CHAPTER 12 [final]

1.3K 212 6
                                    

In Author's Eyes...

"Seperti ucapanku tadi, Park Chanyeol. Aku akan mengutukmu, sehingga kau tidak lagi bisa berusaha mengusikku atau mengusik orang-orang yang berada di dalam perlindunganku."

"Rupanya... melawanku saja sudah membuatmu berubah menjadi monster, Baekhyun. Kalau kau masih selemah ini, bagaimana kau akan bisa melawan pimpinan pasukan vampire yang lainnya?"

Tawa lolos dari bibir Baekhyun. Bukan tawa khas miliknya, tapi suara tawa yang terdengar seolah bergemuruh, hendak menelan habis apapun yang ada di hadapannya. Tawa ini mengerikan.

"Kau pikir aku berubah untuk melawanmu? Aku berubah untuk membangunkannya." kata Baekhyun, sekon berikutnya bisa Chanyeol lihat bagaimana tubuh Chunhee melayang ke udara, dibalut kabut hitam mengerikan yang dia kenali sebagai kabut serupa milik Baekhyun.

Bukan, bukan hanya milik Baekhyun tetapi juga milik vampire berdarah murni lainnya. Yang mereka tunjukkan saat akan memberi kutukan kepada vampire lain. Tetapi, mengapa Baekhyun justru menggunakan kabut kutukan itu pada Chunhee?

"Kau akan membangunkannya?" ulang Chanyeol, segera dia teringat pada hal yang pernah dilakukannya pada si gadis yang merenggut perasaan Baekhyun dan mengubahnya menjadi seorang yang tidak bisa menunjukkan perasaannya seperti ini.

"Ya, dengan cara yang sama seperti caramu membangunkan dia." Baekhyun mengedikkan dagunya ke arah gadis yang berdiri dengan tatapan kosong di belakang Chanyeol. Well, Baekhyun sudah berniat untuk benar-benar mengakhiri kehidupan gadis itu juga, tentu saja.

SRASH!

Terkejutnya Chanyeol saat dia lihat bagaimana kabut hitam di sekitar tubuh Chunhee sekarang bergerak dengan kasar mencabik tubuh si gadis, mengundang pekikan sarat akan kesakitan yang lolos dari bibir Chunhee.

"Dia juga akan mati, Chanyeol." kata Baekhyun begitu dia alihkan pandangnya dari tubuh Chunhee, seolah teriakan kesakitan gadis itu sekarang sama sekali tidak mengusik pendengarannya.

Kemudian Baekhyun melangkah dengan tenang, dia biarkan kabut hitam itu sekarang melingkupi tubuh gadis berpandangan kosong di belakang Chanyeol. Suara berkemeretak patah yang menyapa rungu Chanyeol segera membuat pemuda bermarga Park itu tahu apa yang terjadi.

Dia bahkan tidak perlu membalikkan tubuhnya untuk melihat bagaimana keadaan si gadis. "Kau tidak bisa menggunakan masa lalu untuk melawanku. Karena aku tidak hidup di bawah kungkungan masa lalu." kalimat itu kemudian masuk ke dalam pendengaran Chanyeol. Terdengar seolah berusaha menamparnya.

"Sebenarnya, kau terlalu lemah untuk melawan masa lalumu sendiri. Sehingga kau memutuskan untuk berlari darinya dan bersikap seolah kau baik-baik saja." sahut Chanyeol ringan, tengah berusaha bermain-main dengan emosi Baekhyun lagi, rupanya.

"Tutup mulutmu, Park Chanyeol. Kau tahu kau tidak pantas untuk bicara seperti itu padaku." kata Baekhyun kemudian membungkam Chanyeol. Memang, dia tahu benar kalau dia sekarang tidak berada dalam situasi di mana dia bisa bebas bicara.

Pasukannya sudah ia kerahkan ke singgasana Baekhyun. Melihat tidak adanya satu orang pun yang kembali, bisa Chanyeol katakan kalau dia sekarang sudah kalah telak. Satu-satunya pilihan adalah mengalah, tetapi tidak ada kata kalah di dalam kamus seorang Park Chanyeol.

"Mengapa tidak kau lawan aku secara fisik saja? Daripada bermain dengan kutukan." Chanyeol menguarkan sebuah tantangan. Yang kemudian disahuti Baekhyun dengan senyum simpul.

"Kau pikir aku takut menghadapimu? Sudah kukatakan aku tidak hidup di bawah kungkungan masa lalu, Chanyeol. Jangan meremehkanku." kata Baekhyun, dia kemudian menggerakkan tangannya, menarik sepasang pedang Chunhee yang tergeletak di tanah untuk menyatu dengan telapak tangannya.

SPRINGFLAKES [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang