Lia's POV
Pagi hari gue udah dateng ke sekolah kisaran pukul 6 lewat 10 menit. Sejak SMP gue udah terbiasa berangkat sepagi ini, tentunya ini kemauan gue sendiri. Ibu pernah menyuruh gue agar berangkat lebih siang dari biasanya, dan itu pernah gue lakuin sekali, tapi gue ngerasa ga enak, jadi gue mutusin tetep berangkat pagi sampe sekarang.
Seperti biasanya, gue orang pertama yang datang di kelas. Sambil nunggu Nerla dan yang lainnya datang gue cuma buka buku untuk sedikit mengingat materi yang pernah diajarkan.
Waktu gue lagi sibuk baca buku, gue liat dari ujung mata gue ada yang masuk ke kelas. Gue nengok sekilas dan ternyata Kevin. Dia melemparkan senyumannya, gue ngebales lalu kembali fokus baca buku. Setelah menaruh tasnya Kevin ke bangku sebelah gue. Gue tau karena gue ngerasa ada yang narik kursi itu.
"Pagi lia.." sapanya ramah.
"Pagi," jawab gue tanpa melepaskan pandangan dari buku.
"Pagi-pagi lo udah baca buku aja, rajin banget. Pantes jadi anak teladan. Hehe.." gue cuma tersenyum simpul. Bukan karena tidak ingin meladeninya, tapi apa dia ga liat kalo gue lagi sibuk baca?
"Pulang sekolah lo ada acara?" tanyanya yang berhasil membuat kening gue bergelombang.
"Ngga, ada apa?"
"Gue mau ngajak lo nonton, gimana? Bisa ngga?" gue sempet bingung, karena emang dasarnya gue ngga pernah diajak nonton sama cowo. Selama ini gue diajak nonton cuma sama Nerla doang.
"Gimana Li?" tanya nya sekali lagi.
"Hm.. Gimana ya, gue ngga tau, Vin. Gue ga pernah nonton berduaan sama cowo."
"Pagi guys!!" gue dan Kevin sontak menoleh ke sumber suara.
"Gue ngucapin pagi ngga ada bales nih? Sabar aja deh.." ucapnya lagi.
"Lo pengen banget diucapin balik sama kita-kita?" tanya gue ketus.
"Biasa aja dong neng ga usah jutek gitu, nambah cantik ntarnya."
"Lo muji atau nyindir sih?!"
"Sayangnya itu ngga termasuk ke keduanya, haha.." ucapnya yang mulai asik duduk di bangku.
Mungkin karena merasa dicuekin sama gue, Kevin nanya ulang ke gue, "La, bisa ngga??"
"Bisa apaan nih? Wah gue ga di ajak ngobrol, okelahh," cerocos Zey.
Gue memutar malas mata gue. "Kevin ngajak gue nonton. Napa lo?!"
"Wahh!! gue ikut dong?" ucapnya antusias.
"Ngga bisa Zey, sorry," kata Kevin.
"Terus lo berduaan aja gitu? Yakin lo Njell bakal dibolehin ibu lo? Waktu itu gue ajak lo keluar bentar aja harus diinterogasi sama ibu lo dulu. Acaranya jadi keundur hampir setengah jam lebih." ucap Zey yang tadinya melihat ke arah Kevin kini berganti menatap gue.
"Iya sih ya.. Oh.. Gue tau, bareng Nerla aja, gampang kan? Lagian ayah sama ibu lagi ga di sini," ucap gue.
"Tapi Li," ucap Kevin kecewa.
"Sorry ya Vin, kalo bareng Nerla gue pasti dibolehin. Kalo lo ga mau gue ngajak Nerla ya gue minta maaf, gue ga bisa."
"Yaudah deh gapapa," katanya sambil tersenyum penuh arti, ntah senang atau masih kecewa.
"Gue ikut!!" sanggah Zevan.
"Iya iya duh! Berisik banget sih lo!" hft, gue selalu menahan emosi gue tiap ngobrol sama Zevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart's Only For You
Teen FictionAngellia Vanesya adalah seorang gadis SMA yang dikenal berprestasi dan selalu membanggakan sekolahnya. Namun, tanpa ia sadari ada seseorang yang mengaguminya secara diam-diam. Orang itu mengidap penyakit kanker stadium akhir dan mengagumi Angellia y...