CHAPTER 9

1K 215 13
                                    

In Author's Eyes...

"Pangeran, sesuatu terjadi di luar istana."

Baekhyun membuka matanya ketika dia dengar suara salah satu penjaga istana di luar ruangan. Dari pendengarannya, Baekhyun memang sudah bisa menangkap suara berisik di bawah sana, penuh pekikan dan keterkejutan.

Tapi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Akhirnya Baekhyun mengenakan jubah gelapnya, sebelum dia kemudian melangkah keluar dari ruangan tempat dia sedari tadi berusaha menenangkan diri. Chunhee belum kembali, dan dari perdebatan mereka terakhir kali, gadis itu terdengar begitu bertekad melepaskan diri dari Baekhyun.

"Ugh," langkah Baekhyun sempat terhenti saat tiba-tiba saja dia rasakan nyeri teramat sangat di dadanya. Tapi rasa sakit itu hanya bertahan selama beberapa sekon saja, sebelum kemudian rasa sakit itu berganti dengan suara-suara lain dari luar istana.

Lekas, Baekhyun bawa langkahnya menyusuri tangga melingkar yang membawanya ke lantai paling bawah. Bisa dia lihat kerumunan bangsanya juga beberapa orang manusia ada di pelataran depan istana, mereka sibuk menggumamkan kalimat yang tak bisa Baekhyun dengar dengan jelas karena begitu berisik.

Beberapa dari mereka melarikan diri dengan menutup mulut, dan bahkan ada yang tak segan mengeluarkan suara hendak muntah. Meski mereka tidak berani mengeluarkan isi perut melalui mulut di pelataran istana, tetap saja tindakan mereka dianggap mengganggu oleh Baekhyun.

"Menyingkir! Pangeran sudah datang!" seruan lantang itu terdengar begitu Baekhyun berdiri di ujung pintu masuk istana. Perlahan, kerumunan yang tadi tercipta membuka jalan. Dan dalam sekejap, aroma tajam masuk ke dalam penciuman Baekhyun.

Darah, jelasnya.

"Apa ada yang terluka?" tanya Baekhyun pada penjaga yang sekarang berjalan mengiringinya.

"Tolong kendalikan emosi Anda, Pangeran. Anda mungkin tidak akan suka melihat pemandangan yang sejak tadi menarik perhatian semua orang." kata penjaga tersebut pada Baekhyun.

Baekhyun kemudian sampai di kerumunan itu, dan sontak ekspresi Baekhyun mengeras begitu didapatinya sesosok tubuh sekarat penuh darah ada di sana. Baekhyun memang benci melihat darah yang berceceran, apalagi mengotori pelataran istana kesayangannya.

Tapi sekarang ekspresi Baekhyun mengeras bukan karena hal itu, melainkan karena dia perlahan-lahan bisa mengenali aroma darah yang sekarang menguar tersebut.

Tubuh yang hancur di pelataran istananya jelas-jelas Lee Chunhee. Dalam keadaan yang tidak lagi bisa dikenali. Hampir seluruh tubuhnya tercabik-cabik, wajahnya dihancurkan dengan sengaja, dan darah dibiarkan mengucur dari lehernya yang terkoyak.

"Pangeran, tahan diri Anda. Manusia-manusia ini mungkin akan bereaksi berlebihan jika tahu siapa sosok itu." satu bisikan pelan dari penjaga di sebelahnya menyadarkan Baekhyun.

Sepersekian sekon yang lalu, hampir saja Baekhyun menunjukkan sosok aslinya di tengah kemarahan. Baekhyun tahu, Chunhee masih bernyawa. Hanya menunggu waktu saja sampai gadis itu meregang nyawa dan akhirnya benar-benar mati.

Tapi Baekhyun tidak bisa berdiam. Penyerangan terhadap Chunhee jelas-jelas sebuah penghinaan buatnya. Terlebih, tubuh hancur gadis itu dengan sengaja dibuang di depan istana Baekhyun.

"Saya akan bereskan tubuhnya begitu dia mati." ucapan penjaga itu tidak malah membuat emosi Baekhyun surut. Yang ada, rahang pria itu justru semakin terkatup rapat.

"Jangan. Kau, bawa pasukan kita untuk mencari siapa dalang di balik penyerangan ini." kata Baekhyun. Samar, didengarnya suara langkah di belakang. Pimpinan lainnya pasti datang untuk menyaksikan keributan yang sudah mengganggu ketentraman istana petang ini.

SPRINGFLAKES [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang