In Author's Eyes...
"Hanbin, kejar dia!"
Chanwoo berseru saat ia mulai kehabisan nafas. Upayanya mengikuti Chunhee rupanya tidak mudah. Meski keduanya sama-sama tahu bahwa Chunhee telah berubah, mereka sama-sama tidak menduga kalau Chunhee akan berubah 'sebanyak' itu.
"Sial. Cepat sekali dia menghilang." kata Hanbin, pemuda itu masih berlari beberapa meter di depan Chanwoo. Karena dia ada di jajaran manusia terkuat di dalam kehidupan kecil mereka, tentu saja tidak begitu sulit bagi Hanbin untuk mengejar Chunhee.
"Aku akan menyusulnya, Chanwoo. Kau lekaslah menyusul kami berdua!" vokal Hanbin terdengar memerintah, dia kemudian mempercepat larinya, membuat Chanwoo semakin tertinggal di belakang dan akhirnya menghentikan langkah.
Dia sudah kehabisan nafas dan kepayahan mengejar Chunhee. Sementara Hanbin sendiri masih tidak menyerah. Dia harus memastikan Chunhee tidak terlibat di dalam masalah apapun meski sekarang gadis itu sudah mulai menghilang dari pandangannya.
Begitu Hanbin menangkap keberadaan sebuah kastil beberapa ratus meter dari tempatnya sekarang berada, segeralah Hanbin sadar tentang tujuan Chunhee sedari tadi. Dia pasti mengetahui siapa yang ada di kastil tersebut.
Dan yang tidak Hanbin duga adalah, keberadaan kastil tersebut—yang teramat dekat dari tempat mereka tinggal selama ini.
"Jadi... selama ini kami diawasi dari jarak sedekat ini?" gumam Hanbin saat ia menghentikan langkah. Tidaklah ia perlu mengejar Chunhee lagi, sebab tujuan gadis itu sudah jelas.
Sekarang, Hanbin hanya perlu memastikan kalau Chunhee tidak terlibat masalah di sana. Karena bagaimana pun, Hanbin tahu di kastil tersebut pasti yang tersisa hanya musuh, tanpa adanya manusia-manusia yang diizinkan hidup seperti di tempat tinggal Hanbin selama ini.
Alih-alih menaruh atensi pada Chunhee yang sekarang tidak lagi dia temukan keberadaannya, Hanbin justru merasa penasaran pada Chanwoo yang tidak kunjung muncul.
"Di mana Chanwoo? Mengapa dia tidak kunjung menyusul?"
██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██
"Kau boleh mengutukku jika kau berhasil membunuh gadis yang kau cintai dengan tanganmu sendiri, Baekhyun." kata Chanyeol. Pemuda itu kemudian menggerakkan jemarinya, membuat si gadis terjaga dari tatapan kosongnya.
Sekarang, gadis itu melangkah mendekati Baekhyun dengan senyum manis terpasang di wajah. Hal yang membuat Baekhyun beringsut mundur, waspada.
"Mengapa menjauh? Bukankah, kau merindukanku, Baekhyun?"
Baekhyun terhanyut dalam diam. Berhadapan dengan Chanyeol adalah satu situasi yang sudah dia antisipasi dan sudah ia persiapkan juga. Tetapi berhadapan dengan gadis—yang dulunya manusia, dan telah menghancurkan kehidupannya puluhan tahun yang lalu, bukanlah situasi yang Baekhyun harapkan.
"Aku tidak merindukanmu." kata Baekhyun, tegas, tanpa emosi.
Si gadis lantas tersenyum. Sebab di pendengarannya sekarang, Baekhyun justru terdengar seolah berusaha menyampaikan kerinduan yang telah dipendamnya.
"Benarkah? Lalu mengapa tatapanmu tidak bisa kau alihkan dariku?" pertanyaan retoris, Baekhyun sendiri bahkan tidak tahu mengapa dia terus menatap wajah si gadis padahal dia sendiri merasa begitu marah saat mengingat masa-masa mengerikan di mana dirinya jadi orang yang paling dihancurkan karena si gadis.
"Aku sedang memikirkan bagaimana aku harus mengakhirimu." sahut Baekhyun, tidak sepenuhnya berbohong, tentu saja, karena bagaimana pun keberadaan si gadis sebenarnya sudah melanggar aturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRINGFLAKES [finished]
Vampiros*some chapter are privated (random private) *to read the privated chapter: follow this account, logout ur account and relogin Jika dunia tidak lagi berpihak pada manusia, bagaimana manusia bisa bertahan? Keadaan mungkin sudah berbalik, karena sekara...