Bab 7

5.5K 310 9
                                    

Sorry for typo and happy reading gaes.

Wajahmu mengagumkan.
Matamu menenangkan.
Senyummu menyejukan
Dan suara mu sering ku rindukan
Sampai aku tak sadar, bahwa aku sedang mencintaimu diam-diam

-----
Author POV

Dengan pelan, matahari keluar dari persembunyiannya membagi secercah cahayanya pada setiap planet pada Galaxy Bima sakti. Cahaya menembus pada atmosfir Bumi, melewati jendela kaca sebuah rumah dengan tidak malunya masuk pada sela gorden sebuah kamar hingga membuat satu dari dua orang yang sedang tertidur nyenyak terganggu akan cahayanya.

Dengan mengucek kedua matanya, perempuan tersebut berdiri, melangkah dengan mata yang baru terbuka, menutup gorden yang membuat cahaya memasuki kamarnya agar orang yang tertidur tidak terganggu akan cahaya hangat dari sang Matahari. Menggeliat beberapa kali sesekali mengucek matanya, berdiri agak lama dengan pikiran masih terseret pada dunia mimpi, setelah di rasa jiwanya kembali pada raganya. Perempuan tersebut melangkah mengambil handuk, lalu melangkah pada kamar mandi.

Setelah selesai mandi, perempuan tersebut melangkah keluar dengan handuk di atas kepalanya. Ketika melihat pasangannya tidak berada diatas kasur, membuat matanya menyisir ke seluruh ruangan. Bibirnya terangkat membentuk setengah lingkaran ketika matanya mendapatkan sosok lelaki yang sedang berduduk sila dengan kedua tangan yang memegang figuran kartun terkenal.

"Bibay belum mandi?" Tanya perempuan tersebut melangkah menuju ke arah lawan bicaranya.

"Belum Mutiala, Ultramannya gak mau tidur dari tadi malam. Liat matanya aja masih terbuka, kan kasian" jawab lelaki yang di panggil Bibay seraya menunjukan Ultramannya pada perempuan yang di panggilnya Mutiala.

"Mutia Rafa" coba Mutia membenarkan perkataan Grafa yang salah,
" ultramannya kan emang gak tidur Bibay, emang pernah liat Ultraman tidur?"

"Enggak pernah" Ucap Grafa menggeleng dengan polos,
"tapikan kata Momi orang gak tidur bisa sakit Muti"

"Ohh ayolah" ucap Mutia menghela nafas seraya mengadah ke atas,
"nanti kita beli ultraman yang bisa tidur."

Mendengar akan membeli ultraman yang bisa tidur membuat mata Grafa menjadi berbinar, dengan cepat Grafa beranjak dari kasurnya dan melemparkan Ultraman yang ada pada genggamannya.

"Yang bener Mutiala?"

"Iya, tapi mandi dulu."

"Horeee"ucap Grafa spontan memeluk Mutia.

Mutia berdiam kaku saat Grafa memeluknya, sesekali matanya mengerjab tidak percaya. Ketika Grafa melepas pelukannya Mutia masih berdiam diri bahkan dengan tidak sadar Mutia menahan nafasnya sedari tadi. Ketika merasa paru-parunya menjerit meminta oksigen, membuat Mutia tersadar dan menghirup sebanyak-banyaknya apa yang di perlukan paru-parunya.

------------

Mutia sesekali mengepaskan baju di tangannya dengan tubuhnya. Merasa tidak cocok, membuat melempar baju tersebut pada kasur. Entahlah sudah beberapa pasang baju di cobanya akan tetapi, Mutia belum memilih bajunya juga. Selesai acara mengobrak-abrik lemari, akhirnya pilihannya jatuh kepada baju polos putih bertuliskan 'the best' dengan celana pendek 5 senti di atas lututnya membuat separuh paha mulus putihnya terlihat. Setelah berputar-putar didepan cermin dan terasa cocok, Mutia tersenyum.

Mutia duduk pada kaca besar yang menampilkan pantulan wajah cantiknya, dengan perlahan menempelkan alas bedak pada pipinya, secara lembut memoleskan lip gloses pada bibir pinknya seraya sesekali mengatupkan kedua bibirnya. Merasa cukup akan penampilannya, Mutia melangkah keluar kamar.

Boy Idiot Is Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang