3)

98 18 1
                                    


~Avril's POV~

Aku tengah duduk di pojok kanan belakang kelasku. Sekarang adalah pelajaran kimia, aku sangat menyimaknya. Sedangkan yang dapat ku lihat di sekitarku adalah murid-murid kelasku yang tidak menyimak. Hanya ada sekitar lima murid yang menyimak dari dua puluh enam murid yang ada di kelasku. Dan kelima murid itu termasuk aku. Lalu guruku menyuruh kami untuk mengerjakan tugas yang ada di buku paket. Saat sedang asik mengerjakan, tiba-tiba...

*tok..tok..tok..*

"Misi.." Ucap sebuah suara. Suara seorang wanita.

"Iya silahkan.." Ucap guruku.

"Eh itu si ketos.."

"Aaaa gila mimpi apa gue semalem??"

"Akkhhh dia cool bangeett.."

Bisik murid-murid perempuan yang ada di dalam kelasku selain aku. Aku tidak tertarik dengan kedatangan murid-murid itu. Ya, sang wanita yang mengetuk pintu tadi tidak sendiri, karena aku dapat mendengar suara sepatu yang lebih dari satu orang.

"Aaaa dia jalan ke sinii!!" Teriak seorang perempuan yang duduk dua bangku di depanku. Tiba-tiba...

"Hai" sebuah sapaan membuat ku terloncat dari bangku yang kududukki karena saking terkejutnya.

"Eh buset, maap... Gue ga bermaksud ngagetin lo. Kita belom kenalan... Gue Greyson, Greyson Danisworo panjangnya." Perkenal seorang laki-laki. Saat aku mendongak untuk melihatnya, ternyata laki-laki yang ku temui kemarin pagi!!

'Duh malu banget kemaren pagi aku kabur-kabur aja.. Aduh ngapain sih dia nyamperin..??' Ucapku dalam hati. Aku yakin wajahku memerah sekarang.

"Hey? Kok malah bengong? Nama lo siapa?" Tanya laki-laki itu yang bernama Greyson (katanya tadi).

"A-Avril. Avril Chance" Jawabku dengan suara yang kecil namun dapat terdengarnya.

"Salam kenal yaa.." Ia ulurkan tangan nya. Namun bukannya membalas ulurannya, aku hanya mengangguk sebagai balasan.

"Ih Greyson!! Lo ngapain ngajak dia kenalan?!" Tanya tak santai murid perempuan yang ada di depanku.

"Lah? Emang kenapa?" Tanya Greyson balik.

"Dia tuh gagap!! Hahahaa.." Sambar murid laki-laki di kelasku.

"Hahahahaa..." Tawa semua murid di kelasku kecuali Greyson. Greyson menatapku yang sudah hampir menangis. Kenyataan memang selalu memposisikanku di posisi bersalah dan menjadi ejekkan.

"Gak kok. Dia lucu." Ucap Greyson. Aku yang mendengarnya hanya terpaku.

"Dan gue kenalan sama dia, emang salah? Dia murid baru dan gue mau menjadi ketua OSIS yang baik.." Lanjut Greyson.

'Oohhh dia ketos toh.. Pantes, berarti ini anak-anak OSIS dong..' Ujarku dalam hati.

"Yodah.. Dah Avril.." Pamit Greyson padaku. Setelah anak-anak OSIS pergi, aku mendapat tatapan kebencian dan ketidaksukaan dari murid perempuan yang ada di kelasku. Sepanjang pelajaran, teman-temanku tak henti-henti berbisik atau mencelaku. Aku harus kuat, Avril tidak boleh nangis... Tidak boleh nangis... Aku berusaha menguatkan diri ku agar tak meletuskan air mata sekarang, dan dengan kesusah payahan, aku pun berhasil. Setelah bel pulang sekolah berbunyi aku langsung bergegas keluar kelas setelah mengambil semua barang-barang ku tentunya.

Blame Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang