Selamat membaca para readers😊
Tahun ajaran baru dan hari pertama sekolah di SMA
Bima Sakti. Dea tidak ingin telat datang ke sekolah manalagi dea dimasukkan ke kelas 11 Ipa1yang katanya itu adalah kelas unggulan di Bima Sakti.Apalagi semalam ayahnya bilang kalau kota Jakarta itu suka macet parah kalau pagi hari menjelang jam kerja. Dan sengaja masih pukul 06.30 dea sudah menuju meja makan dan disana sedang ada bundanya yang lagi nyiappin sarapan.
Dea tersenyum menghampiri meja makan
"Pagi bunda" sapa dea lalu duduk. Pakaian yang rapih dan wajahnya yang lembut seakan semua orang tau jika gadis bandung ini memiliki kepribadian yang ramah"Pagi sayang, ehh anak bunda udah ga sabar ya masuk sekolah baru" cibir karin sang bunda pada dea yang sudah duduk menunggu sarapan sambil mengusap rambut dea
"Iya dong bunda, ayah mana sih bun? Kok belum siap?"
"Giliran semalem aja ayah bilang kota Jakarta itu kota macet tapi malahan sekarang ayah yang lama" cerocos dea mendumel sambil mengerucutkan bibirnya dan bundanya hanya ketawa-ketawa saja melihat putrinya yang kini sudah semakin dewasa dan cerewet.
"Kata siapa ayah lama? Ayah udah siap daritadi kok sayang. Ayok berangkat" sahut adrian dari belakang ketika mendengar putrinya mendumel. Dengan sigap dea langsung memakan makanannya dengan cepat dan lahap ketika suara ayahnya menggema.
"Bun, dea berangkat ya. Assalamualaikum" ucap dea sambil bersalaman dengan bundanya dan mencium pipi bundanya. Dea terlihat antusian dan bersemangat pagi ini walaupun kenangan masa Smanya di Bandung masih menjadi kenangan suram baginya.
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya sayang" balas karin. Lalu dea langsung menuju mobil karena ayahnya sudah lebih dulu berpamitan pada bundanya dan sedang menunggu dea di mobilnya.
Tak menunggu waktu lama. 15 menit perjalanan kini dea sudah berada di SMA Bima Sakti. Sekolahnya begitu berbeda dengan sekolah lamanya di Bandung. Sekolahnya yang sekarang tataan gedungnya lebih megah dan rapih.
"Yah dea sekolah dulu. Ayah semangat ya kerjanya" kata dea menyemangati ayahnya dan membuka pintu mobilnya dan berpamitan pada ayahnya
"Kamu juga ya de" balas ayahnya dan setelah dapat anggukan dea dan Dea yang sudah memasuki gerbang sekolahnya dan baru saat itulah ia melajukan mobilnya dan pergi dari SMA Bima Sakti.
Karena masih penasaran, baru saja masuk gerbang dea sudah melongo melihat sekolah barunya hingga tak memperdulikan lirikkan-lirikkan para siswa SMA Bima Sakti yang sedang membicarakannya
Sangking asiknya hingga dea lupa jika dia ingin mencari kelasnya dahulu. Namun baru saja ingin nyebrang dan menengok ke jalanan, sebuah motor mengerem tepat di depannya
"Tiiiiinnnn" suara klakson motor itu menggema keras saat dea ingin melangkah akibat dea yang tidak melihat kanan-kiri terlebih dahulu
Dea tertunduk takut karena terlihat jelas wajah pria itu seperti kesal kepadanya. Wajah Dea sudah merah padam
"Woy!! bego banget sih lo jalan gak liat-liat!!"
"Untung aja gak gua tabrak lo tadi" bentak gilang ketus sedikit berteriak sambil melirik ke arah dea tajam. Gilang tidak tau kalau dea anak baru di sekolahnya. Begitupun dea, dea tidak tau kalau gilang adalah salah satu murid populer di SMA Bima Sakti. Semua di buat rumit oleh semesta, hari pertama dan masalah pertama pula bagi dea
"Maaf kak" kata dea polosnya. Tanpa tau apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Kakakㅡkakak!!.. gua bukan kakak lo!!" Lagi-lagi gilang membentak Dea dengan nada yang terdengar ketus lalu Gilang tak ingin ambil pusing dan akhirnya Gilang pun melajukan motornya hingga memarkirkan motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Boy
RastgeleKetika Gilang, Divin, dan Langga sedang mencoba menirukan permainan yang sering dilakukan para kaum wanita yaitu 'Thurt or Dare' Permainan sudah mereka mulai dan tongkat berhenti ke arah Gilang " Thurt or Dare " " Karena gua laki, gua milih Dare "...