Delapan.

46 9 1
                                    

Hari ini hari yang sangat menyebal kan bagi dea. Bagaimana tidak pasalnya hari ini dea resmi menjadi pacar gilang. Orang yang tak dea kenal sekalipun, tapi tetap saja dea tak menganggap gilang sebagai pacarnya walaupun gilang kokoh pada pendiriannya. Dea hanya menganggap gilang hanya sebatas teman tak lebih.

Hari ini ayah dea dinas luar dan dea hanya tinggal bersama bundanya saja.

"Bun, aku ke pasar malam ya" pinta dea. Memang jadwalnya dea ke pasar malam kalau tidak malam minggu ya malam selasa. Mengapa begitu? Kalau malam minggu makan harumanis beban dea selama satu minggu sekolah itu seperti hilang. Sedangkan kalau malam selasa hanya untuk hitung-hitung cemilan saat sedang sibuk dengam banyakknya tugas.

"Coba bunda tanya? Dea mau kesana sama siapa coba?" Tanya karin sang bunda panik pada dea. Karin memang masih khawatir kalau melihat dea pergi sendiri

"Sendiri lah bun, kan dea bisa naik taxi. Kalau gak ada taxi kan ada gojek juga si bun" jawab dea datar. Karin berdiri dari kursi lalu berkacak pinggang

"Kamu ini ya, bunda gak ngizinin kamu pergi malam ini ehh malah ngotot" telak sang bunda dan dea mengrucutkan bibirnya.

"Ayolah bun, dea udah dewasa bunda. Boleh ya bun? Dea udah lumayan tau kota Jakarta kok bun, kan di kasih tau ayah kemarin" cibir dea yang membujuk sang bunda agar diizinkan untuk ke pasar malam.

"Lumayan tau belum tentu ngejamin kamu tau tentang Kota Jakarta Dea. Bunda khawatir!" Kata karin menjelaskan dengan tegas . Namun karin melihat wajah dea yang cemberut. Karin tak bisa melihat dea cemberut. Karin pun ingin menemani dea ke pasar malam, namun tak ada kendaraan dan pekerjaannya pun numpuk. Karin merasa mungkin dea butuh hiburan.

"Oke, bunda izinin dea ke pasar malam. Tapi hati-hati ya, terus pulangnya gak boleh lebih dari jam 9 malam ya" sambung karin kembali dan kemudian berlari ke arah karin dan memeluk karin erat-erat lalu jingkrak-jingkrak

"Makasih bunda. Aku sayang bunda" kata dea lalu mencium bundanya.

Kemudian dea pamit untuk pergi ke pasar malam. Pakaian yang di pakai dea cukup simple dan terkesan menarik. Rambut panjang yang sengaja dea urai dan membawa tas rajutan kesukaannya.

•••

Karena ini hari sabtu dan malam minggu adalah kebiasaan divin dan langga main ke rumah gilang. Kadang juga mereka suka menginap di rumah gilang hanya karena main ps hingga larut malam dan membahas hal-hal yang tak penting untuk di bahas.

"Gilang...gilang" panggil divin ketika baru saja memarkirkan mobilnya.

Tak menunggu waktu lama pintu rumah gilang terbuka dan nampaklah wajah bi siti

"ehh ada den divin, mari atuh masuk den."

"Den langga pujaan hati bi siti kumaha atuh den?" Tanya bi siti dengan centilnya, ohya bi siti itu suka kecentilan kalau divin dan langga sudah main ke rumah gilang.

"Masih di depan bi, tungguin aja tuh sampe jamuran haha" kata divin lalu masuk ke dalam rumah gilang. Tak lama langga menyusul divin

"Den langga kok nda pernah main ke rumah den gilang. Bi siti teh kangen atuh sama den langga" kata bi siti menggoda langga ketika langga baru saja berlari mengejar divin. Setiap kali bi siti menggoda langga pasti selalu saja langga merinding.

"Dih apaan sih bi, geli tau gak sih" kata langga sambil berkidik geli, bi siti hanya senyum-senyum manja dan langga langsung menyusul divin. Dan ternyata ada mama gilang.

Introvert BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang