"Kak keynan" sapa dea ketika saat melihat keynan juga ikut meneduh di halte.
"Zanty" sapa keynan juga. Keynan tak percaya kembali saat melihat dea yang menyapanya lebih dulu.
"Kakak ngapain disini?" Tanya dea pada keynan yang sedang mengkibaskan jaketnya.
"Lo itu ga liat atau buta ? Gua disini itu lagi neduh lah. " balas keynan dingin dan menusuk. Dea yang merasa tak nyaman hanya tersenyum masam sambil menatap jalanan yang basah akibat terguyur hujan malam ini
"Maaf kak" balas dea dengan nada yang takut salah kembali. Keynan tak menanggapi dan tetap menunggu hujan reda.
Tak menunggu lama hujan sedikit mereda. Dea yang merasa keynan tak memperhatikannya lagi seperti biasanya, dea justru merasa aneh seperti sakit hati padahal tidak ada status.
Keynan yang melihat dea menerobos hujas yang agak reda merasa tak ingin jika dea basah kuyup. Keynan pun langsung mengejar dea dan melapaskan jacketnya untuk di berikan pada dea.
"Dasar bego!! Ini tuh masih hujan, gausah kaya anak kecil sih sukanya nerobos hujan." Ceplos keynan tajam yang mencegat dea dan memakaikan jacketnya agar dea tak kehujanan
"Terus apa bedanya aku sama kakak?" Balas dea. Keynan berfikir sejenak namun tak menjadi masalah baginya ucapan dea barusan.
"Terus buat apa kakak ngasih jacket ini kalau pada akhirnya kakak juga ikut kehujanan. Berarti kakak juga anak kecil dong" sambung dea kembali. Sontak keynan langsung berhenti memegangi jacket tersebut dan menatap dea lurus-lurus dengan tatapan dinginnya yang menusuk sama seperti ribuan butir air yang jatuh ke bumi.
"Gak usah baper" talak keynan yang sambil menatap tak percaya kalau dea akan berkata seperti itu.
"Aku gasuka kalau orang yang gatau tentang apa itu arti bawa perasaan tapi dia seolah-olah kaya tau semua tentang arti bawa perasaan. Serasa disini itu kaya aku yang bawa perasaan sama kakak, padahal itu gak sama sekali" jelas dea yang tak suka dituduh bawa perasaan dengan keynan. Keynan tak percaya dea berani bilang kaya gitu ke dia.
"Jadi lo fikir gua gatau arti bawa perasaan gitu?" Sindir keynan yang merasa di tuduh..
"Bukan gitu kak" dea merasa tak enak hati atas ucapannya ke keynan dan mencoba meredam amarah keynan
Lalu keynan mendekatkan dirinya ke arah dea dan memegang kedua bahu dea dan menatap mata dea
"Apa lo masih tetep mau bertahan sama pendirian lo yang katanya gak bakal baper sama gua?" Tanya keynan kembali. dea mengangguk, tanpa hitungan detik keynan menatap dea dengan tatapan yang siapa saja yang melihat tatapan keynan kali ini di jamin langsung jatuh cinta.Begitu dengan dea, dea merasa deg-degan bukan main saat dirinya di tatap keynan serius mana sekarang badannya yang kedinginan akibat hujan yang kembali turun.
Keynan menyadari kalau dea kedinginan akibat hujan yang semakin lebat turun kembali.
"Lo kedinginan?" Tanya keynan yang sudah basah kuyup begitu pun dengan dea.
"Nggak kok" dusta dea agar tak terlihat lemah di hadapan keynan. Namun keynan justru memeluk dea, dea kaget dengan hal yang di lakukan keynan.
"Gua tau lo kedinginan, mending kita pulang" kata keynan mengajak dea, dea justru menolak dan melepaskan pelukkan keynan.
"Nggak kak. Tujuan awal aku kesini itu mau---" ucapan dea terpotong
"Iya gua tau lo mau beli harumanis kan? Gua juga mau beli harumanis, tapi pas liat lo kedinginan kaya gini gua jadi ga tega. jadi lebih baik lo pulang. gua anter " sambung keynan dan menarik dea menuju sih kancil motor kesayangannya. Dan lagi-lagi hanya dengan dea keynan mampu berkalimat panjang.
Dea pun ikut dengan keynan tanpa jadi membeli harumanis. Di perjalanan
Dea hanya diam tak ada satupun yang berani memulai topik pembicaraan. Kota Jakarta malam dengan hujan yang lumayan reda dengan lampu yang kerlap-kerlip membuat kota Jakarta terkesan indah tapi angin akibat hujan yang menusuk hingga tulang membuat dea semakin menggigil."Kak, mengkol kanan ya" kata dea sekaligus memecah keheningan yang tak tercipta sedari tadi.
