06

1K 37 1
                                    

Surat Rahasia

Hari itu adalah hari pertama aku melakukan kegiatan belajar di SMA. Aku sudah duduk di bangku kelas, karena memang sekarang sudah pukul 06.55 . Teman sebangkuku, namanya Nina. Dia perempuan yang berhijab dia juga yang paling sholehah di antara aku,Dian dan Indah. Aku ingin seperti Nina, memakai hijab. Tapi entah kapan, aku belum mendapatkan hidayah. Doa kan saja.

Aku duduk di barisan bangku kedua, Indah dan Dian duduk di barisan bangku di belakangku.

“Kei, kamu udah tau nama cowo itu?” lagi-lagi Dian heboh menanyakan laki-laki itu. Vanda maksudku.

“Udah, Di. Kemarin”

“Yeeay, siapa siapa namanya?” Dian memang selalu heboh.

“Ih, heboh banget sih lo” Indah mengomentari kehebohan Dian. Memang selalu begitu mereka berdua tuh.

“Namanya Vanda”

“Vanda ? Vandama Alamsyah?” tanya Nina.

“Duh, engga tau deh nama lengkapnya siapa, kamu tau Nin?” tanyaku.

“Yang waktu itu berantem sama ketua osis ya, Kei?” tanya Nina kepadaku.

“Nah iya, Nin itu.  Kamu kenal?” Dian lagi-lagi heboh. Padahalkan aku yang ditanya.

“Nih si Dian gue sumpel juga lama-lama mulutnya. Yang ditanya Keisha, kenapa lo yang jawab sih?” Indah mulai kesal.

“Ih biarin, suka suka gue” kata Dian.

“Iya, aku kenal. Dia teman sekelasku di SMP” lanjut Nina.

“Dia emang jagoan gitu ya, Nin?” tanyaku.

“Iya sih dari SMP emang dia berani ngelawan siapa juga. Tapi bukan yang sok jagoan. Dia cuma ngebela yang lemah” Nina menjelaskan.

“Kalian kok pada kenal sama Vanda?” lanjut Nina.

“Dia yang udah tolongin aku” jawabku.

“Iya. Emang baik sih dia tuh. Tapi ya gitu. Bandelnya bukan main” Nina menjelaskan.

“Ceritain Vanda waktu SMP dong Nin” Pintaku

“Hmm.. Vanda waktu SMP tuh orangnya..” 

“Assalamualaikum” ada guru yang masuk ke kelas. Cerita Nina terpotong.

“Nanti aja deh ya, kalo istirahat” Nina melanjutkan.

“Yaah.. ya udah deh” Aku memelas.

Padahal lagi asik membahas Vanda. Aku juga penasaran, siapa sih dia tuh sebenarnya.

...

Bel istirahat berbunyi.

Aku dan murid lainnya keluar kelas menuju ke kantin. Aku jalan bersama Indah, Dian dan Nina. Aku juga tidak sabar ingin mendengar cerita Nina tentang Vanda.

Saat jalan melawati lorong sekolah. Aku melihat Vanda yang baru saja keluar dari ruang BP. Aku langsung ingin menemuinya.

“Eh. Bentar ya. Aku mau ke sana” Aku meminta izin kepada teman-temanku.

“Kalian duluan aja” lanjutku. Yang langsung sedikit berlari menemui Vanda.

“Kemana Kei ?” tanya Dian. Aku berhenti sebentar.

“Ke situ” Kataku sambil menunjuk ke ruang BP. Vanda masih ada di dekat sana.

“Aku ikut Kei” pinta Dian.

“Udah ih engga usah ikut-ikut” kata Indah sambil menarik tangan Dian untuk pergi ke kantin. Nina hanya tertawa melihat kelakuan Dian dan Indah.

Vanda [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang