak tangan kami. Menyatukan darah. Itulah tujuan ritual ini. Tanpa sadar aku menggenggam tangan kanannya, dan memperhatikan reaksinya.

"Apa sakit?" tanyaku.

"Tidak. Tidak terasa apapun." jawabnya sambil kemudian mengeratkan jemari kurusnya. Aku tersentak saat merasakan detakan jantung ditubuh yang seharusnya sudah mati ini. Dan ekspresi Chunhee, sangat tak bisa kuartikan.

"Aku tidak bernafas." ucapnya terkejut.

Aku mengarahkan punggung tanganku ke dekat hidungnya, dan ia memang tak bernafas. Aku segera bergerak menyentuh pergelangan tangannya, tapi tak menemukan denyut nadinya.

Sementara degupan jantung ini masih terasa sangat nyata ditubuhku.

"Jantungku berdetak." ucapku.

Chunhee terbelalak. Ia menggerakkan tangan kirinya menyentuh pergelangan tanganku. "Kau punya denyut nadi!" tangannya bergerak menyentuh pipiku, membuatku terkesiap.

"Dan kulitmu tidak dingin." lanjutnya.

Aku memejamkan mataku saat dadaku terasa sangat sesak. Dan degupan jantung berisik itu hilang. Aku juga mendengar helaan nafas Chunhee.

"Aku bernafas lagi." ucapnya, memperhatikan wajahku, ia kembali menyentuh pergelangan tangan dan pipiku.

"Kau juga tak punya denyut nadi lagi. Kulitmu juga dingin." ucapnya.

Aku menggerakkan pergelangan tangan kiriku, dan sadar bahwa ditangan kami sudah tidak ada darah lagi. Saat melepaskan genggamanku pada Chunhee, aku hanya bisa melihat dua bekas luka goresan berwarna merah muda, dan saat kutarik tangan Chunhee, di telapak tangan kanannya ada luka serupa.

"Aku tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini." ucapku pelan.

"Apa yang terjadi setelah ini? Oh!" ia tiba-tiba saja tampak begitu terkejut.

SPRINGFLAKES [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang