Bab 2

5.2K 412 4
                                    

Mutia POV

Hari ini genap lima hari aku berada di rumah super mewah ini, yang artinya hari ini aku dan Grafa mengucapkan janji suci satu sama lain saat pagi tadi, dan sekarang aku resmi melepas masa lajangku dan menjadi istri Grafa.

Oh ayolah, kenapa kata Istri membuat bulu kudukku berdiri semua.

Malam ini keluarga Grafa merayakan resepsi yang di adakan pada taman belakang rumah. Sedangkan aku sibuk menyalami tamu, Grafa hanya duduk di kursi pelaminan dan memainkan ultraman-nya. Sumpah, ini sangat melelahkan. Saat kau menyalami orang dan mereka berucap dengan bahagia dan kau harus tersenyum seperti terlihat bahagia.

Rasa lelah mendera pada tubuhku, pegal dan sakit bercampur menjadi satu di bagian tungkai kakiku apalagi pada pergelangan kakiku yang tidak biasa menggunakan high heels.

Rasa dan harum kasur sekarang sangat ku rindukan, bagaimana empuknya saat menyentuh tubuhku. Bagaimana bila aku mengajak Grafa untuk beristirahat? Dengan begini aku bisa bebas dari acara salam-menyalam tanpa meninggalkan kesan yang buruk.

"Bibay" panggilku menghampirinya.

"Iya timun?"

"Oh ayolah kenapa dia mulai lagi?" batinku

"Kamu enggak cape?"

"Cape Umut" ucapnya dengan mulut cemberut.

"Udahan ya. Sekarang kita tidur aja Bibay kan cape" bujukku seraya tersenyum manis, siapa tau dia takhluk bukan? "Tapi...masih pengen main."

"Mainnya di kamar aja. Ada princes Elsa loh?" Rayuku seraya mengedipkan mata, "tapi janji, temenin Grafa main ya"

"Iya janji" ujarku menarik pipi Grafa.

"Sampe Rafa lelah?"

"Iyaa Bibay"

Author POV

Dengan bergandeng tangan-lebih tepatnya Mutia yang menyeret tangan Grafa Mereka berjalan menghampiri Ibu Viona yang sedang berada di panggung menjadi MC untuk menghibur para tamu yang datang ke acara. Setelah mencapai ke atas panggung, Grafapun memanggil Ibu Viona agar fokus ke Grafa dan Mutia

"Momi" ucap Grafa dengan manja.

"Iya sayang? Ada apa?" Ibu Viona menjawab tanpa menjauhkan mic dari mulutnya.

"Kami lelah Ibu, Kami ingin istirahat mom"

"Iya Mom kami lelah berdiri atau duduk di sini. Tapi Momi, saat di kamar nanti kami akan  bermain " timpal Grafa tiba-tiba dengan polos dan lantang. Mutia yang merasa tidak ada yang salah dalam pembicaraan Grafa pun ikut mengangguk-angguk.

"Wow wow wow......" ucap Ibu Viona dengan wajah terkejut plus menggoda," lihat pada hadirin semua, pasangan kita tidak sabar untuk bermain."

Mendengar hal itupun, kegaduhan kecil terjadi di taman belakang rumah. Para tamu menjadi tertawa kecil bahkan ada beberapa tamu dengan memuka memerah. Dengan lantangnya seorang tamu menyerukan,
" Berapa lama kalian akan bermain?."

Mendengar hal itupun, Grafa dengan percaya diri menjawab,
"Sampai Rafa lelah".

Mendengar timbal balik dari Grafa bukannya membuat kegaduhan kecil itu hilang bahkan malah tambah membesar. Ibu Viona dan Para tamupun tertawa, bahkan ada yang hingga terbahak-bahak hingga ada yang mengusap mata yang mengeluarkan air dari matanya.

Mutia yang melihar dan mendengar para tamu dan Ibu Viona tertawa hanya mengerutkan alisnya. Bahkan semakin lama bukannya semakin senyap akan tetapi semakin lama semakin nyaring, menjadikan Mutia Bingung dengan apa yang di tertawakan para tamu saat ini.

"apakah orang ingin beristirahat tidak boleh?" Batin Mutia.

Hal ini membuat Mutia berpikir keras tentang apa yang di tertawakan para tamu dan Ibu Viona. Setelah otaknya bekerja dengan keras, akhirnya Mutia mengetahui apa jawaban yang membuat para tamu dan Ibu Viona tertawa hingga kerasnya. Hal itupun membuat pipinya memerah.

"Bodoh" Gumannya dalam hati dengan memukul kecil kepalanya .

"Wow wow nak. Kenapa kau memukul kepalamu? Sudah tidak sabar hemm?" Goda Ibu Viona dengan menaik turukan alisnya.

"Ibu Viona. Ayolah " Pinta Mutia merasakan pipinya memerah yang dia yakini sekarang bertambah merah layaknya kepiting rebus.

"Hahahaha, Nak apa kau memakai blush on lagi? Kenapa pipimu begitu merah?"

Godaan dari Ibu Viona membuat Mutia skakmat, rasa malu dan panas menjalar dikedua pipinya. Mutia menarik lengan Grafa lalu berbicara lirih kepadanya, "Grafa ayokita pergi ke ke kamar untuk bermain"

"Momi, Muti sudah tidak sabar untuk bermain, bisakah kami pergi sekarang?. Agar kami cepat bermain Mom" ucap Grafa dengan penuh kepolosan, ingin rasanya Mutia menonjok kepala Grafa sekarang. Bukannya menyelamatkannya dia sekarang malah memperkeruh keadaan.

"Hahaha.. baiklah, silahkan pergi pengantin baru. Semoga bersenang-senang" Ucap Ibu Viona dengan nada menggoda seraya menurun-naikkan alisnya.

Grafa yang merasa sudah mendapat persutujuan pun mengambil tangan Mutia dan menarik pelan tangan Mutia yang mengikutinya tanpa perlawanan. Tangan Mutia beranjak  memegang pipinya, rasa panas terasa di sekitar jarinya. Dengan menutup mukanya, ia mengikuti kemanapun Grafa membawanya dengan kepala yang menunduk, malu.

********

Boy Idiot Is Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang