5)

96 13 0
                                    


~Avril's POV~

Di pagi hari yang menjelang siang ini, aku sedang duduk di bangku kantin bersama keempat temanku. Kylie, Brandon, Emanuel, dan Greyson. Entah mengapa tapi makin hari Greyson semakin dekat denganku dan teman-temanku, dan jujur aku sangat senang akan hal itu.

"Av, lo gak mau apa-apa lagi?" Tanya Grey yang melihat mangkuk makanku telah kosong.

"Gak makasih. Gue udah kenyang." Ucapku.

"Gue mau Grey!!" Celetuk Emanuel.

"Gue juga!! Gue mau puding, donat, es krim, es cendol, ayam goreng, minuman soda, pizza-" Belum sempat Brandon menyelesaikan permintaannya, Greyson membekap mulut Brandon.

"Ett rakus banget lo. Ogah gue beliin lo, lagian juga gue tadi nanya ke Avril, bukan lo kambing." Ucap Grey lalu melepaskan bekapannya.

"Ih pelit banget lo!! Bilang aja mau modus ama Avril.." Ledek Brandon.

"Ahahahaa au lo pinter modusnya!!" Lanjut Emanuel.

"Ssshhh elah bawel banget sih lo bertiga!! Gue lagi sariawan nihh, sakit. Kalian pake berisik!!" Protes Kylie yang dari tadi diam saja karena katanya ia sedang sariawan.

"Elah Li, kita kan gak tau. Maap elah.." Ucap Emanuel. Kylie hanya mengangguk sebagai balasan. Aku pun tersenyum melihat tingkah keempat temanku ini, aku sangat senang menjadi salah satu bagian dari hidup mereka. Begitu pun juga aku sangat senang mereka berada dalam kehidupanku.

Mataku tiba-tiba tertuju pada Greyson. Ia sedang memandangiku, tapi saat aku balik menatapnya ia malah menghindar dari tatapanku lalu pipinya berubah menjadi merah muda. Aku bingung akan gerak-geriknya. Tapi jujur, aku masih agak malu di hadapannya. Apa lagi jika teringat insiden waktu itu antara aku dan Greyson, saat aku menangis di hadapannya. Aku malu.

"Eh udah bel, balik yuk. Gue abis ini ada rapat OSIS.." Ajak Grey.

"Iyadah, orang sibuk mah beda.." Ucap Emanuel dengan nada meledek.

"Hehee.. Ya maap, nasib jadi ketos ya gini.." Ucap Grey.

"Bentar lagi juga bakal di ganti jabatan lo!!" Ujar Brandon. Lalu kami berlima bangkit dari duduk kami.

"Elah Ndon. Jangan teriak-teriak napah.." Pinta Kylie dengan suara pelan. Sepertinya sariawannya sangat menyiksa. Brandon yang diminta untuk diam hanya cengengesan. Namun tiba-tiba..

*brukk!!*

"Duh!!" Suara Kylie yang mengaduh.

"Elah, lo tuh jalan pake mata!!" Protes orang yang ditabrak barusan oleh Kylie. Tunggu, badan tinggi, alis tebal, mata coklat. Oh!! Ini laki-laki yang waktu itu aku tabrak!!

"Yang ada lo Stan yang jalan pake mata!!" Balas Kylie dengan sewot pada si 'Stan' itu.

"Iihhh!! Lo tuh jadi cewek rese banget sih!! Gak ada anggun-anggunnya. Sewoott aja kerjaannya ama gue." Ujar Stan yang dapat membuat wajah Kylie memerah tanda ia marah.

"Aaaaaa bodo ah!! Bye!!" Ujar Kylie sambil menghentakkan kaki kanannya lalu pergi meninggalkanku, Stan, dan ketiga temanku.

"Elah Stan. Lo sih, ngambek kan tuh dia.." Ucap Brandon.

"Lah bodo amat." Balas Stan lalu pergi meninggalkanku dan teman-temanku.

"Kita kejar Kylie yuk.." Saranku yang di setujui oleh teman-temanku. Lalu kami buru-buru lari untuk mengejar Kylie. Setelah beberapa menit mencari Kylie, ternyata ia sedang berada di UKS.

"Kyl, lo gak pa pa?" Tanya Grey karena melihat Kylie yang sudah hampir menangis.

"Elaahh jangan nangis Li. Si Stan emang rese.." Bujuk Brandon. Jujur, aku masih tidak terlalu mengenal anak yang bernama Stan itu.

Blame Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang