8)

70 8 0
                                    


~Kylie's POV~

"KYLIE!!!" Panggil Brandon. "Napeh?" Jawabku lalu meminum es jeruk milikku. "Wets, Avril udah masuk toh. Apa kabar, Av?" Tanya Emanuel saat melihat Avril yang sedang duduk di sampingku.

"Baik." Jawab Avril sambil tersenyum. Emanuel dan Brandon mengangguk. Tiba-tiba, Greyson datang dan duduk di samping Avril.

Dan dalam beberapa detik, banyak sekali tatapan memburu pada Avril dari ulet-ulet (panggilanku pada perempuan yang hobi mengganggu Avril) karena Greyson duduk di samping Avril sambil tersenyum.

"Tenang aja, Av. Lo gak akan kenapa napa." Ucap Greyson yang diikuti anggukan olehku yang mendengar ucapan Greyson.

"Kyl, tumben lo gak beli cimol. Biasa langganan lo." Ucap Brandon. "Nih, lo gak liat udah banyak plastik cimol di meja?" Tanyaku sambil menunjuk plastik cimol yang berserakkan di meja.

"Tuh kan, lo mah kalo makan cimol gak bagi bagi.." Protes Brandon. "Au, ntar mabok cimol baru tau rasa lo." Ancam Emanuel. "Bangke lah lo berdua." Balasku sambil menjitak kepala Emanuel dan Brandon.

Setelah kurang lebih 20 menit aku dan teman-temanku mengobrol dan tertawa bersama, bel masuk berbunyi. Dan saat aku berdiri hendak jalan kembali ke kelasku, sebuah tubuh menabarakku.

"Astagaa... Tuhaaann... Stan!! Lo sensi sama gue apa gimana sih?! Kerjaannya nabrak gue, nubruk gue, ganggu gue mulu." Protesku saat tau ternyata yang menabrakku adalah Stanley.

Diluar dugaanku, Stanley ternyata hanya senyum mengadapiku. Lalu berjalan pergi. Aku hanya bisa terpaku melihat perlakuan Stanley.

"Lah, kesambet tu anak?" Gumamku pelan. Namun aku kembali melanjutkan aktifitasku berjalan kembali ke kelasku.

(Skip pulang sekolah....)

Aku sedang berjalan menuju rumahku. Untuk menuju ke rumahku, perlu berjalan karena aku pulang naik angkutan umum yang mengharuskanku turun di pinggir jalan raya. Itu terjadi karena supirku sedang pulang kampung karena katanya keponakannya ada yang menikah. Nasib.

Di perjalanan menuju rumahku, tiba-tiba aku melihat segerembolan anak kecil yang membuat keributan.

Yang dapat ku lihat adalah, seorang anak perempuan berkisar usia 10 tahunan, dan memiliki keterbatasan fisik dalam penglihatannya sedang di bully oleh kerumunan laki-laki sebayanya.

Karena melihat kejadian itu, aku pun mendekati mereka. "Dek, lagi ngapain ya?" Tanyaku menyindir. Segerombolan anak laki-laki yang ku tanya hanya diam dan berhenti melakukan aktifitas sebelumnya.

"Kakak liat tadi, kalian ngejek dia ya?" Tanyaku lebih lanjut. Mereka tetap diam. "Dek, denger ya. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dia ini buta, bukan bodoh." Jelasku yang diikuti anggukan oleh mereka.

"Yaudah, jangan ganggu dia lagi ya." Tegurku lalu mereka mengangguk dan pergi meninggalkanku dan perempuan ini.

"Kamu gak pa pa?" Tanyaku pada sang gadis kecil. Ia mengangguk, terlihat raut ketakutan di wajahnya. "M-makasih ya kak." Ucapnya.

"Iya dek, eh. Kamu rumahnya dimana? Kakak anter sini." Tawarku. "Gak usah kak." Ucapku. "Gak pa pa. Udah ayo. Kakak gak gigit kok." Tawarku yang diikuti olehnya.

Di perjalanan tak habis-habis ia tersenyum padaku. "Eh dek nama kamu siapa?" Tanyaku. "Aku Andrea kak." Jawabnya. "Kalo kakak?" Lanjutnya. "Aku Kylie." Jawabku.

"Kak, tadi pas kakak bilang, Aku ini buta bukannya bodoh."

"Eh, maaf ya. Kakak bukannya bermaksud ngatain kamu. Hehee.." Ucapku kikuk.

"Gak pa pa kok kak. Cuma, kata-kata itu kayaknya aku kenal." Ucapnya.

"Iya, itu kata-kata dari webtoon yang aku baca." Balasku. "Umm.. Elios bukan kak?" Tanya Andrea. "Eh? I-iya. Kok kamu tau?" Tanyaku balik.

"Iya, kakak aku pernah cerita tentang webtoon itu." Jawab Andrea. "Oalaahh.. Kamu punya kakak ya?" Tanyaku lagi. "Iya kak, cowok." Jawab Andrea.

"Um kak. Ini rumahku. Makasih ya kak." Ucap Andrea yang dibalas anggukan olehku lalu aku berjalan pergi. Dari kejauhan aku bisa mendengar suara laki-laki.

"Andrea, kamu gak pa pa?"

"Gak pa pa kok kak. Tadi aku di tolong kakak itu."

"Kamu di ganggu lagi ya?"

"Iya, tapi untung ada kak Kylie tadi."

"Kok suara kakaknya gue kayak kenal ya?" Gumamku sambil terus berjalan.

"Kylie?" Panggil kakanya Andrea.

'Shit...' Gumamku. "S-stanley?" Ucapku gugup sambil menengok kearahnya.

"Drea, masuk gih, ganti baju terus makan ya. Baru ngerjain PR" Ucap nya dengan lembut kepada adek nya itu. Andrea pun melambaikan tangan nya kepada ku sebelum memasukki rumah nya dengan tersenyum kecil.

"Masuk aja Kyl" Tawar Stanley. "Gak usah, gue mau langsung pulang aja" Aku membuang muka, melihat ke bawah pada sepatu ku, tak mau menatap mata Stan.

"Kyl" Panggil Stanley. "Hm" Balasku cuek. "Gua minta maaf ya, sering nabrak lo, sering gangguin lo. Makasih juga udah bantuin adek gue." Ucap Stanley.

Aku mengangkat kepala ku dan menatap mata nya, namun tak patah kata keluar dari mulut ku, sampai-sampai Stanley beranjak pergi dengan muka kecewa. Namun dengan reflek tangan ku memberhentikannya.

"Gue maafin lo kok."

Senyuman kecil tergambar di kedua wajah kami, pipi ku berubah menjadi warna pink seketika.

"Gue juga minta maaf deh." Ucap ku, mengalihkan tatapan ku ke arah lain selain muka Stanley karena merasa malu, entah mengapa. Aku mendengar ia tertawa kecil,"Iya gue maafin juga kok."

Aku kembalikan tatapan ku tepat ke mata nya dan tersenyum kecil, "Y-yaudah, gue duluan ya.."

"Mau gue anterin gak?" Tawar Stanley. "Gak ngerepotin?" Tanyaku. "Nggak lah, ayok" Tanpa basa basi lagi ia menarik tangan ku dan membawaku ke mobil nya.

Ia membuka nya dan membukakan pintu nya untuk ku dan itu membuat pipi ku memerah, "Makasih."

Ia hanya tersenyum sebelum menutup pintu nya dan memasukki tempat duduk driver dan menyalakan mobil nya. Di perjalanan, Stanley orang pertama yang memulai pembicaraan, "Lo kok bisa nganter pulang Andrea?"

"Iya, tadi di jalan mau pulang gue liat adek lo lagi di bully sama anak-anak cowok seumuran dia. Trus, yaudah gue berhentiin mereka lah." Jelasku.

"Oohh.. Tapi tumben loh, Andrea terbuka gini ke orang. Apa lagi orang yang gak dia kenal sebelumnya." Ucap Stan sambil masih terus fokus menyetir.

"Waahhh gue spesial niihh.." Ucapku asal. "Hahahaa nasi goreng kali ah." Balas Stan memecah kecanggungan di antara kami.

"Eh, ini rumah gue. Makasih ya, Stan." Ucap ku sambil menarik tas ku ke pundakku. "Sama-sama, makasih juga ya tadi udah nolongin adek gue." Balas Stan sambil melambaikan tangannya.

"Iyaa.." Balasku sambil balas melambaikan tanganku pada Stan sebelum keluar dari mobil dan memasukki rumah ku.

'Apa yang baru saja terjadi?'

-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-°-

Aaww Stanley - Kylie malu malu niihh... Thx for reading our story, keep on vomments if you like the story yaaww!!

-J & -C❤❤

Blame Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang