chapter 2

3.6K 282 3
                                    

Anita pulang dengan wajah murungnya. Dia bingung bak buah simalakama, dia bingung harus bahagia karna mendapat tugas mulia untuk negara dan mengabdi kepada masyarakat ataukah sedih karna harus meninggalkan keluarga dan kampung halamannya.
"Kenapa nak, kok baru pulang udah murung aja? Apa ada masalah dirumah sakit?"tanya Ranggi yang tak lain adalah ibu Anita.
Anita tidak menjawab pertanyaan dari ibunya, dia langsung meloloskan diri dari ibunya dan langsung masuk ke kamar. Curiga dengan sikap aneh anaknya sang ibu pun mengikuti anaknya kedalam kamar. Sesaat setelah ibunya duduk dikasur empuknya, Anita langsung memeluk ibunya dan menangis sejadi-jadinya dipelukan ibunya.
"Kamu kenapa nak? Kalau ada masalah kamu cerita sama mama, jangan nangis begini"
"Maa, aku dipindah ke Nigeria sebagai tenaga medis disana. Karna disana masih sangat kekurangan tenaga medis ma"jawab Anita yang terbata-bata akibat tangisannya yang hebat itu.
"Waahhh.... itu bagus nak, mama bangga sama kamu, kamu bisa mengabdi kepada masyarakat, kamu sangat bermanfaat bagi orang lain. Dan apa kamu tau bahwa dalam salah satu hadits nya, Rosulullah pernah berkata sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain"seru ibunya yang mulai dilinangi air mata.
"Iya ma, tapi aku masih berat buat ninggalin mama dan papa"
"Jangan ragu nak, papa dan mama slalu mendukungmu. Pergilah demi tugas yang berada dipundakmu, menyelamatkan nyawa orang lain. Yang penting kamu berusaha dengan sekuat tenaga, masalah hasil sembuh atau tidaknya pasienmu nanti, itu terserah Alloh nak, karna sehat, jodoh, rizki, dan maut itu hanya Alloh yang tau"
"Mama benar, kalau aku mengeluh dengan tugasku, maka aku tidak layak disebut sebagai dokter ma, aku akan pergi menunaikan kewajibanku sebagai dokter"
"Naaahhh.... begitu dong, anak mama harus semangat".
Pemberian semangat kepada Anita yang diakhiri dengan kecupan sayang dari ibunya yang mendarat di dahi Anita.
"Baiklah mamaku sayang"
"Ya udah kamu cepetan ganti baju, mama akan menyiapkan makanan buat mu".

❤❤❤

Mentari pagi menyambut Anita dari tidur lelapnya semalam. Anita lantas begegas mandi dan memakai sragam putihnya. Seperti biasa Anita harus berangkat ke rumah sakit pukul 8 pagi untuk menengok para pasiennya.
"Selamat pagii mama..."sapa Anita kepada ibunya saat turun dari tangga menuju meja makan
"Ehh.. pagii sayang. Sini sarapan dulu"

❤❤❤
"Pagii dokter Anita!!"sapa seorang pasien yang mulai berjalan-jalan guna menunjang kesembuhan kakinya.
"Ohh... hay selamat pagi, bagaimana keadaan kakinya apa sudah mendingan?"
"Sudah dok, bahkan saya sudah bisa berjalan mengelilingi taman belakang meski banyak istirahatnya hehehe".
"Iya, tapi jangan terlalu dipaksakan untuk berjalan jauh dulu. Karna kalau terlalu capek nanti ototnya akan kram dan sakit, karna ini ototnya kan masih dalam masa pemulihan jadi jangan dipaksa berjalan jauh dan jangan kecapean".
"Baik dok".


"Nit, lo dipanggil Pak Anton suruh ke ruangannya sekarag" suara perawat Andre yang membingungkan Anita.
"Gue sendiri ndre?"
"Ga tau, gue cuma disuruh manggil lo doang".

*Ruangan Pak Anton
Tokk...tookk...tokkk... suara pintu Pak Anton yang diketok oleh Anita.
"Yaa, masuuk"
"Misi Pak, apa bapak memanggil saya"
"Yaa saya memanggil kamu. Seperti yang kamu lihat disini sudah ada 9 anggota yang akan dikirim ke Nigeria dan yang terakhir yaitu kamu. Disini saya akan memilih Ketua, sebagai pemimpin anggota kita nanti saat bertugas disana. Dan saya memilih kamu dokter Anita".
Anita kaget dengan omongan Pak Anton.
"Kenapa harus saya Pak. Kan dokter Agung lebih tua dari kita semua, seharusnya dia saja yang menjadi ketua"tukas Anita
"Iya sih, tapi saya lebih memilih kamu, karna saya lihat kamu begitu bertanggung jawab terhadap pasien".tegas Pak Anton
"Baiklah Pak, saya akan berusaha menjaga amanah dari bapak ini"suara Anita yang mulai melemah.
"Baiklah hari ini kita lanjutkan pertemuan ini dengan penjelasan bagaimana kalian harus bertugas disana, yang pastinya akan ada sedikit perbedaan dari tempat kerja kalian disini".

❤❤❤

Jam makan siang telah dimulai. Anita bergegas menuju mushola untuk menunaikan sholat dzuhur. Setelah sholat, Anita memilih tempat duduk yang masih kosong. Akhirnya Anita mendapatkan meja kosong dipojok depan. Anita memesan makanan dan langsung melahapnya agar suara keroncong diperutnya lekas sembuh.


Sebuah tangan mendarat dipundak Anita yang juga dihiasi dengan suara
"Hay Nit, sendirian aja. Btw gimana nyokap lo, setuju gak klo lo pergi ke Nigeria?
"Alhamdulillah boleh, bahkan nyokap gue sendiri yang ngasih nasihat supaya gue pergi".
"Yeeeyyy... alhamdulillah kita jadi pergi bersama"sorak Nia.

Hy guys gmna ceritanya,, moga gak ngebosenin yaa ,, ini masih karya pertama jadi yaa masih ga karuan😂
Jangan lupa vote n comment nya yaa?
Happy reading😀

Captain In My Life (Reyhan & Anita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang