Study Tour
Saat kelas 11 SMA, sekolahku mengadakan study tour ke JogJa. Aku sangat senang setiap ingin ke Jogja. Karena banyak orang bilang, disetiap sudut kota Jogja itu romantis.
Aku masih belum punya pacar setelah putus dari Vanda. Vanda juga belum punya pacar. Aku sebenarnya sudah mulai dekat dengan seorang laki-laki, namanya Dery. Aku kenal dengan Dery saat masuk sebagai angota OSIS. Tapi karena yang study tour ke Jogja itu hanya kelas 11 saja, sedangkan Dery kelas 10, jadi di Jogja saat itu aku lebih sering kumpul dengan teman sekelas saja.
Apa Vanda sudah dekat dengan perempuan lain ? Aku tidak tau, dan tidak ingin tau. Untuk hal seperti itu, aku tidak berhak untuk tau.
...
Saat di Jogja, Vanda masih saja membuat masalah. Tengah malam, saat di hotel. Vanda bukannya tidur malah berbuat jail dengan teman-temannya. Dia sengaja mengetuk pintu kamar murid lain, sambil bilang “Selamat malam, saya mau kasih voucher makan”. Suaranya dibuat-buat seperti orang yang sudah dewasa. Aku tau kalau itu Vanda, karena aku juga dijaili oleh dia. Oh iya, waktu itu pembagian voucher makan memang ada, karena kalau ingin makan itu harus menggunakan voucher. Dan pasti semua orang yang diketuk pintunya oleh Vanda akan keluar walaupun sedang ngantuk-ngantuknya. Termasuk guru penjaskes, pak Tohir.
Sekitar jam 11 malam kalau aku tidak salah, setelah Vanda mengetuk pintu kamarku, lalu aku buka dan dia lari ke kamarnya. Dia juga mengetuk pintu kamar pak Tohir. Aku tidak tau Vanda itu sebenarnya mengetahui apa tidak, kalau kamar yang ada di sebelah kamarku itu kamarnya pak Tohir. Dia ketuk, aku mendegar dia bilang “Selamat malam, saya mau kasih voucher makan”. Aku mendengar, pintu kamar pak Tohir terbuka. Dan Vanda bilang “Eh tapi bohong”, lalu terdengar suara langkah kaki berlari, dan suara orang tertawa. Aku tau itu Vanda dan teman-temannya. Tak lama disusul lagi suara langkah kaki berlari, dan ternyata pak Tohir yang berlari mengejar Vanda.
Aku membuka pintu kamar. Teman sekamarku, Indah, Dian, dan Nina langsung heboh ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi, karena memang terlalu berisik malam itu. Teman-temanku dari kamar lain juga keluar karena mungkin penasaran.
Vanda dan teman-temannya sudah masuk ke kamarnya. Pak Tohir masih ada di depan kamar Vanda sambil mengetuk. Bukan mengetuk, lebih tepatnya menggedor.
“KELUAR KALIAN” pak Tohir teriak begitu, jarak dari kamar Vanda dan kamarku hanya berjarak lima pintu, jadi masih bisa terdengar walau dari jauh.
Vanda lalu keluar, ditarik dia oleh pak Tohir dan didorong ke tembok.
Aku mendekat karena aku takut Vanda berkelahi dengan pak Tohir.
“Kamu ngapain ngelakuin hal kaya tadi?” tanya pak Tohir.
“Iseng pak, biar seru aja” jawab Vanda.
“Kamu pikir itu seru? Norak tau engga! Udah malem bukannya tidur malah ganggu orang lain, kalian engga ada kerjaan apa?!”
“Engga ada pak, kalo ada kita juga engga bakal iseng pak, mending kita kerja”
Pak Tohir menampar Vanda, Vanda tertunduk. Teman-teman Vanda seperti ingin menyerang pak Tohir, tapi Vanda menahan mereka. Aku ? aku hanya menyaksikan, karena bingung ingin berbuat apa.
“Engga usah maen tangan pak!” teriak salah satu temannya Vanda. Aku tidak mengenalinya.
“Udah biarin” kata Vanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanda [Completed]
Novela JuvenilHari pertama MOS aku sempat kesiangan, tapi aku rasa itu hari yang cukup beruntung. Karena ada pahlawan tampan yang menolongku. Laki-laki itu tidak pernah mau mengikuti MOS, dia hanya sekedar datang sebentar setelah itu pergi entah kemana. Aku penas...