Author's POV
"Assalamualaikum, makanan datang.." Angell menoleh, ternyata Nicole.
"Nicole? Lo belum pulang?" tanya Angell.
"Oh, hai Angell. Udah ko tadi, terus gue langsung ke sini bawain makanan. Lo udah makan?"
"Udah.."
"Oke.. Kalo martabak mau?"
"Boleh deh.."
"Tante, om, ini makanannya." Nicole menyerahkan 2 bungkus nasi goreng ke orangtuanya Zey.
"Makasih nak.." Nicole hanya tersenyum.
"Lo rajin amat Njel? Sampe rela ngerjain PR lo di RS," ucap Nicole yang udah duduk di samping Angell.
"Hehe.. Iya nih Nic."
Angell tetap menunggu Zey hingga pukul 9 malam. Ia kemudian di suruh pulang oleh orang tua Zey, karena udah larut malam. Akhirnya Angell pulang diantar Nicole.
"Lo sebelahan sama Zevan? Pantes lo akrab.. Haha.." ucap Nicole yang udah sampai di depan rumah Angell sekaligus di sebelah rumah Zey.
"Akrab apanya. Gue biasa berantem kalo sama dia. Udah ah gue masuk ya.. Bye Nic, thanks udah nganter gue.."
"Urwell. Besok lo mau jenguk Zevan lagi? Gue jemput ke sekolah lo ya?"
"Boleh deh. Thanks ya.. Gue masuk dulu."
"Oke."
Nicole menggas mobilnya hingga tidak lagi terlihat dari rumah Angellia.
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Karena Zey hari ini tidak masuk sekolah, tentu saja Kevin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Dia mengajak Angellia ke kantin bersama. Dia juga tadinya ingin mengajak Angell ke toko buku sepulang sekolah, tapi Angell tidak bisa.
Kring kring kring
"Balik yo Li!" ajak Nerla.
"Sorry ya La.. Gue ga bisa balik bareng lo lagi, gue mau ngejenguk Zey."
"Yah.. Lo gitu ya sekarang.." Nerla terlihat kecewa.
"Sorry La.. Plis lo ngertiin gue, gimanapun Zey kan temen sekelas kita, apalagi dia tetangga gue. Jadi gue punya kewajiban buat jenguk dia.."
"Iya deh whatever. Tapi gue bareng lo ke depan gerbang ya.."
"No problem.. Come on!"
Angell dan Nerla pun menuju gerbang sekolah bersama. Ya walaupun mereka akan pisah karena Angell ga bisa pulang bareng Nerla.
"Angell!! Hai.." sapa Nicole yang sudah menunggu Angellia dari tadi.
"Li.. Itu siapa? Gebetan lo?? Ganteng banget sumpahh... Lo ko bisa sih di kelilingin sama cogan-cogan itu.. Ih gue ngiri.." ucap Nerla.
"Apa sih lo, La.. Dia tuh temen SMP nya Zey. Dia juga yang nolongin gue kemaren. Udah ya gue ke sana.. Bye.."
Angellia segera menghampiri Nicole, sedangkan Nerla terpaksa pulang naik ojek. Dia paling males kalo pulang sendiri, jalan kaki pula..
"Hai Nic.. Berangkat yo?!"
"Ayo deh.. Tapi kita ke toko buah dulu ya.. Kan mau ngejenguk, masa ga bawa apa-apa, gimana?"
"Oke deh, gue ngikut aja.."
Sesampainya di toko buah mereka membeli beberapa jenis buah yang diinginkan. Mereka langsung menuju RS setelah selesai bertransaksi.
"Assalamualaikum, hai Zey gue ke sini lagi, gue bareng Angellia nih.. Orang yang selalu ribut sama lo. Haha.. Lo cepet sadar ya.." ucap Nicole, sedikit kecewa dengan kondisi Zey sekarang.
"Iya Zey.. Gue juga dateng lagi nih.. Kita bawa buah untuk lo. Cepet sadar oke."
"Lia, gue mau ke caffetaria, lo ikut atau nunggu sini?"
"Gue sini aja deh, Nic.. Gue nitip roti sama minum soda ya.."
"Sip, tunggu bentar.."
Kini, hanya ada Angellia dan Zevan yang masih setia tertidur di ranjang rumah sakit. Angell tetap mengajak Zey berbicara. Walaupun dia tau kalo Zey ga bakal nanggepin ucapannya.
Tapi tiba-tiba, "Njell.." Zey memanggil nama Angellia.
Angell sendiri masih bisa mendengarnya walaupun itu sangat pelan.
"Zey?? Lo sadar? Gue di sini Zey.."
Ceklek
"Nic!! Tadi Zey manggil gue.. Dia sadar kan?? Tapi ko ga buka ya matanya??"
"Tenang, Njell.. Lo tunggu sebentar deh, mungkin dia butuh waktu untuk bisa ngebuka matanya."
Di situ Angellia dan Nicole cuma bisa berdoa agar Zevan segera siuman.
"Njell.."
"Ya... Zey? Gue di sini.. Lo sadar kan?"
Zey pun membuka matanya, dia mengerjap beberapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya lampu yang masuk ke korneanya.
"Nic!! Zey udah sadar Nic.." ucap Angellia memanggil Nicole yang sedang menata buah bawaan mereka.
"Zey.. Lo udah baikan?" lanjut Angell.
"Njell.. Pokoknya lo ga boleh jauh-jauh dari gue!! Gue ga mau lo kenapa-kenapa.. Gue mohon sama lo.."
Angell bingung dia harus ngapain. Jadi dia hanya meng-iya-kan ucapan itu.
"Gue serius Njel, lo harus selalu ada di samping gue."
"Iya Zevan Pratama.. Gue paham.."
"Hai bro!"
"Nicole? Ko lo bisa ada di sini?"
"Dia yang nolongin kita waktu itu Zey," jelas Angell.
"Lo udah kenal Nicole, Njel?" tanya Zey.
"Iya.."
"Ya udah kalo gitu lo harus selalu ada di samping gue atau ngga Nicole."
"Nic! Gue percayain keselamatan dia sama lo ya?" lanjutnya.
"Siap!!"
- - - - - - - - - - - - - - -
Hai! Gue bawa lanjutannya nih.. Jangan lupa voment ya!! See ya next part, salam manis dari author 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart's Only For You
Ficção AdolescenteAngellia Vanesya adalah seorang gadis SMA yang dikenal berprestasi dan selalu membanggakan sekolahnya. Namun, tanpa ia sadari ada seseorang yang mengaguminya secara diam-diam. Orang itu mengidap penyakit kanker stadium akhir dan mengagumi Angellia y...