"Lo pikir gua tukang ojek" balas keynan ketus yang mengarahkan kaca spionnya ke arah dea tanpa dea ketahuin. Terlihat wajah kaget dea, keynan hanya tersenyum melihatnya
"Bukan kak" kata dea mencoba senetral mungkin
"Kalau bukan, ya pegangan lah" cibir keynan. Terlihat dari spion dea yang mendumel sambil memegang baju keynan, sepanjang perjalanan keynan terus melihat wajah dea dari spion tanpa dia ketahui. Terukir jelas senyum di wajah keynan.
Tak terasa setelah dea menunjukkan arah rumahnya akhirnya dea sampai juga di rumahnya.
"Makasih" ucap dea berterimakasih
"Udah" kata keynan menggantung, dea mengerutkan dahinya
"Iya" balas dea. Lalu keynan tersenyum masam dan melajukan motornya pergi dari daerah perumahan dea.
Baru saja masuk dea sudah di introgasi oleh sang bunda
"Dea, masyaallah kamu memangnya ga neduh tadi? Kok basah kuyup kaya gini coba" Tanya karin berentet yang khawatir karena melihat anaknya basah kuyup
"Udah bun, tapi dea nerobos hujan tadi" jawab dea dan mendapatkan bundanya yang geleng-geleng kepala
"Terus yang kamu pake itu jacket siapa" tanya karin, terlihat jelas wajah kaget dea.
"Ohh ini .. anu, emm anu bun punya temen dea" ucap dea yang terbata membuat karin semakin penasaran ingin tau
"Temen kamu baik ya de, cewe apa cowo?" Tanya karin menyelidik
"emm cowo bun" kata dea agak ragu, soalnya takut di marahin sang bunda
"Cowo!! Kamu bilang sendiri ke pasar malamnya kenapa bisa pulang bareng cowo dea. Kamu bohong sama bunda?" bentak karin yang tak suka melihat anaknya di antar cowo
"Tadi dea ketemu di halte deket pasar malam bun . dea ga bohong, dia kakak kelas dea bun. Bunda jangan marah sama dea ya" mohon dea yang melihat wajah marah bundanya. Karin melemah melihat mata anaknya yang menyendu
"Bunda ga marah de, cuma lain kali jangan hujanan kaya gini lagi ya de. Udah sana mandi biar ga masuk angin" suruh karin dan dea mengikuti apa yang di mau bundanya dan langsung menuju kamar untuk mandi.
•••
Masih terlihat jelas mobil divin dan langga terparkir di halaman rumahnya. Keynan pun celingak-celinguk mencari-cari keberadaan mamanya agar tak kena marah
"Awww" teriak keynan sedikit menjinjit yang tiba-tiba di jewer andini sang mama tiba-tiba
"Aww sakit ma, ampun dong" mohon keynan yang semakin dikencangkan jewerannya begitupun dengan rintihan keynan
"Darimana kamu heh!!" Bentak andini yang masih menjewer keynan
"Lepas dulu dong ma, sakit tau. Nanti keynan ceritain deh" bujuk keynan dan andini melepaskan jewerannya. Lalu setelah andini melepaskan jewerannya keynan justru kabur lari ke kamar.
"Ma, nanti pagi aja keynan jelasin. Keynan udah kedinginan nih" teriak keynan sambil berlari ke kamar dan terdengar jelas hingga ke telinga gilang, divin dan langga
"Keynan..keynan.. mama udah gatau lagi cara buat kamu supaya ga bandel lagi" andini mendumel prilaku keynan yang jauh berbeda dari gilang yang terkesan bandel tapi masih batas wajar dan biasa saja.
Saat masuk kamarnya, keynan kaget bukan main karena kamarnya sekarang jadi berantakkan penuh dengan kulit kacang berserakkan akibat divin, langga, gilang yang main ps dan kini mereka bertiga sudahh pura-pura
tergeletak di kasur king size milik keynan supaya tak kena amukkan keynan.Keynan pun memakluminya, dan berarti malam ini jatahnya untuk tidur di kamar gilang dan mengacak-ngacak kamar gilang.
Vomment😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Boy
РазноеKetika Gilang, Divin, dan Langga sedang mencoba menirukan permainan yang sering dilakukan para kaum wanita yaitu 'Thurt or Dare' Permainan sudah mereka mulai dan tongkat berhenti ke arah Gilang " Thurt or Dare " " Karena gua laki, gua milih Dare "...