CHAPTER 8

1.2K 231 5
                                    

In Chunhee's Eyes...

Ada yang salah dengan diriku. Entah, karena Baekhyun, atau memang aku sendiri yang sudah mulai kehilangan ambang batas pemikiran normal sampai-sampai bisa merasakan hal-hal aneh dan lancang seperti ini.

Aku ingat, saat tahun lalu aku melihat Baekhyun di balik lindungan jubah hitamnya ketika mereka akan melakukan 'pemilihan' pada segelintir kecil dari remaja-remaja bangsa kami yang tersisa.

Tapi tahun ini, semuanya terlihat begitu berbeda.

Satu tahun telah berlalu sejak saat aku bertemu dengan Baekhyun dan terikat dengannya sebagai seorang 'pesuruh' dalam pandangan manusia. Jangan minta aku menjelaskan apa yang terjadi pada Hanbin, atau manusia lainnya.

Baiklah, biar aku jelaskan dengan singkat.

Aku melatih Baekhyun untuk menggunakan senjata—yang sudah kumodifikasi agar elemen peraknya tidak bisa melukainya—selama dua bulan sampai Chanwoo secara tidak sengaja mendapati aku 'dihukum' di tengah hutan. Dan jangan tanya bagaimana reaksi bocah itu.

Dia luar biasa senang karena akhirnya bisa mengenal seorang vampire—saat itu Chanwoo belum tahu kalau Baekhyun adalah pimpinan dari vampire yang menguasai wilayah kami—dan Baekhyun juga tampaknya bersikap lebih ramah dan terbuka pada Chanwoo.

Keduanya seringkali kudapati menghabiskan waktu bersama. Bahkan selama beberapa minggu keduanya rutin berlatih. Di bulan ke-enam sejak aku melatih Baekhyun pertama kali, dia sudah tidak lagi membutuhkanku sebagai tutornya. Yang ada, Baekhyun justru sudah bisa mengecohku dan menyudutkanku dengan senjata.

Dia sangat luar biasa. Maksudku, dia bisa mengingat tiap detil gerakan yang pernah aku maupun Chanwoo ajarkan padanya.

Kemudian bicara tentang Hanbin, dia tahu belakangan kalau Baekhyun adalah seorang vampire. Dia mengetahuinya di saat yang sama dengan waktu dia juga tahu bahwa aku sudah terikat dengan vampire.

Ah, Hanbin sempat mendiamkanku selama enam hari sebelum aku kemudian menceritakan semuanya pada Hanbin. Ya, semuanya. Terkecuali beberapa konversasi pribadi antara aku dan Baekhyun, tentu saja.

Jadi, sekarang semua orang sudah tahu siapa Baekhyun. Karena dia sering menghabiskan waktu di tempat tinggal kami, orang-orang sepertinya tidak memberikan cemoohan berarti pada Baekhyun.

Dan saat pemilihan terjadi tahun ini, aku yakin semua orang menyerahkan diri dengan sukarela. Sebab, Baekhyun tak lagi memaksakan diri untuk tampak 'tidak terlihat' di mata kami. Dan dia bahkan sempat bicara padaku soal rencananya untuk menawarkan siapapun yang ingin mengabdi.

"Apa kau benar-benar akan menawarkannya pada mereka?" aku berbisik pada Baekhyun saat kami berdiri di hadapan empat puluh enam remaja yang tersisa di bangsa kami.

"Ya, tentu saja. Tapi tahun ini aku pikir aku tidak butuh terlalu banyak orang pengabdi." ucap Baekhyun membuatku menatapnya tidak mengerti.

"Apa maksudmu? Kenapa begitu?" tanyaku.

Baekhyun terdiam sejenak. "Kau sendiri yang menginginkan hal itu. Karena kau sudah banyak membantu, kupikir sudah seharusnya aku mulai membuktikan apa yang sudah kubicarakan denganmu, bukan?"

"Maksudmu... tentang kau yang akan menghentikan pengabdian tahunan ini?" tanyaku lebih hati-hati.

Baekhyun menatapku, penuh dengan keyakinan di balik manik berwarna merah kelam miliknya yang kerapkali membuatku menampar diri sendiri dan mengingatkan diriku bahwa dia adalah salah satu bagian dari bangsa yang berusaha untuk melenyapkan bangsaku.

SPRINGFLAKES [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang