Bab 4

5.2K 385 10
                                    

Ketika cinta mulai menyapa, akankah kau sadar?

********
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Mutia membuka kecil pintu kamar mandinya. Mengintip untuk melihat keadaan sekitar saat yakin bahwa Grafa tidak ada, Mutia keluar dengan handuk yang melilit dada hingga separuh paha jenjangnya.

Mengobrak abrik lemari karena tak ada satupun bajunya dalam lemari tersebut, Ia terlalu sibuk mencari baju untuk di pakai hingga tidak sadar bahwa seseorang membuka pintu kamar.

"Dorrrr, Hayo Timut lagi ngapain? Mau maling ya! "Grafa tiba-tiba seraya memegang kedua bahu Mutia.

"Aaaaaaaa Bibay Bodoh. Untung jantungku masih di tempatnya, kalo keluar gimana?" Teriak Mutia kaget dengan membenarkan lilitan handuknya yang hampir jatuh.

"Bodoh. Bodoh itu apa Tamuti?" Tanya Grafa dengan mata ke atas," kalo jantungnya keluar, tinggal di pasang lagi kalii" Grafa mengganti ekspresi mengejek dengan menjulurkan lidahnya.

" aaa.. emm.. ituuu " gelagap Mutia seraya mengusap tengkuknya bingung," bodoh itu gak pintar, iya gak pintar" ucap Mutia asal.

Bahkan Mutia mengerutkan keningnya, memangnya Grafa akan percaya?. Ini nih karma buat orang yang suka ngomong kasar di depan anak kecil-eh salah di depan bayi besar maksudnya.

"Ohh, kalo gitu. Mutia bodoh dong" omong Grafa dengan skeptis seraya menunjuk jari pada batang hidung milik Mutia.

"APA?" Teriak Mutia berkacak pinggang dengan mata melotot, Mana sudi dirinya dibilang bodoh oleh orang idiot di depannya.

"Loh, katanya gak pintar itu bodoh. Ngapain Rimuti nyari baju di lemari, kan baju Cimut masih di koper. Berarti Mututi bodoh" ucap Grafa layaknya dosen yang menjelaskan pada mahasiswanya

"Itu namanya lupa Grafa" sungut Mutia dengan menjenjak-jenjakan kakinya seperti anak kecil.

"Lupa, hmmmmm" Grafa memutar matanya ke atas berusaha mengingat sesuatu,
"Oh iya pelupa, kata buku yang Grafa pernah baca pelupa itu artinya pikun sedangkan pikun itu tanda tua. Jadi, Mumut tua dong" tebak Grafa dengan nada anak kecil

"GRAFAAAAA!!!" Geram Mutia kesal, " iya, apa Mutia?" Jawab Grafa polos dengan puple eyes.

" mau di cubit? Sini " marah Mutia dengan tangan layaknya layaknya capit kepiting

"Gak mau wlekk" ucap Grafa dengan menjulurkan lidahnya
"oh iya, hati-hati Nimut handuknya jatuh" setelah mengejek Mutia, Grafa berlari ke arah kamar mandi.

"GRAFAAA!!!!"

********

Setelah Grafa selesai mandi, iapun keluar dengan lilitan handuk yang sama persis layaknya dipakai Mutia.

"Mumut, liat deh" ucap Grafa dengan berputar-putar.

Merasa di panggil, Mutia pun yang sedang menyisir rambutnya akhirnya menoleh dan melihat Grafa berputar-putar layaknya seorang tuan putri yang sedang berdansa.

"Astaga grafa" ucap Mutia dengan menepuk jidatnya.

"Kenapa Mutmut? kan tadi Timun juga pake handuk kaya gini" Ucap Grafa dengan polosnya.

"Kan kamu cowo Grafa, Beda . Sedangkan aku cewe" bela Mutia

"Emang apa bedanya, kan sama-sama makan nasi?"

"Susah di jelasin Grafa"

"Yaudah, gausah di jelasin. Kan Grafa gak minta di jelasin."

Mutia POV

'Sabar mut. sabar' ucapku dalam hati sambil mengelus dada.

"Terus ini makenya gimana Cimut?" Tanya Grafa hampir melepas lilitan handuknya.

Boy Idiot Is Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang